Manajemen Transportasi

Rabu, 22 Juli 2015 - 10:32 WIB
Manajemen Transportasi
Manajemen Transportasi
A A A
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia urusan mudik 2015 mungkin sudah selesai. Sebagai akibat dari arus mudik adalah arus balik yang tak kalah serunya.

Jika arus mudik umumnya adalah pergerakan manusia dari kota besar menuju kota kecil, sedangkan arus balik kali ini adalah sebaliknya, yaitu dari kota kecil menuju kota besar. Aktivitas kendaraan umum maupun pribadi yang menjelang Lebaran menggeliat begitu besar dan harus beristirahat saat dua hari Lebaran, pada arus balik kali ini pergerakan manusia itu akan kembali menggeliat.

Pertanyaannya, apakah pergerakan manusia pada Lebaran 2015 ini lebih baik dari tahun ke tahun sebelumnya? Secara umum memang jika dilihat tampaknya tak jauh berbeda. Kemacetan dan kepadatan masih saja terjadi baik di jalan raya maupun di terminal dan stasiun atau bahkan di bandara.

Sebenarnya bukan karena manajemen transportasi yang dilakukan pemerintah ini lebih buruk, namun dari tahun ke tahun kemacetan dan kepadatan akan terus terjadi karena memang sekitar 20 juta orang bergerak pada sekitar dua minggu (jelang dan pasca-Lebaran).

Jika dilihat dari manajemen transportasi, mudik 2015 ini tampaknya kita boleh memberikan apresiasi, meski masih ada kekurangan yang patut dibenahi atau bahkan perlu perombakan total. Transportasi kereta api (KA) tampaknya yang paling mengesankan. Calo tiket yang acap terlihat selama arus mudik sudah benar-benar tidak ada. Fenomena ini sudah tampak sejak tiga tahun lalu.

Namun, dari tahun ke tahun, terus menunjukkan peningkatan pelayanan yang baik. Bahkan di stasiun KA untuk kelas ekonomi pun sudah tidak terdengar atau terlihat bagaimana antrean membeli tiket, berebut mencari tempat duduk di KA, bahkan sampai harus masuk melewati jendela, atau bahkan penumpang yang terlantar di stasiun.

Manajemen transportasi di KA mungkin bisa dikatakan lebih baik dibandingkan moda transportasi lain. Jika dibandingkan transportasi darat lain seperti bus, KA tampaknya jauh lebih bagus. Bandingkan stasiun KA dengan terminal, bandingkan sistem penjualan tiket, bandingkan dengan kenyamananpara penumpang. Terminal bus saat ini sepertinya masih menerapkan sistem lama dan masih terkesan menakutkan.

Calo tiket masih berkeliaran yang membuat tak nyaman penumpang, juga sistem penjualan tiket yang masih manual, harga tiket yang dengan gampang dinaikkan semau sendiri oleh perusahaan bus, dan kondisi terminal bus yang masih kumuh. Belum lagi perilaku para pengemudi bus yang jauh dari etika. Mengemudi dalam kondisi mabuk dan mengantuk masih sering dijumpai.

Belum lagi, tingkat kelayakan bus yang masih dipertanyakan. Sepertinya moda transportasi bus harus banyak belajar dari KA. Bagaimana dengan pesawat terbang? Dikatakan jauh lebih baik juga belum, tapi juga tidak bisa dikatakan menurun. Satu peningkatan yang patut diapresiasi adalah nyaris sudah tidak ada calo tiket pesawat di bandara.

Di sisi lain cukup membuat bingung penumpang yang ingin langsung membeli tiket di tempat, namun di sisi lain membuat penumpang lebih praktis karena hampir semua perusahaan maskapai sudah menerapkan sistem online untuk manajemen tiket. Yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah kesiapan bandara.

Seperti kita ketahui, beberapa bandara saat ini kesulitan menampung membeludaknya jumlah penumpang sehingga kenyamanan menjadi berkurang. Jalanan, sebagai penopang angkutan darat, terutama bus dan kendaraan pribadi, tampaknya ada peningkatan dengan beroperasinya tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di Jawa Barat.

Kabar tentang buruknya jalanan di jalur pantai utara (pantura) berkurang karena fokus saat ini tentang bagaimana tol Cipali dalam melayani pemudik. Namun, masih ada pekerjaan rumah yang berat bagi pemerintah dalam membenahi infrastruktur. Tol Trans Jawa yang membentang dari Jakarta hingga Surabaya belum maksimal juga jalur selatan Jawa yang belum mendapat sentuhan dari pemerintah pusat.

Begitu juga yang semestinya tidak dianaktirikan pemerintah adalah infrastruktur di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Akankah manajemen transportasi tahun depan lebih baik, salah satu tolok ukurnya memang saat mudik Lebaran tahun depan.
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7049 seconds (0.1#10.140)