Tujuh Santri Tergulung Ombak, Satu Tewas
A
A
A
BANTUL - Tujuh wisatawan asal Tasikmalaya, Jawa Barat, tergulung ombak Pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, kemarin sore.
Enam orang berhasil diselamatkan petugas SAR, sementara satu orang lainnya tenggelam dan ditemukan meninggal. Petugas SAR Pantai Parangtritis Muhammad Arif Nugroho mengatakan, kemarin siang sekitar pukul 14.30 WIB datang rombongan 46 santri dari Pondok Pesantren Ihya Assunah, Tasikmalaya, untuk berwisata pantai dalam liburan sekolah kali ini.
Para santri yang didampingi empat instruktur itu pun langsung bermain air. ”Namun, baru 15 menit mereka bermain air, tiba-tiba sebagian rombongan tersebut tergulung ombak,” kata Arif ke-marin. Nugroho menambahkan, sekitar pukul 14.45 WIB ada tiga santri masuk ke palung, pusaran air dengan kedalaman tak diketahui. Petugas SAR Pantai Parangtritis pun terus berusaha menyelamatkan mereka. Ketiganya berhasil diselamatkan dan bisa dibawa ke pinggir pantai.
Namun, saat petugas berusaha menyelamatkan para santri yang tenggelam di palung tersebut ternyata ada empat santri lainnya yang juga masuk ke dalam palung. Petugas pun langsung menyelamatkan keempat santri tersebut. Tiga orang berhasil diselamatkan, sementara Akbar Putra Utama, 18, tenggelam dan masuk ke dalam palung. ”15 menit kemudian dia berhasil dievakuasi, namun sudah tidak bernyawa,” tambah Arif. Tubuh warga Jalan Terusan Paseh/BCA Cihejeung, Tasikmalaya, tersebut langsung dievakuasi Posko SAR Utama Parangtritis untuk mendapatkan perawatan.
Hanya, nyawa korban sudah tidak bisa diselamatkan karena terlalu lama di dalam air. Sampai berita ini diturunkan, pihak pondok pesantren masih menunggu kedatangan keluarga korban yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Arif menambahkan, sebenarnya kondisi ombak di Pantai Parangtritis saat tujuh santri tenggelam tersebut tidak begitu besar, bahkan terbilang tengah surut. Hanya, Arif menegaskan, justru ketika surut itulah palung di Pantai Parangtritis lebih berbahaya dan letaknya jadi lebih ke pinggir pantai.
Menurutnya, dalam kondisi surut, daya isap palung Pantai Parangtritis lebih besar dibanding ketika pasang. ”Tadi, setidaknya terlihat ada 9-12 palung,” paparnya. Komandan SAR Pantai Parangtritis Ali Sutanto menambahkan, tewasnya santri asal Tasikmalaya itu menambah daftar pengunjung pantai di Bantul yang meninggal akibat tergulung ombak.
Dia mencatat, tenggelamnya Akbar di pantai itu merupakan kejadian kedua dalam tahun ini. Sebelumnya juga pernah ada wisatawan yang tenggelam di Pantai Depok. ”Sampai pertengahan tahun ini sudah dua orang wisatawan yang meninggal. Sementara tahun lalu hanya dua orang,” terangnya.
Erfanto linangkung
Enam orang berhasil diselamatkan petugas SAR, sementara satu orang lainnya tenggelam dan ditemukan meninggal. Petugas SAR Pantai Parangtritis Muhammad Arif Nugroho mengatakan, kemarin siang sekitar pukul 14.30 WIB datang rombongan 46 santri dari Pondok Pesantren Ihya Assunah, Tasikmalaya, untuk berwisata pantai dalam liburan sekolah kali ini.
Para santri yang didampingi empat instruktur itu pun langsung bermain air. ”Namun, baru 15 menit mereka bermain air, tiba-tiba sebagian rombongan tersebut tergulung ombak,” kata Arif ke-marin. Nugroho menambahkan, sekitar pukul 14.45 WIB ada tiga santri masuk ke palung, pusaran air dengan kedalaman tak diketahui. Petugas SAR Pantai Parangtritis pun terus berusaha menyelamatkan mereka. Ketiganya berhasil diselamatkan dan bisa dibawa ke pinggir pantai.
Namun, saat petugas berusaha menyelamatkan para santri yang tenggelam di palung tersebut ternyata ada empat santri lainnya yang juga masuk ke dalam palung. Petugas pun langsung menyelamatkan keempat santri tersebut. Tiga orang berhasil diselamatkan, sementara Akbar Putra Utama, 18, tenggelam dan masuk ke dalam palung. ”15 menit kemudian dia berhasil dievakuasi, namun sudah tidak bernyawa,” tambah Arif. Tubuh warga Jalan Terusan Paseh/BCA Cihejeung, Tasikmalaya, tersebut langsung dievakuasi Posko SAR Utama Parangtritis untuk mendapatkan perawatan.
Hanya, nyawa korban sudah tidak bisa diselamatkan karena terlalu lama di dalam air. Sampai berita ini diturunkan, pihak pondok pesantren masih menunggu kedatangan keluarga korban yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan. Arif menambahkan, sebenarnya kondisi ombak di Pantai Parangtritis saat tujuh santri tenggelam tersebut tidak begitu besar, bahkan terbilang tengah surut. Hanya, Arif menegaskan, justru ketika surut itulah palung di Pantai Parangtritis lebih berbahaya dan letaknya jadi lebih ke pinggir pantai.
Menurutnya, dalam kondisi surut, daya isap palung Pantai Parangtritis lebih besar dibanding ketika pasang. ”Tadi, setidaknya terlihat ada 9-12 palung,” paparnya. Komandan SAR Pantai Parangtritis Ali Sutanto menambahkan, tewasnya santri asal Tasikmalaya itu menambah daftar pengunjung pantai di Bantul yang meninggal akibat tergulung ombak.
Dia mencatat, tenggelamnya Akbar di pantai itu merupakan kejadian kedua dalam tahun ini. Sebelumnya juga pernah ada wisatawan yang tenggelam di Pantai Depok. ”Sampai pertengahan tahun ini sudah dua orang wisatawan yang meninggal. Sementara tahun lalu hanya dua orang,” terangnya.
Erfanto linangkung
(ars)