Evolusi Nilai-Nilai Pancasila Kini

Selasa, 16 Juni 2015 - 09:06 WIB
Evolusi Nilai-Nilai Pancasila Kini
Evolusi Nilai-Nilai Pancasila Kini
A A A
Nesia Qurrota A’yuni
Mahasiswa Ilmu Sejarah FIB UI, Kepala Departemen Penulisan Kelompok Studi Mahasiswa Eka Prasetya UI. Universitas Indonesia

Mengacu pada fakta historis bangsa Indonesia, Pancasila oleh Soekarno disebut sebagai weltanschauung yang mengacu pada dasar negara.

Soekarno menyebutnya identik dengan ideologi negara, namun weltanschauung sendiri berbeda dengan ideologi. Weltanschauung merupakan pandangan dunia (world view ) suatu masyarakat yang terbentuk dari pengalaman bersama dalam batas dan kondisi lingkungan tertentu yang menghasilkan sistem sosiokultural, khususnya nilai-nilai yang bersifat spesifik. Pancasila pada dasarnya merupakan dasar-dasar yang lahir dari konsensus luhur semua golongan di Indonesia.

Sebuah konsensus yang mengandung nilai-nilai luhur tidak akan banyak berfungsi apabila tidak didudukkan dalam status yang jelas. Karena itu, kesepakatan luhur bangsa Indonesia ini kemudian dirumuskan sebagai ideologi bangsa dan falsafah negara. Dikatakan sebagai ideologi negara bahwa setiap warga negara Indonesia terikat dalam ketentuan-ketentuan sangat mendasar yang diejawantahkan dalam lima sila.

Hal ini berarti bahwa pandangan hidup dan sikap warga negara secara keseluruhan harus bertumpu pada Pancasila sebagai satu keutuhan, tidak hanya pada masingmasing sila tertentu. Di sisi lain, Pancasila sebagai falsafah negara berarti menjadi suatu kerangka berpikir yang harus diikuti dalam menyusun undang-undang dan produk hukum lainnya, dalam merumuskan kebijakan pemerintah, dan dalam mengatur hubungan formal antara lembaga-lembaga dan perorangan di suatu negara.

Pola pikir seluruh warga negara ditentukan lingkupnya oleh sebuah falsafah yang harus terusmenerus dijaga keberadaan dan konsistensinya oleh negara. Saat ini di setiap tanggal 1 Juni bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Lahir Pancasila. Pada tanggal tersebut dicetuskan oleh salah satu founding fathers bangsa Indonesia yaitu Ir Soekarno sebuah gagasan yang dirantai dalam lima dasar.

Namun, perludiketahuibahwaPancasila yang dikenal saat ini bukanlah Pancasila yang murni gagasan dari Soekarno, melainkan merupakan suatu hasil konsensus para tokoh perjuangan terdahulu. Banyak proses telah mereka lakukan hingga sampai melahirkan sila-sila Pancasila yang benar-benar hasil dari galian nilai-nilai asli bangsa Indonesia. Dari perjalanannya, Pancasila telah mengalami dinamika naik-turun sebagai dasar negara.

Pernah diidentikkan dengan salah satu sekte tertentu, Pancasila selanjutnya hendak digeser sebagai ideologi negara dengan ada peristiwa G 30 S/PKI. Di samping itu, perjalanan selanjutnya terdapat indoktrinasi nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat. Kini kekokohan Pancasila sebagai dasar negara masih tetap mendapat ujian. Era modern yang telah menghadirkan manusia modern pula telah menghadirkan sebuah orientasi hidup ke depan sehingga pandangan atau orientasi yang hadir masa lalu mulai ditinggalkan.

Banyak orang yang hafal dengan Pancasila, namun tidak semuanya mengerti apa esensi dari sila-sila tersebut. Pancasila kini tak ubahnya hanyalah ingatan masa lalu yang hanya didengung-dengungkan secara lisan. Pancasila sejatinya memang hadir dari orang-orang Indonesia terdahulu, namun tidak menutup kemungkinan Pancasila bisa diaplikasikan dalam kehidupan modern.

Pancasila yang pada dasarnya merupakan sebuah konsensus suatu bangsa dalam perjalanannya akan selalu tersinkronisasi dengan kondisi masyarakat tertentu melalui sebuah proses evolusi.
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4702 seconds (0.1#10.140)