Dua Joki SBMPTN Ditangkap

Rabu, 10 Juni 2015 - 08:51 WIB
Dua Joki SBMPTN Ditangkap
Dua Joki SBMPTN Ditangkap
A A A
JAKARTA - Panitia Seleksi Bersama Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2015 berhasil menangkap dua joki di dua tempat berbeda. Satu ditangkap di Solo dan satu lagi di Makassar.

Adalah MY, 20, salah satu mahasiswa perguruan tinggi di Yogyakarta, tepergok saat diduga menjadi joki bagi calon mahasiswa baru berinisial TP, 18 yang menjalani tes di Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo. Rektor UNS Ravik Karsidi mengatakan, MY tercatat sebagai mahasiswa semester IV jurusan D3 Akuntansi. Keduanya terdeteksi berkat kecurigaan pengawas SBMPTN.

Keduanya mendaftar sebagai calon mahasiswa jurusan Teknik Mesin pada pilihan pertama dan Teknik Geodesi pada pilihan kedua. Sedangkan PTN yang mereka tuju adalah Universitas Gadjah Mada (UGM). Modus yang digunakan MY adalah dengan memberikan lembar jawaban pada TP di kamar mandi.

Saat tengah memberikan kunci jawaban itu, keduanya pun ditangkap. Saat ujian sedang berlangsung setengah jam di Fakultas MIPA UNS, keduanya selalu izin pergi ke toilet secara bergantian. ”Pengawas curiga karena secara bergiliran ada dua orang di ruangan yang sama keluar masuk kamar mandi,” kata Ravik Karsidi di UNS, Solo, kemarin.

Sesuai prosedur, jika ada yang izin ke kamar mandi harus didampingi dan ternyata lebih dari tiga kali. Karena itu, panitia mulai curiga dengan tingkah laku keduanya. Semula MY leluasa menjadi joki tanpa mengundang kecurigaan karena juga mendaftar sebagai calon mahasiswa baru. Ketika di kamar mandi, MY memberikan lembar jawaban pada TP. ”Sesuai prosedur, kami langsung menyerahkan kepada polisi untuk diproses lebih lanjut,” ujarnya.

UNS telah berkoordinasi dengan perguruan tinggi asal pelaku perjokian ini untuk mengecek kebenaran pengakuannya. Jika benar yang bersangkutan kuliah di sana, maka akan menerima sanksi dari universitas tempatnya belajar. Bahkan sanksi terberat bisa dikeluarkan.

Satu joki SBMPTN 2015 juga tertangkap tangan oleh pengawas ujian saat hendak mengikuti ujian tulis SBMPTN 2015 yang dilaksanakan Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Adalah Asriani, 25, tertangkap tangan saat menjadi joki ujian tulis yang mewakili Musfira M, warga Maros, Sulsel.

Asriani dipergoki oleh pengawas ruangan di lokasi ujian SMP 30 Makassar di BTP Tamalanrea. Pengawas ruangan, Nurlayla yang sedang mengedarkan absensi kehadiran merasa curiga dengan gelagat aneh Asriani.

”Dia duduk di bangku paling depan. Saat tanda tangan, saya cocokkan mukanya dengan foto di kartu tes, ternyata tidak sesuai. Tanda tangannya juga. Jadi saya langsung panggil teman saya yang mengawas di ruangan ini,” ungkap Nurlayla. Lalu, mereka pun meminta Asriani menunjukkan KTP (kartu tanda penduduk) agar disesuaikan dengan foto di kartu tes. ”Kalau saya belum terlalu yakin, jadi saya ajak temanku untuk melihatnya. Tapi dari jawaban- jawabannya meragukan,” ungkapnya.

Para pengawas juga menemukan kejanggalan di KTP Asriani. Foto di KTP itu tampak dilaminating, namun pada bagian foto terlihat sedikit tebal. ”Kita tanyakan kenapa beda fotonya? tapi dia bilang itu foto waktu datang umrah,” paparnya. Karena menaruh curiga, Nurlayla pun melaporkan ke pengawas lokasi.

Dari pemeriksaan sementara diketahui Asriani merupakan alumnus Unhas angkatan 2008. Dia menggantikan posisi Musfira M sebagai peserta tes SBMPTN. Menurut Asriani, dirinya menggantikan Musfira yang diakui sebagai calon adik ipar itu karena sedang sakit. Calon suami Asriani, Mustari yang merupakan kakak kandung Musfira mengaku bertanggung jawab atas tindakan kekasihnya itu.

Mustari yang merupakan mahasiswa aktif Unhas Jurusan Agrobisnis angkatan 2012 ini mengatakan terpaksa meminta itu kepada kekasihnya. ”Itu juga adikku sakit. Na orang tua mau sekali dia masuk Unhas,” ungkap Mustari. Asriani selanjutnya diserahkan ke Polsek Tamalanrea untuk diproses lebih lanjut.

Di lokasi lain juga ditemukan kecurangan lainnya. Tepatnya di Fakultas Kedokteran, LT 5 FK Unhas. Pengawas menemukan ada alat bantu berupa jam tangan yang berisi SMS kunci jawaban. Sayangnya, pelaku berhasil kabur sebelum ditangkap. Untuk sementara, Unhas tengah menghubungi panitia pusat untuk mencari tahu data diri peserta tersebut.

Sementara itu, Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) M Nasir mengatakan, agar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tidak ternoda oleh hal-hal yang tidak baik maka harus memperhatikan empat hal.

Pertama , tidak boleh terjadi kebocoran. Jika ada yang melakukan pembocoran, maka harus segera melaporkan kepada panitia dan Menristek-Dikti. ”Kedua , perjokian harus diawasi dan diberi sanksi yang berat dan jika dilakukan oleh mahasiswa, harus kenakan sanksi akademik,” katanya.

Kemudian yang ketiga , laporkan pegawai atau petinggi Kemenristek- Dikti yang mengaku dapat membantu calon mahasiswa untuk masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Hal tersebut, jika ada akan ditindak tegas demi membangkitkan revolusi mental.

”Keempat, pemerintah memberi kesempatan yang sama terhadap anak bangsa untuk ikut seleksi masuk PTN, tanpa ada perbedaan,” tandasnya.

Ary wahyu wibowo/ khairil anwar
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0650 seconds (0.1#10.140)