Buah Kompetisi

Rabu, 17 Juni 2015 - 08:10 WIB
Buah Kompetisi
Buah Kompetisi
A A A
Selalu ada pertanyaan, kenapa prestasi olahraga Indonesia tidak bagus? Bahkan untuk bersaing di kawasan Asia Tenggara pada ajang SEA Games 2015, Indonesia harus kalah dengan Thailand, Singapura, Vietnam, dan Malaysia.

Indonesia harus finis kelima dan capaian ini terburuk sejak 2005. Namun, tak semua cabang olahraga sepi prestasi. Salah satu cabang olahraga yang memiliki masa depan cerah adalah bulutangkis yang mampu meraih tiga emas atau melampaui yang ditargetkan yaitu dua emas. Begitu juga dengan bola basket baik putra maupun putri. Tim bola basket putri bahkan mampu meraih perak, prestasi yang langka karena terakhir mendapat medali perak pada 1991.

Begitu juga dengan bola basket putra yang meski kalah dengan tim kuat Asia Tenggara, Filipina, di final. Penampilan mereka mampu bersaing ketat, padahal pada laga-laga sebelumnya tim kita selalu kalah mudah. Kondisi ini berbeda dengan sepak bola Indonesia. Setelah kalah dari Thailand di babak semifinal dengan skor mencolok yaitu 0-5, pada perebutan medali perunggu pun, Manahati Lestusen dkk harus mengakui kekuatan Vietnam dengan kalah telak 0-5.

Lagi-lagi, Indonesia yang mempunyai mimpi meraih medali emas di ajang olahraga se-Asia Tenggara harus gigit jari. Pada SEA Games 2015 ini memang cukup memprihatinkan karena harus kalah cukup telak dari Thailand dan Vietnam. Lagi-lagi, muncul pertanyaan kenapa sepak bola atau prestasi olahraga kita tidak kunjung membaik? Sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut karena banyak faktor yang memengaruhi prestasi olahraga.

Namun, ada satu faktor penting yang sangat memengaruhi prestasi olahraga Indonesia yaitu kompetisi. Ya, kompetisi akan sangat memengaruhi sebuah prestasi olahraga sebuah bangsa. Semakin bagus kompetisi olahraga di sebuah negara, prestasi olahraga kemungkinan besar akan bagus. Contoh sederhana adalah bulutangkis dan basket. Di Tanah Air dua cabang olahraga ini mempunya kompetisi yang berjalan cukup baik, jauh dari kontroversi.

Meski dengan fasilitas yang masih terhitung minim, kompetisi badminton dan bola basket berjalan dengan baik. Badminton pada 2015 terdapat 15 turnamen sesuai catatan PBSI. Sedangkan bola basket dengan National Basket League (NBL) yang semakin berjalan profesional. Di sisi lain, sepak bola masih diselubungi dengan kompetisi yang masih penuh kontroversi.

Kisruh tentang pembayaran pemain, ada sepak bola ”gajah”, konflik antarsuporter, klub-klub yang sulit melepas pemainnya ke timnas, hingga pelaksanaan pemusatan latihan minim yang selalu menjadi keluhan pelatih maupun pemain. Belum lagi kisruh yang sering muncul di kepengurusan federasi dengan pemerintah yang membuat kompetisi sepak bola tidak berjalan dengan baik dan sehat. Hasilnya, sepak bola gagal berprestasi seperti harapan kita semua.

Kompetisi atau turnamen yang baik dan sehat telah membuktikan akan memicu prestasi olahraga di kancah internasional. Dengan kompetisi yang baik, klub-klub olahraga akan melakukan pembinaan dengan baik. Pembinaan baik usia dini maupun kurikulum pelatihan yang bertujuan untuk mencapai prestasi. Ketika ada kompetisi yang baik dan sehat, ada dinamika yang positif dalam sebuah cabang olahraga. Hasilnya, prestasi di tingkat internasional akan lebih mudah dicapai.

Apalagi jika pemerintah memberikan pendampingan hingga memberikan dukungan baik materiil maupun nonmateriil, prestasi olahraga Tanah Air akan semakin baik. Kita yakin semua stakeholder olahraga di Tanah Air mengetahui hal ini. Hanya, bagaimana melaksanakan memang membutuhkan sebuah usaha yang keras karena dalam pelaksanaan terkadang ada kepentingan-kepentingan lain yang bisa mengganggu proses ini. Kunci sebuah prestasi olahraga adalah kompetisi yang baik dan sehat.

Dengan kompetisi yang baik dan sehat, akan ada pembinaan yang baik. Dengan pembinaan yang baik, pasti akan ditopang dengan manajemen dan fasilitas yang memenuhi standar untuk menunjangnya. Dengan cara-cara seperti itu, prestasi olahraga Indonesia tidak hanya akan berjaya di Asia Tenggara, tapi juga Asia, bahkan dunia. Semoga.
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0905 seconds (0.1#10.140)