Melawan dengan Optimisme

Rabu, 03 Juni 2015 - 11:46 WIB
Melawan dengan Optimisme
Melawan dengan Optimisme
A A A
RESVIA AFRILENE
Mahasiswi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,
Universitas Airlangga

”Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri” Salah satu kutipan dari kata-kata dalam pidato Bung Karno tersebut menggambarkan kondisi Indonesia saat ini, di mana rakyat tak lagi optimistis akan kemajuan bangsanya sendiri.

Setiap tahun negeri ini memperingati Hari Kebangkitan Nasional, namun setiap tahun pula negeri ini ditampar realitas bahwa setumpuk permasalahan nasional masih menjadi agenda yang harus diselesaikan. Sebagai insan intelektual, sudah sepatutnya mahasiswa menjadi tonggak dalam proses distribusi informasi yang baik, yang sudah difilter validitasnya, dilihat secara berimbang dan turut membangkitkan optimisme rakyat akan kemajuan Indonesia agar dapat mendukung seluruh agenda pembangunan nasional bersama pihak pemerintah maupun yang lain secara sinergis.

Menurut penulis, inilah permasalahan utamanya lambannya pembangunan Indonesia, yaitu tidak adanya sinergitas antara rakyat dan pihak-pihak yang terkait pembangunan, karena optimisme rakyat yang lemah akan kemajuan negaranya sendiri akibat terlalu banyak pemberitaan berbau pesimisme.

Oleh karena itu, rakyat harus bangkit dari kebutaan akan informasi bahwa Indonesia mampu menjadi lebih baik, Indonesia berpotensi untuk menjadi negara maju dan itu semua ada di tangan seluruh bangsa ini. Kemajuan Indonesia telah dirancang sesuai dengan agenda Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 oleh Bappenas mengimajinasikan Indonesia yang lebih maju melalui maksimalisasi berbagai modal strategis yang ada serta memberikan fokus pada agenda prioritas dan menekankan asas pemerataan pembangunan.

Melalui rancangan tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia berupaya menyebarluaskan suntikan optimisme pada seluruh rakyat Indonesia akan potensi kemajuan bangsa. Salah satu strategi yang menjadi optimisme negeri ini ialah jumlah warga negara dengan usia produktif yang tinggi selama kurun waktu 20 tahun ke depan sebagai tonggak kemajuan, fenomena 700 tahunan ini disebut ”Bonus Demografi”.

Kesempatan langka tersebut diamini oleh dosen FE UI Sonny Harmadi yang mengatakan bahwa dengan bonus demografi, Jepang, Korea Selatan, dan Tiongkok mampu menjadi negara maju dan unggul, kini saatnya Indonesia mencoba dengan baik peluang tersebut.

Sehingga untuk maju, Indonesia yang penduduk usia produktifnya mencapai 47,8% ini perlu melakukan pembangunan di bidang kualitas sumber daya manusia secara masif, sehingga krisis kepribadian bangsa teratasi, sekaligus menggerus pesimisme akan kemajuan.

Kemajuan yang ingin dicapai Indonesia harus diawali dari optimisme seluruh elemen bangsa akan kemajuan Indonesia di masa depan, dengan memegang teguh ”Nawacita”, Berdaulat dalam Politik, Berdikari dalam Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan.
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7981 seconds (0.1#10.140)