10 Miliarder Baru Gabung Bill Gates

Kamis, 04 Juni 2015 - 09:43 WIB
10 Miliarder Baru Gabung Bill Gates
10 Miliarder Baru Gabung Bill Gates
A A A
WASHINGTON - Giving Pledge (Janji untuk Berbagi), kampanye filantropi yang digagas miliarder Warren Buffett dan Bill Gates, mendapatkan dukungan dari 10 miliarder baru. Mereka adalah orang kaya baru yang ingin merasakan bagaimana berbagi terhadap sesama dengan komitmen tinggi.

Miliarder baru itu akan memberikan separuh hartanya sebelummerekameninggaldunia. Para penderma baru di Giving Pledge adalah Sunny Varkey dan istrinya Sherly, pasangan kelahiran India yang menjadi pengusaha di Dubai, Uni Emirat Arab. Mereka mendirikan institusi pendidikan yang menurut media Forbes usahanya ini bernilai USD2 miliar (Rp26,4 triliun). Dalam suratnya yang ditujukan kepada Buffett, Varkey mengungkapkan bahwa dermawan harus “mencubit”.

“Pengorbanan yang kamu buat harus dapat dirasakan orang lain,” kata Varkey. Miliarder lain yang ikut bergabungadalahJudyFaulkner. Dia merupakan pendiri perusahaan yang memproduksi rekaman kesehatan elektronik bernama Epic (EPOR). Majalah Forbes melaporkan nilai kekayaan Faulkner mencapai USD2,5 miliar (Rp32,89 triliun). “Saya berjanji memberikan 99% kekayaan,” demikian janji yang ditulis Faulkner dalam Giving Pledge.

Brad Keywell dan istrinya Kim pendiri situs jual beli Groupon juga bergabung dalam komitmen tersebut. Keywell merupakan pendiri Chicago Ideas Week dan Future Founders , lembaga yang membagikan semangat kewirausahaan bagi pemuda. Termasuk dalam daftar nama penderma baru adalah Sir Ian Wood pendiri perusahaan minyak dan gas Inggris Wood Group.

Pengusaha yang lahir dan tumbuh besar di Skotlandia, Inggris, itu mendapatkan pundi-pundi kekayaan dari industri minyak di Laut Utara, Samudra Atlantik. Kekayaannya diperkirakan mencapai USD1,7 miliar (Rp22,36 triliun). “Saya mendirikan Wood Foundation untuk mengembangkan agrikultur dan industri teh di Gurun Sahara di Afrika,” janji Wood. Tak kalah menariknya adalah Hamdi Ulukaya asal Turki yang memiliki usaha yogurt dengan merek Chobani sejak 2007.

Hamdi, miliarder muda itu, memilih tinggal di AS sejak 1994 dengan nilai kekayaan mencapai USD1,4 miliar (Rp18,42 triliun). “Saya menjanjikan untuk terus memberikan bantuannya kepada para pengungsi, dimulai dengan pengungsi asal Irak dan Suriah yang masuk ke Turki,” kata Hamdi Ulukaya seperti dikutip Financial Times. Miliarder lain yang bergabung adalah Gordon Gund yang mengelola firma investasi di New Jersey, AS.

Dia merupakan pemilik Cleveland Cavaliers tim bola basket AS pada 1983- 2005. Gund menandatangani Giving Pledge bersama istrinya Llura, Presiden Yayasan Memerangi Kebutaan di New Jersey. Gund merupakan pengusaha yang tidak mampu melihat sejak 1960-an karena menderita penyakit retinitis pigmentosa. Selanjutnya, Harold Grinspoon dan istrinya Diane Troderman yang memiliki portofolio apartemen terbesar di AS. Kemudian, Bill dan Ruth Scott rekan kerja Warren Buffett semasa muda pada awal 1950-an.

Elie Horn dan istrinya Susy merupakan pengembang properti asal Brasil juga menandatangani komitmen Giving Pledge. Miliarder terakhir yang bergabung di Giving Pledge adalah John W Jordan II “Jay”. Jay mendirikan firma investasi The Jordan Company pada 1982. Sementara itu, menurut Buffett, tradisi berbagai separuh harta itu merupakan warisan berharga dari para tuan tanah Amerika Serikat (AS) seperti John D Rockefeller dan Andrew Carnegie.

“Amerika mengekspor banyak ide baik selama beberapa tahun terakhir,” kata Buffett kepada Financial Times. Pria yang dijuluki Oracle of Omaha mengungkapkan, sifat kedermawanan sudah menjadi perbuatan yang lazim di AS daripada di banyak negara lainnya di dunia. “Saya melihat banyak fakta bahwa orang di negara lain mengikuti apa yang biasa kami lakukan di sini dan mereka akan mengenali ide baik ketika melihatnya,” imbuhnya.

Buffett orang kaya ketiga di dunia versi majalah Forbes menciptakan Giving Pledge pada lima tahun lalu bersama kawannya, Bill Gates, orang terkaya di dunia. Awalnya hanya 40 keluarga kaya di AS yang bergabung. Pada 2013, Giving Pledge berkembang pada 2013. Oracle of Omaha juga meramalkan para penderma asal AS menarik perhatian orang kaya lainnya yang ada di luar negeri. Itu terbukti komitmen bersama itu diikuti 137 orang di 14 negara. Namun miliarder AS masih menjadi mayoritas.

“Banyak orang superkaya lainnya terbang dari belahan dunia lain hanya untuk bertemu saya di AS. Mereka ingin bergabung dengan Giving Pledge ,” ujar CEO Berkshire Hathaway ini. Dia menambahkan para dermawan kaya asal luar negeri juga dapat menjadi penyampai pesan yang baik sehingga kampanye tersebut tersebar dengan efektif dan efisien. Sementara itu, Bill Gates tak pernah menyangka bahwa program yang dimulai bersama Buffett akan mendapatkan apresiasi yang besar dari para miliarder.

“Ketika kami memulai Giving Pledge beberapa tahun lalu, kami tak berpikir dapat mengumpulkan begitu banyak orang,” ucap Gates seperti dikutip CNN. Dia sering terbang ke luar negeri mengampanyekan program tersebut. Menurut Gates, miliarder diberkahi dengan kekayaan yang berlimpah, di luar perkiraan mereka. “Kami sangat berterima kasih,” ungkap Gates.

Tapi berkah harta ini adalah baik, jadi para miliarder memiliki tanggung jawab besar untuk digunakan dengan sebaik- baiknya. “Oleh karena itu kami sangat senang untuk bergabung dalam membuat komitmen di dalam Giving Pledge,” tambah pendiri Microsoft tersebut. Laporan terbaru dari situs World X, sebuah kelompok yang meneliti kekayaan para individu dengan kekayaan melimpah, mengatakan pada 2014 terdapat 2.325 orang miliarder di seluruh dunia.

Mereka juga menyatakan bukan hanya AS yang memiliki para dermawan superkaya, tetapi juga miliarder dari Asia dan Eropa. Namun para dermawan asal AS menyumbangkan harta dalam jumlah lebih besar dan memberi uang lebih sering dibandingkan miliarder lainnya di dunia.

Andika / Arvin
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4643 seconds (0.1#10.140)