Robot Penjelajah Komet Kembali Aktif

Minggu, 21 Juni 2015 - 10:31 WIB
Robot Penjelajah Komet...
Robot Penjelajah Komet Kembali Aktif
A A A
Para peneliti Eropa akan melakukan manuver berisiko agar satelit Rosetta mendekati komet 67P/Churyumov-Gerasimenko yang diamatinya. Dengan demikian, Rosetta dapat berkomunikasi dengan robot penjelajah yang telah ada di permukaan komet dan memulai eksperimen yang dapat membuka sejumlah rahasia alam semesta.

Robot penjelajah yang disebut Philae itu mengejutkan para peneliti pada akhir pekan lalu dengan aktif dan mengirim sinyal ke bumi. Philae mendarat di komet pada 12 November 2014 setelah 10 tahun perjalanan menempel di pesawat antariksa Rosetta yang kini mengorbit di komet tersebut.

Pendaratan Philae cukup menegangkan karena laboratorium mini itu berguncang beberapa kali di permukaan komet yang tidak rata hingga akhirnya berhenti di cekungan yang relatif gelap, menghalangi sinar matahari mengisi ulang baterai robot penjelajah tersebut. Pendaratan bersejarah Philae di komet itu pada November lalu sempat membuat cemas para peneliti karena posisi pendaratannya tidak sesuai rencana lokasi yang telah ditentukan.

Philae justru mendarat di lokasi yang kurang terang untuk menenagai panel suryanya. Dengan komet yang semakin mendekat ke matahari, para peneliti berharap Philae mampu mengumpulkan cukup energi surya untuk kembali menjalankan berbagai eksperimen yang telah diprogram para peneliti. Philae memiliki cadangan tenaga listrik untuk mengirim data ke Bumi dari sekitar 60 jam tes yang dilakukan dengan delapan dari 10 instrumen, sebelum mencapai mode standby pada 15 November lalu.

Energi robot seukuran mesin cuci itu kembali terisi saat komet mendekati matahari pada kecepatan 31 kilometer per detik. Kontak awal selama 85 detik pada Sabtu (13/6) itu diikuti komunikasi empat menit pada Minggu (14/6), dengan Philae mengirim data melalui Rosetta. Setelah itu, tidak ada kontak lagi, tapi tim menjelaskan hal ini telah diperkirakan.

”Kita memiliki lebih banyak data yang masih menunggu kita di memori massa, jadi diharapkan pada komunikasi selanjutnya kita akan mendapat lebih banyak data,” ujar Barbara Cozzoni, insinyur di Pusat Antariksa Jerman (DLR). Cozzoni menjelaskan, informasi yang diterima sejauh ini menjelaskan tentang kondisi Philae yang sehat. ”Suhu internal robot penjelajah sangat bagus, robot hangat. Panel surya kita mengumpulkan energi.

Mereka bekerja sesuai harapan,” tuturnya. Untuk mampu menerima data, Rosetta harus lebih mendekati komet ke orbit sekitar 180 kilometer dari permukaan komet. Adapun, saat ini, Rosetta masih pada ketinggian 220-240 kilometer dari permukaan komet. Upaya lebih mendekati komet itu merupakan manuver berisiko karena komet itu mendekati titik terdekat orbitnya terhadap matahari pada 13 Agustus dan akan menyemburkan debu yang dapat menghalangi peralatan Rosetta yang digunakan untuk navigasi.

”Komet itu merupakan objek yang sangat aktif saat itu, ini seperti kalau Anda membayangkan mengendarai mobil Anda melalui badai salju,” kata Elsa Montagnon, deputi direktur penerbangan di Badan Antariksa Eropa (ESA) di Paris Air Show pekan ini, dikutip kantor berita Reuters . ”Kami menilai akan aman tapi setelah kami melihat aktivitas yang terjadi kami mungkin perlu mengundurnya lagi,” ujarnya. Para peneliti berharap sampel yang dibor dari komet itu oleh Philae akan membuka sejumlah detail tentang bagaimana planet-planet dan bahkan kehidupan berevolusi.

Batu dan es yang membentuk komet-komet mengandung molekul-molekul organik kuno seperti kapsul waktu. ”Rencananya, para peneliti memulai dengan sejumlah eksperimen yang tidak terlalu berisiko seperti menggunakan sejumlah instrumen untuk mengendus atmosfer sebelum menggerakkan robot penjelajah dan mengebor permukaan komet untuk menganalisis sampel yang diperkirakan dilakukan beberapa bulan mendatang, bukan beberapa pekan mendatang,” kata Philippe Gaudron, manajer proyek Philae.

Kepala Peneliti Philae Jean-Pierre Bibring menjelaskan, ada keuntungan Philae mendarat di lokasi yang berbeda dari target peneliti atau di area bayangan. ”Apabila Philae mendarat di lokasi yang seharusnya, robot penjelajah justru tidak dapat beroperasi saat ini karena suhu di sekelilingnya terlalu tinggi bagi sistemnya untuk bekerja,” ujarnya. ”Terima kasih pada bayangan, kita sekarang memiliki kemampuan untuk menyala dan memiliki aktivitas sangat jangka panjang.

Sekarang kita di posisi tidak hanya untuk menyala tapi juga memperpanjang penelitian yang mungkin melebihi perkiraan kita,” ujarnya. Pendanaan untuk proyek Rosetta aman hingga akhir tahun, tapi tim telah meminta perpanjangan hingga September 2016 sehingga peneliti dapat membuat Rosetta mengelilingi komet, mengambil sejumlah foto, hingga akhirnya bertabrakan dengannya.

Berbagai eksperimen yang telah menunggu untuk dilakukan Philae ialah mengaktifkan instrumen penganalisa medan magnet yang disebut Romap, pengukur suhu Mupus dan Sesame yang mengukur permukaan komet menggunakan gelombang suara. ”Instrumen- instrumen itu hanya mengonsumsi sedikit listrik dan mereka tidak perlu bergerak,” papar Gaudon.

Gerakan apa pun dapat mengubah posisi Philae yang saat ini berdiri di tonjolan batu, hanya dua dari tiga kakinya yang menyentuh permukaan komet. Instrumen selanjutnya yang akan dilibatkan ialah kamera-kamera resolusi tinggi, Civa dan Rolis, kemudian Cosac dan Ptolemy yang menganalisa gas dan debu.

”Aktivitas terakhir yang paling berisiko karena spektrometer sinar X APXS yang terpasang di Philae harus mendekati permukaan komet dan SD2 mengebor permukaannya. Jika semua berjalan lancar, kita akan mampu mengambil sampel, menguji sampel, melihat sampel dengan Civa dan menganalisa sampel.

Ini sesuatu yang kami harap dapat dilakukan pada beberapa pekan mendatang, atau bulan depan,” ujar Gaudon. Comet terbentuk dari gas, es, dan debu yang membeku dari proses pembentukan Tata Surya sekitar 4,6 miliar tahun lalu. Memahami susunan yang membentuk komet itu dapat memberi pemahaman tentang bagaimana kehidupan di Bumi mulai terjadi. Satu teori menyatakan, kometkomet menabrak planet kita yang masih baru, menyediakan air dan kimia penting pembentuk awal kehidupan.

Syarifudin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8520 seconds (0.1#10.140)