Pasar Tumpah Jadi Objek Pengamanan
A
A
A
JAKARTA – Pasar tumpah selalu bermunculan setiap Ramadan datang. Makanan berbuka menjadi sajian utama di pasar dadakan tersebut. Saat ini tercatat ada 16 pasar tumpah yang muncul selama Ramadan di DKI Jakarta.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Risyapudin mengatakan, banyaknya pedagang dan antrean warga yang membeli makanan berbuka puasa di lokasi pasar tumpah ini kerap menimbulkan kemacetan. Menurutnya, pasar tumpah memang menjadi salah satu objek pengamanan selama puasa. ”Pasar tumpah ini memang menjadi salah satu perhatian kita karena menimbulkan kemacetan.
Untuk pengamanan dan pengaturan lalu lintasnya dilakukan satuan lalu lintas wilayah masing-masing,” katanya. Pihaknya tidak bisa melakukan pelarangan terhadap warga yang mengais rezeki dari pasar tumpah. ”Karena itu kan sebetulnya kewenangan Pemprov DKI Jakarta untuk mengatur dan menertibkan PKL,” imbuhnya. Namun, menurutnya, akan lebih baik jika di lokasi pasar tumpah disediakan tempat parkir yang memadai.
Banyaknya kendaraan yang parkir di pinggir jalan kerap menimbulkan kemacetan arus lalu lintas. ”Belum lagi banyaknya warga yang berlalu lalang di pasar tumpah ini tentunya pengendara yang melintas harus melambatkan lajunya,” tuturnya. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal mengingatkan masyarakat untuk tidak berjualan petasan dan sejenisnya.
Polisi akan menindak tegas para pedagang tetap membandel. ”Untuk menjaga ketertiban dan kelancaran selama berpuasa dan untuk menghormati kaum muslim yang beribadah puasa,” tegasnya. Dia menuturkan, pihaknya akan melakukan upaya preemtif, preventif, hingga represif untuk menindak pelaku pedagang petasan. ”Tentu kita gelar razia di masing-masing wilayah.
Petasan, mercon, itu tidak boleh diperdagangkan. Kembang api pun ada batasan ukurannya,” ucapnya. Home industry petasan dan merconilegaljugamenjadisasaran razia. ”Apalagi kalau memproduksi petasan itu harus ada izinnya karena ini kan termasuk bahan yang bisa meledak,” katanya. Selain itu, polisi juga akan merazia pedagang minuman keras ilegal.
Makanan Berformalin Marak Beredar
Sementara itu, hampir seluruh pasar di Depok belum terbebas dari makanan berformalin. Dari sembilan pasar yang ada, kuat dugaan seluruhnya masih beredar makanan berformalin. Mulai dari tahu, lontong, dan kerupuk. Makanan itu dijual bebas di pasar dan banyak dikonsumsi warga. Hasil temuan terakhir ditemukan 50 kilogram tahu formalin dari sebuah pabrik tahu di wilayah Tapos, Depok.
Selain formalin petugas gabungan yang melakukan sidak juga menemukan cairan kental dengan bau menyengat di lokasi pabrik. Setelah dilakukan tes, semua jenis bahan kimia itu berubah warna menjadi ungu. ”Indikasinya formalin. Tapi untuk detailnya harus dibawa ke laboratorium,” kata Kasie Pengawasan Obat dan Makanan Dinas Kesehatan Kota Depok Sih Mahayanti.
Bahan kimia itu digunakan sebagai campuran dalam pembuatan tahu sehingga menjadi lebih awet. Tahu dari pabrik itu disebar ke sejumlah wilayah, baik di Depok maupun daerah lainnya. ”Hanya ditemukan penjaga pabrik karena sudah tidak beroperasi selama dua minggu. Katanya pemiliknya sedang di Bekasi,” ungkapnya. Sih menuturkan, pihaknya selalu melakukan pemantauan di sejumlah pasar di Depok.
