Publik Wajib Tahu Track Record Capim KPK
A
A
A
JAKARTA - Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK) didesak mengumumkan latar belakang sejumlah calon yang sudah dinyatakan lolos dalam tahap seleksi administrasi.
Langkah ini diperlukan agar masyarakat bisa mengetahui siapasiapa saja capim KPK yang telah lolos dan bisa memberikan masukan terkait rekam jejak calon kepada pansel. ”Jangan sampai pimpinan KPK ini seperti membeli kucing dalam karung. Kalau CV (curriculumvitae ) tidak bisa dibuka, paling tidak pengalaman bisa dibuka.
Tracking pun harus menjelaskan kriterianya seperti apa. Dari harapan itu kita bisa lihat track record capim,” ungkap Koordinator Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) FebriHendri saat menjadipembicara dalam diskusi ”Pentingnya Rekam Jejak Calon Pimpinan KPK” di Restoran Dua Nyonya, Cikini, Jakarta, kemarin.
Febri Hendri memandang tidak semua capim KPK yang lolos tahap administrasi memiliki rekam jejak dan kualitas yang baik. Sebab, bukan tidak mungkin justru para jobseeker (pencari kerja) yang banyak ditemukan dalam daftar capim tersebut. Bahkan, bisa saja ada pihak yang ingin melakukan penyerangan terhadap KPK melalui seleksi tersebut. Atas dasar itu, sangat penting bagi Pansel Capim KPK mencermati setiap rekam jejak yang diberikan baik itu dari lembaga terkait maupun masyarakat.
Menurut dia, dari rekam jejak tersebut akan tercermin dalam sosok calon pemimpin yang memang dibutuhkan KPK. Dalam hal ini, dirinya melihat pimpinan KPK harus memiliki keberanian dan mental yang kuat, di samping sifat independen. Apalagi, dalam menghadapi kasus korupsi yang melibatkan DPR dan penegak hukum. ”Apakah calon selama ini ada digaris depan pemberantasan korupsi?. Berharap pimpinan KPK kedepan adalah orang yang berani punya terobosan,” ungkap Febri.
Selain itu, Febrimengungkapkan, dalam melakukan tracking pasti akan menemukan sisi positif dan negatif dari masing-masing calon. Untuk itu, dalam melakukan tracking , pihaknya akan melakukan pengecekan, verifikasi, dan validasi. Bahkan, ICW tidak akan segan menelusuri rekam jejak calon sampai soal ranjang (asmara), selain penelusuran adanya sanksi pelanggaran.
Bukan tanpa sebab pihaknya akan menelusuri hal tersebut, karenamasalah ranjang akan berpengaruh pada kinerjanya sebagai pimpinan KPK termasuk serangan di kemudian hari. ”Kami punya standar investigasi. Informasi yang diperoleh kita cek, lalu verifikasi dan validasi sehingga, ketika ada info yang masuk, akan dikroscek kembali,” paparnya.
Sedangkan Panse lCapim KPK menandaskan akan mengutamakan penelusuran rekam jejak (track record ) yang diberikan berbagai pihak dalam mengevaluasi dan menilai para calon. Sebab, pansel mengakui tidak mungkin melakukan tracking sendiri tanpa adanya informasi tambahan dari pihakluar.
”Masalah tracking , menelusuri rekam jejak capim KPK sangat penting dan tidak mungkin kami sendiri melakukannya. Kami membutuhkan masyarakat, media, dan civil society organization (CSO) karena mereka memiliki jaringan di lapangan,” ungkap anggota Pansel Capim KPK Natalia Subagyo.
Diketahui, Pansel Capim KPK telah mengumumkan 194 nama yang lolos seleksi administrasi. Jumlah ini merupakan hasil seleksi dari 611 pendaftar yang masuk ke pansel. Ke-194 capim ini berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti 46 orang berprofesi sebagai advokat dan konsultan hukum, 31 orang berasal dari swasta dan BUMN, 28 orang dosen, 23 penegak hukum, 10 orang auditor, dan 4 orang dari KPK.
