Motor Penggerak
A
A
A
Baru-baru ini Indonesia baru saja menobatkan jalan tol Cikopo- Palimanan (Cipali) sebagai jalan tol terpanjangnya saat ini.
Ketersediaan infrastruktur yang baik akan berimbas pada biaya distribusi barang dan jasa murah maka akan berujung pada harga-harga barang dan jasa menjadi murah pula baik bagi komoditi sektor pertanian, maupun komoditi sembilan sektor lainnya. Maka tentu saja hal ini membuat barang dan jasa tersebut kompetitif di pasaran yang pada ujungnya adalah kenaikan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Bila suatu negara ingin maju maka bangunlah jalan. Adapun suatu studi komparatif pembangunan jalan di beberapa negara yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi yaitu China, yang kita tahu bahwa produknya telah mendunia. Sedikit menilik sejarah yaitu pada masa Deng Xiao Ping sebagai pemimpin legendaris China.
Pada masanya, Deng bereksperimen di sektor industri dengan membentuk Special Economic Zones (SEZs), suatu wilayah terbatas di mana pemerintah China menetapkan pajak yang rendah dan mendorong pertumbuhan ekspor. Pemerintah China menyadaribahwauntukmembuka lapangan pekerjaan, negara membutuhkan berbagai bangunan modern seperti jalan tol.
Dan sampai saat ini China terus membangun infrastruktur guna mendukung usaha bisnis yang terintegrasi, sehingga ujungnya adalah kesejahteraan masyarakat. Hal ini senada dengan fakta yang ada, yaitu sejak 1980, China berhasil mengurangi tingkat kemiskinan sebesar 75% di negara berkembang, termasuk lebih dari 400 juta rakyat China itu sendiri.
Dalam kurun waktu seperempat abad, jumlah masyarakat sangat miskin yang tinggal di daerah pedesaan China juga menurun dari 250 juta menjadi hanya 26 juta. Dari hal di atas, tentu saja kita bisa belajar dari China bahwa infrastrukturlah motor penggerak pembangunan.
Alfianisa Tongato
Mahasiswi Jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen; dan aktivis HMI
Ketersediaan infrastruktur yang baik akan berimbas pada biaya distribusi barang dan jasa murah maka akan berujung pada harga-harga barang dan jasa menjadi murah pula baik bagi komoditi sektor pertanian, maupun komoditi sembilan sektor lainnya. Maka tentu saja hal ini membuat barang dan jasa tersebut kompetitif di pasaran yang pada ujungnya adalah kenaikan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Bila suatu negara ingin maju maka bangunlah jalan. Adapun suatu studi komparatif pembangunan jalan di beberapa negara yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi yaitu China, yang kita tahu bahwa produknya telah mendunia. Sedikit menilik sejarah yaitu pada masa Deng Xiao Ping sebagai pemimpin legendaris China.
Pada masanya, Deng bereksperimen di sektor industri dengan membentuk Special Economic Zones (SEZs), suatu wilayah terbatas di mana pemerintah China menetapkan pajak yang rendah dan mendorong pertumbuhan ekspor. Pemerintah China menyadaribahwauntukmembuka lapangan pekerjaan, negara membutuhkan berbagai bangunan modern seperti jalan tol.
Dan sampai saat ini China terus membangun infrastruktur guna mendukung usaha bisnis yang terintegrasi, sehingga ujungnya adalah kesejahteraan masyarakat. Hal ini senada dengan fakta yang ada, yaitu sejak 1980, China berhasil mengurangi tingkat kemiskinan sebesar 75% di negara berkembang, termasuk lebih dari 400 juta rakyat China itu sendiri.
Dalam kurun waktu seperempat abad, jumlah masyarakat sangat miskin yang tinggal di daerah pedesaan China juga menurun dari 250 juta menjadi hanya 26 juta. Dari hal di atas, tentu saja kita bisa belajar dari China bahwa infrastrukturlah motor penggerak pembangunan.
Alfianisa Tongato
Mahasiswi Jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen; dan aktivis HMI
(ftr)