Caranya dengan mengambil sampel makanan yang dijual. Dia mengakui hingga saat ini pasar yang ada di Depok belum steril dari makanan berformalin. ”Misalnya di Pasar Sukatani dan Pasar Agung. Kebanyakan tahu, lontong yang memakai boraks dan kerupuk,” ungkapnya. Kasat Narkoba Polresta Depok Kompok Vivick Tjangkung menambahkan, hingga saat ini pihaknya masih memburu pemilik pabrik tahu di Tapos. Barang bukti 50 kilogram tahu berformalin sudah disita.
”Kami juga menemukan sisa-sisa pembuatantahudiatasmeja dalampabrik yang juga diduga mengandung formalin,” katanya. Selama Ramadan, Vivick menjelaskan, pihaknya akan memantau peredaran bahan makanan yang mengandung zat berbahaya atau sudah kedaluwarsa, namun tetap dijual kepada masyarakat luas. ”Pemantauan dilakukan bersama Dinas Kesehatan,” tandasnya.
Di bagian lain, Pemkot Bekasi mengimbau masyarakat agar menyalurkan amal melalui lembaga resmi, bukan di jalan-jalan. Pasalnya saat ini wilayah mitra DKI Jakarta sudah diserbu ratusan pengemis. Kasubbag Perencanaan Dinas Sosial Kota Bekasi Dalfi Handri menuturkan, saat Ramadan banyak pengemis musiman bermunculan di wilayah Bekasi. Merekamemadatisejumlahtempat ibadah dan turun ke jalan raya untuk meminta-minta.
”Kami akan segera menertibkan dalam waktu dekat ini,” ujarnya. Dalfi menerangkan, para pengemis musiman itu diduga sengaja menyerbu Kota Bekasi karena saking ketatnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya. ”Datangnya juga kami enggak tahu, tiba-tiba banyak bertebaran di jalanan Bekasi,” ungkapnya.
Para pengemis musiman bermunculan di sekitar lampu merah Jalan Ahmad Yani, Cut Mutia, Joyo Martono, Juanda, Sudirman, dan jalan protokopl lainnya. Termasuk sejumlah tempat ibadah.
Helmi syarif/ r ratna purnama/ abdullah m surjaya
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Risyapudin mengatakan, banyaknya pedagang dan antrean warga yang membeli makanan berbuka puasa di lokasi pasar tumpah ini kerap menimbulkan kemacetan. Menurutnya, pasar tumpah memang menjadi salah satu objek pengamanan selama puasa. ”Pasar tumpah ini memang menjadi salah satu perhatian kita karena menimbulkan kemacetan.
Untuk pengamanan dan pengaturan lalu lintasnya dilakukan satuan lalu lintas wilayah masing-masing,” katanya. Pihaknya tidak bisa melakukan pelarangan terhadap warga yang mengais rezeki dari pasar tumpah. ”Karena itu kan sebetulnya kewenangan Pemprov DKI Jakarta untuk mengatur dan menertibkan PKL,” imbuhnya. Namun, menurutnya, akan lebih baik jika di lokasi pasar tumpah disediakan tempat parkir yang memadai.
Banyaknya kendaraan yang parkir di pinggir jalan kerap menimbulkan kemacetan arus lalu lintas. ”Belum lagi banyaknya warga yang berlalu lalang di pasar tumpah ini tentunya pengendara yang melintas harus melambatkan lajunya,” tuturnya. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal mengingatkan masyarakat untuk tidak berjualan petasan dan sejenisnya.
Polisi akan menindak tegas para pedagang tetap membandel. ”Untuk menjaga ketertiban dan kelancaran selama berpuasa dan untuk menghormati kaum muslim yang beribadah puasa,” tegasnya. Dia menuturkan, pihaknya akan melakukan upaya preemtif, preventif, hingga represif untuk menindak pelaku pedagang petasan. ”Tentu kita gelar razia di masing-masing wilayah.
