Pendidikan (Karakter) Pancasila

Kamis, 04 Juni 2015 - 09:25 WIB
Pendidikan (Karakter) Pancasila
Pendidikan (Karakter) Pancasila
A A A
RIDWAN NANDA MULYANA
Mahasiswa Jurusan Sejarah, FIB,
Universitas Diponegoro

Ada tiga tanggal dan momentum besar nan bermaknabagi republikinidalam rentang waktu sebulan dari Mei-Juni, yakni tanggal 2 dan 20 Mei, serta 1 Juni yang berturut-turut merupakan momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas),

serta Hari Kelahiran Pancasila, di mana seharusnya melalui ketiga momentum peringatan di atas, bangsa ini dapat mengevaluasi diri sekaligus memaknainya secara cerdas, bijak dan dewasa, bukan hanyadenganslogandanacaraseremonial semata. Secara historis, sejarah bangsa ini mencatat bahwa: ”Kebangkitan lahir dari rahim pendidikan! Tidak akanadakebangkitantanpaadanya pendidikan!”.

Mengingatmemang Budi Utomo sebagai tonggak awal kebangkitan bangsa didirikan dan digerakkan oleh para putraputri negeri yang terdidik dan terarahkan. Para pahlawan dan negarawan pendiri negeri ini pun adalahmerekayangterdidik, yang mau dan mampu menggunakan pengalamanpendidikannya demi kemerdekaan dan kemajuan bangsa.

Singkat kata, pengalaman sejarah mengatakan bahwa: pendidikan adalah modal utama bagi bangsa ini untuk dapat memerdekakan dan memajukan diri! Namun, kenyataan yang ada sekarang menunjukkan banyak penyimpangan dari harapan pendidikan yang selama ini kita idamkan. Banyaknya koruptor yang lahir dari rahim pendidikan negeri inidenganstrataS-1, S-2, hinggaS-3 merupakan salah satu bukti bahwa pendidikan tak cukup hanya diisi oleh meteri teoretis, lalu berakhir pada penilaian tingginya angka dan gelar semata.

Artinya, pendidikan tidak boleh melupakan muatan ”Pendidikan Karakter” agar selain membangun kecerdasan-keilmuan, pendidikan juga dapat membentuk peserta didik yang bermoral dan berkarakter. Berkaraktersepertiapa? Tentu yang berkarakter layaknya ”Manusia Pancasila Indonesia”,

yakni putra-putri negeri yang cerdas secara pikiran dan keilmuan, sekaligus mau dan mampu untuk menjunjung tinggi nilai-nilai dan semangat luhur Pancasila, sebagai dasar dan pedoman hidup berbangsa (bermasyarakat) dan bernegara, yang di dalamnya antara lain terkandung nilai-nilai: Ketuhanan, kemanusiaan, keadilan, persaudaraan, toleransi, mandiri dan bertanggung jawab.

Pendek kata, Pancasila ”mengandung” nilai- nilai luhur tersebut, dan tugas pendidikan (karakter) inilah untukmembantu” melahirkan” nilainilai luhur itu, hingga dapat ”hidup” dalam kehidupan bangsa ini. Pendidikan memang sudah semestinya melahirkan putriputri negeri yang berkarakter dan berkualitas, yang rela berjuang demi kemajuan negeri dan rakyat yang ada di dalamnya, bukan sebaliknya, malah melahirkan manusia yang tega menyalahgunakan kecerdasan-keilmuan dan kekuasaannya demi kepentingan diri dan kelompoknya sendiri.

Untuk itu, pendidikan negeri ini memang tak boleh lupa untuk membangun dan menerapkan ”Pendidikan Karakter Pancasila”. Namun dengan catatan, ”Pendidikan Karakter Pancasila” di sini bukanlah ”Pancasila” yang dimanipulasi dan dimanfaatkan untuk kepentingan rezim kekuasaan semata, melainkan Pancasila yang seutuhnya sebagai dasar dan pedoman hidup berbangsa dan bernegara republik ini.

Semoga peringatan Hardiknas, Harkitnas, dan Hari Kelahiran Pancasila kali ini dapat berujung pada ”Kebangkitan Pendidikan” negeri ini yang tak melupakan nilai-nilai luhur Pancasila, serta tidak berujung hanya pada slogan dan perayaan seremonial semata. Aamiin. WallahuWallahualam bish shawab.
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4422 seconds (0.1#10.140)