Nurul adriyana
Langkah ini diperlukan agar masyarakat bisa mengetahui siapasiapa saja capim KPK yang telah lolos dan bisa memberikan masukan terkait rekam jejak calon kepada pansel. ”Jangan sampai pimpinan KPK ini seperti membeli kucing dalam karung. Kalau CV (curriculumvitae ) tidak bisa dibuka, paling tidak pengalaman bisa dibuka.
Tracking pun harus menjelaskan kriterianya seperti apa. Dari harapan itu kita bisa lihat track record capim,” ungkap Koordinator Divisi Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) FebriHendri saat menjadipembicara dalam diskusi ”Pentingnya Rekam Jejak Calon Pimpinan KPK” di Restoran Dua Nyonya, Cikini, Jakarta, kemarin.
Febri Hendri memandang tidak semua capim KPK yang lolos tahap administrasi memiliki rekam jejak dan kualitas yang baik. Sebab, bukan tidak mungkin justru para jobseeker (pencari kerja) yang banyak ditemukan dalam daftar capim tersebut. Bahkan, bisa saja ada pihak yang ingin melakukan penyerangan terhadap KPK melalui seleksi tersebut. Atas dasar itu, sangat penting bagi Pansel Capim KPK mencermati setiap rekam jejak yang diberikan baik itu dari lembaga terkait maupun masyarakat.
Menurut dia, dari rekam jejak tersebut akan tercermin dalam sosok calon pemimpin yang memang dibutuhkan KPK. Dalam hal ini, dirinya melihat pimpinan KPK harus memiliki keberanian dan mental yang kuat, di samping sifat independen. Apalagi, dalam menghadapi kasus korupsi yang melibatkan DPR dan penegak hukum. ”Apakah calon selama ini ada digaris depan pemberantasan korupsi?. Berharap pimpinan KPK kedepan adalah orang yang berani punya terobosan,” ungkap Febri.
Selain itu, Febrimengungkapkan, dalam melakukan tracking pasti akan menemukan sisi positif dan negatif dari masing-masing calon. Untuk itu, dalam melakukan tracking , pihaknya akan melakukan pengecekan, verifikasi, dan validasi. Bahkan, ICW tidak akan segan menelusuri rekam jejak calon sampai soal ranjang (asmara), selain penelusuran adanya sanksi pelanggaran.
Bukan tanpa sebab pihaknya akan menelusuri hal tersebut, karenamasalah ranjang akan berpengaruh pada kinerjanya sebagai pimpinan KPK termasuk serangan di kemudian hari. ”Kami punya standar investigasi. Informasi yang diperoleh kita cek, lalu verifikasi dan validasi sehingga, ketika ada info yang masuk, akan dikroscek kembali,” paparnya.
Sedangkan Panse lCapim KPK menandaskan akan mengutamakan penelusuran rekam jejak (track record ) yang diberikan berbagai pihak dalam mengevaluasi dan menilai para calon. Sebab, pansel mengakui tidak mungkin melakukan tracking sendiri tanpa adanya informasi tambahan dari pihakluar.
”Masalah tracking , menelusuri rekam jejak capim KPK sangat penting dan tidak mungkin kami sendiri melakukannya. Kami membutuhkan masyarakat, media, dan civil society organization (CSO) karena mereka memiliki jaringan di lapangan,” ungkap anggota Pansel Capim KPK Natalia Subagyo.
Diketahui, Pansel Capim KPK telah mengumumkan 194 nama yang lolos seleksi administrasi. Jumlah ini merupakan hasil seleksi dari 611 pendaftar yang masuk ke pansel. Ke-194 capim ini berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti 46 orang berprofesi sebagai advokat dan konsultan hukum, 31 orang berasal dari swasta dan BUMN, 28 orang dosen, 23 penegak hukum, 10 orang auditor, dan 4 orang dari KPK.
Nurul adriyana
(ftr)