Mewujudkan Kota Idaman

Minggu, 14 Juni 2015 - 09:34 WIB
Mewujudkan Kota Idaman
Mewujudkan Kota Idaman
A A A
Sejumlah kota besar di Indonesia kini seolah berkompetisi mewujudkan konsep smart city. Konsep yang diyakini akan membawa sebuah kota bergerak dinamis menuju arah yang jauh lebih baik dalam segala hal. Muaranya adalah peningkatan kualitas hidup masyarakatnya.

Konsep smart city ini bisa dikembangkan secara bertahap untuk menjadi solusi berbagai masalah klasik perkotaan dalam jangka panjang.

Solusi smart city yang menyajikan tatanan kota cerdas terfokus pada kesejahteraan masyarakat, peningkatan kenyamanan, perbaikan pelayanan publik, serta perbaikan lingkungan sosial baik keamanan, kebersihan maupun lainnya. Konsep pengelolaan smart city juga akan memunculkan tuntutan terciptanya safe city. Suatu kondisi perkotaan yang begitu tertata, aman, dan mampu menjawab berbagai tantangan atas pertambahan jumlah penduduk di perkotaan.

Dengan dukungan teknologi, konsep smart city pun dapat memudahkan masyarakat dalam mendapatkan informasi secara cepat, memperoleh pelayanan publik yang efisien, bahkan mengatasi kemacetan. Semua terintegrasi dan bersinergi dengan baik. Contohnya dalam bidang transportasi. Kinipara penggunakeretarellistrik(KRL) di Jabodetabek dapat mengakses jadwal dan posisi kereta commuter line melalui aplikasi InfoKRL di gadget-nya. Soal info situasi lalu lintas, kita tinggal membuka Google Maps atau akun Twitter TMC Polda Metro.

Karena itu, untuk mengembangkan sebuah konsep smart city perlu dukungan unsur teknologi informasi (TI) melalui aplikasi-aplikasi yang mudah digunakan. Konferensi internasional New Cities Summit 2015 yang digelar di Jakarta oleh New Cities Foundation pada Selasa-Rabu (9-11/6) lalu menitikberatkan pembahasan konsep smart city. Acara ini dihadiri sekitar 800 pemimpin kota dan ahli perkotaan dari 50 negara.

New Cities Summit adalah sebuah forum global yang mengumpulkan para pengambil kebijakan lintas sektor, wali kota, CEO, wirausaha, seniman, dan inovator untuk mendiskusikan masa depan perkotaan dan mempromosikan perubahan perkotaan yang positif. Agenda ini bertujuan membangun jaringan global bagi para pemimpin perkotaan dunia sekaligus menyebarkan beragam inovasi, terobosan kebijakan, desain hingga wawasan ekonomi yang mampu meningkatkan kualitas kota.

New Cities Summit terdiri atas berbagai rangkaian diskusi panel, memperkenalkan solusi baru bagi perkotaan dan interaksi dengan sejumlah inovator perkotaan masa depan. Setiap tahun New Cities Summit hadir dengan dorongan visi dan energi kota tuan rumah yang diharapkan menjadi inspirasi bagi para peserta lokal dan global serta komunitas global yang lebih besar. Dalam perhelatan keempat kalinya ini, New Cities Summit mengambil tema ”Meraih Momen Perkotaan: Kota-kota di Pusat Pertumbuhan dan Pembangunan”.

Jakarta terpilih sebagai tuan rumah karena sebagai kota metropolitan selama beberapa dekade terakhir telah mengalami berbagai tantangan sekaligus peluang yang mengantarnya menjadi salah satu metropolitan terdepan di Asia. ” P a d a 2050, populasi Jakarta dip r e d i k s i akan tumbuh menjadi lebih dari 40 juta jiwa dari sekitar 27 juta jiwa saat ini,” sebut Chairman New Cities Foundation John Rossant.

Populasi Jakarta saat ini adalah seperlima dari jumlah populasi urban di Indonesia yang mencapai sekitar 120 juta jiwa. New Cities Foundation adalah sebuah organisasi nirlaba independen yang berdiri sejak 2010 dengan misi membentuk masa depan perkotaan dengan penyebaran ide-ide dan solusi melalui event, riset, dan proyek inovasi perkotaan.

Selain dihadiri para pemimpin kota dari berbagai dunia, acara ini juga dihadiri Muhammad Yunus, peraih Nobel Perdamaian dan pendiri Grameen Bank. Yunus berha rap inovasi teknologi dan kekuatan para pemuda di seluruh dunia bisa memunculkan perubahan positif yang penting untuk menciptakan sebuah peradaban baru.