Petasan, mercon, itu tidak boleh diperdagangkan. Kembang api pun ada batasan ukurannya,” ucapnya. Home industry petasan dan merconilegaljugamenjadisasaran razia. ”Apalagi kalau memproduksi petasan itu harus ada izinnya karena ini kan termasuk bahan yang bisa meledak,” katanya. Selain itu, polisi juga akan merazia pedagang minuman keras ilegal.
Makanan Berformalin Marak Beredar
Sementara itu, hampir seluruh pasar di Depok belum terbebas dari makanan berformalin. Dari sembilan pasar yang ada, kuat dugaan seluruhnya masih beredar makanan berformalin. Mulai dari tahu, lontong, dan kerupuk. Makanan itu dijual bebas di pasar dan banyak dikonsumsi warga. Hasil temuan terakhir ditemukan 50 kilogram tahu formalin dari sebuah pabrik tahu di wilayah Tapos, Depok.
Selain formalin petugas gabungan yang melakukan sidak juga menemukan cairan kental dengan bau menyengat di lokasi pabrik. Setelah dilakukan tes, semua jenis bahan kimia itu berubah warna menjadi ungu. ”Indikasinya formalin. Tapi untuk detailnya harus dibawa ke laboratorium,” kata Kasie Pengawasan Obat dan Makanan Dinas Kesehatan Kota Depok Sih Mahayanti.
Bahan kimia itu digunakan sebagai campuran dalam pembuatan tahu sehingga menjadi lebih awet. Tahu dari pabrik itu disebar ke sejumlah wilayah, baik di Depok maupun daerah lainnya. ”Hanya ditemukan penjaga pabrik karena sudah tidak beroperasi selama dua minggu. Katanya pemiliknya sedang di Bekasi,” ungkapnya. Sih menuturkan, pihaknya selalu melakukan pemantauan di sejumlah pasar di Depok.
Caranya dengan mengambil sampel makanan yang dijual. Dia mengakui hingga saat ini pasar yang ada di Depok belum steril dari makanan berformalin. ”Misalnya di Pasar Sukatani dan Pasar Agung. Kebanyakan tahu, lontong yang memakai boraks dan kerupuk,” ungkapnya. Kasat Narkoba Polresta Depok Kompok Vivick Tjangkung menambahkan, hingga saat ini pihaknya masih memburu pemilik pabrik tahu di Tapos. Barang bukti 50 kilogram tahu berformalin sudah disita.
”Kami juga menemukan sisa-sisa pembuatantahudiatasmeja dalampabrik yang juga diduga mengandung formalin,” katanya. Selama Ramadan, Vivick menjelaskan, pihaknya akan memantau peredaran bahan makanan yang mengandung zat berbahaya atau sudah kedaluwarsa, namun tetap dijual kepada masyarakat luas. ”Pemantauan dilakukan bersama Dinas Kesehatan,” tandasnya.
Di bagian lain, Pemkot Bekasi mengimbau masyarakat agar menyalurkan amal melalui lembaga resmi, bukan di jalan-jalan. Pasalnya saat ini wilayah mitra DKI Jakarta sudah diserbu ratusan pengemis. Kasubbag Perencanaan Dinas Sosial Kota Bekasi Dalfi Handri menuturkan, saat Ramadan banyak pengemis musiman bermunculan di wilayah Bekasi. Merekamemadatisejumlahtempat ibadah dan turun ke jalan raya untuk meminta-minta.
”Kami akan segera menertibkan dalam waktu dekat ini,” ujarnya. Dalfi menerangkan, para pengemis musiman itu diduga sengaja menyerbu Kota Bekasi karena saking ketatnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya. ”Datangnya juga kami enggak tahu, tiba-tiba banyak bertebaran di jalanan Bekasi,” ungkapnya.
Para pengemis musiman bermunculan di sekitar lampu merah Jalan Ahmad Yani, Cut Mutia, Joyo Martono, Juanda, Sudirman, dan jalan protokopl lainnya. Termasuk sejumlah tempat ibadah.
Helmi syarif/ r ratna purnama/ abdullah m surjaya
(bbg)