Indonesia Timur Terancam Krisis Air

Minggu, 07 Juni 2015 - 10:46 WIB
Indonesia Timur Terancam Krisis Air
Indonesia Timur Terancam Krisis Air
A A A
LABUAN BAJO - Pemerintah diminta menindaklanjuti hasil temuan tim Ekspedisi NKRI 2015 Kopassus guna mencari solusi atas berbagai soal yang terjadi di wilayah Indonesia timur, khususnya Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Masalah yang ditemukan tim ekspedisi ini adalah penurunan debit air yang berpotensi menyebabkan krisis air dan nyaris punahnya pohon cendana di daerah itu. Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo menjelaskan, dari 8 subkorwil tim ekspedisi, 6 di antaranya melaporkan masalah keterbatasan air ini.

”Ada indikasi sumber air mengalami penurunan. Pada musim kemarau biasanya debit air masih banyak, tetapi beberapa tahun terakhir itu semakin berkurang. Hal ini disebabkan di kawasan hulu banyak pohon yang ditebang,” kata Doni pada penutupan Ekspedisi NKRI di Pulau Labuan Bajo, NTT, kemarin. Komandan Ekspedisi NKRI ini mengaku sudah berupaya secara maksimal mengingatkan masyarakat dan mengimbau dinas kehutanan setempat untuk segera melakukan langkah perlindungan hutan dan pembibitan.

Untuk mendukung langkah itu, Kopassus telah mengirimkan puluhan ribu tanaman dari Jakarta menggunakan pesawat Hercules dan kapal perang KRI. ”Kami juga melakukan penanaman tidak hanya di kawasan hulu, tetapi juga di permukiman masyarakat agar terketuk hatinya untuk mau merawat lingkungan. Kalau tidak kami ingatkan dari sekarang, tahun demi tahun debit air akan terus berkurang dan mungkin saja puluhan tahun yang akan datang mata air itu akan hilang,” ucap Doni.

Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Letjen TNI M Munir mengatakan, dari hasil pendataan Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara 2015, tim telah melakukan penjelajahan 6.791.3 km dan berhasil mengumpulkan 1.431 data. Perinciannya, di bidang kehutanan berjumlah 880 data, flora sebanyak 2.066, fauna 2.149.

Adapun bidang geologi 494 data, bidang potensi bencana 647, dan bidang sosial budaya 2.312. ”Temuan ini dapat ditindaklanjuti dan dimanfaatkan secara optimal bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan strategis,” ucapnya kemarin.

Sucipto
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7530 seconds (0.1#10.140)