Crowdsourcing

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui, salah satu tantangan besar dalam mengelola kota provinsi yang kompleks adalah banjir tahunan dan penduduk liar. Itu belum termasuk tantangan internal birokrasi dan praktik korupsi. Karena itu sangat penting untuk tidak hanya membicarakan permasalahan, tetapi juga menciptakan solusi yang efektif.

Dia mengklaim pemerintahannya telah mengoperasikan platform smart city secara penuh. Karakteristik unik dari program smart city, menurut Ahok, adalah dapat berjalan dengan baik ketika masyarakat aktif membantu memetakan permasalahan, mendukung mengelola permasalahan, dan menyediakan data yang berharga untuk pengambilan keputusan. Di antaranya melalui aplikasi mobile. Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudahbekerjasamadenganTwitterdanWaze untuk mengumpulkan data mengenai banjir dan kemacetan lewat crowdsourcing.

Ahok juga yakin penerapan teknologi informasi mampu meningkatkan transparansi dan melawan korupsi. ”Posisi DKI sebagai ibu kota Indonesia dapat menginspirasi kawasan lain untuk melakukan hal serupa,” katanya. Senior Vice President Smart Cities Schneider Electric Charbel Aoun mengatakan, urbanisasi telah menimbulkan berbagai masalah. Sebagai solusi, Jakarta harus mewujudkan smartcity. Aoun pun menjelaskan, untuk membentuk smart city, ada lima faktor yang diperlukan, yakni visi pemimpin, aturan yang baku, terintegrasi, berkolaborasi, dan inovasi.

Dari lima itu, visi dari pemimpinlah yang paling penting. ”Semua akan menjadi sia-sia ketika pemimpinya tidak komit terhadap konsep smart city . Visinya harus jelas karena keinginan membawa perubahan bagi kota tersebut,” sebutnya. Secara spesifik, Aoun menyoroti masalah pengaturan energi. Saat ini Jakarta tidak memiliki kemampuan dalam menyimpan energi. Seharusnya bila energi dapat disimpan dan diatur dengan baik, mobilitas, air, pelayan publik, dan permukiman akan maju dengan sendirinya.

”Nantinya dari itu semua, kita hanya butuh kolaborasi dan integrasi saja. Smart city harus dapat membuat lingkungan menjadi lebih baik,” tandasnya. Aoun tak menampik untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota idaman memerlukan waktu bertahun-tahun. Dia mencontohkan Paris yang sedikitnya membutuhkan tiga tahun untuk menjadikan diri sebagai salah satu kota pintar di Eropa. ”Saat ini dalam catatan kami, sudah ada 300 kota di dunia yang dinyatakan sebagai kota pintar,” tambahnya.

Country President Scheneider Electric Indonesia Riyanto Mashan memandang belum ada campur tangan pemerintah pusat dalam membentuk smart city. Karena itu, dia mendesak Presiden Jokowi membuat regulasi minimum bagi konsep smart city. ”Kita tidak punya departemen dalam konsep smart city. Kalau saja ada, mungkin kota-kota akan mengikuti. Bagaimanapun kita punya namanya otonomi daerah di setiap daerah,” katanya.

Sebelumnya, pada 23-24 April lalu, berbarengan dengan peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika, digelar Asia Africa Smart City Summit (AASCS) 2015 yang diikuti 25 wali kota negara-negara di Asia dan Afrika. Konferensi ini menghasilkan Deklarasi Bandung yang berisi lima poin penting terkait berbagai masalah perkotaan. Pertama, berkomitmen pada pengembangan dan pembangunan model smart city bagi komunitas Asia dan Afrika.

Kedua, membuat upaya besar menuju kota ramah lingkungan, pelayanan publik yang cerdas, khususnya di bidang transportasi yang berkelanjutan, sumberenergi terbarukan, sertapencegahandan mitigasi bencana alam di Asia-Afrika. Ketiga, berinvestasi dalam pengembangan masyarakat yang cerdas melalui pendidikan yang lebih baik dan kesehatan dalam rangka me-ningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Keempat, mempromosikan pemanfaatan sistem ekonomi yang cerdas dan memberikan dukungan bagi generasi muda yang cerdas untuk meningkatkan kreativitas dan kewi-rausahaan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan dan kota yang cerdas. Kelima, melanjutkan jaringan dan kemitraan yang kolaboratif untuk mengadvokasi pembangunan smart city melalui pembentukan Asia Africa Smart City Forum/jaringan/ aliansi yang akan meningkatkan kehidupan warga di Asia dan Afrika. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, hasil konferensi ini tidak hanya berupa knowledge sharing .

”Next step-nya akan dirumuskan sejauh mana aliansi melaksanakan komitmen yang dibacakan,” katanya. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berjanji akan mendukung penuh Kota Bandung menjadi smart city terkemuka se-Asia Afrika.

Dina angelina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5343 seconds (0.1#10.140)