Sanksi FIFA

Senin, 01 Juni 2015 - 11:40 WIB
Sanksi FIFA
Sanksi FIFA
A A A
Setelah PSSI dibekukan oleh pemerintah, FIFA selaku otoritas tertinggi sepak bola dunia akhirnya secara resmi menjatuhkan sanksi kepada sepak bola Indonesia. Pemerintah tak boleh menutup mata dan harus segera berupaya serius agar FIFA segera menarik kembali sanksi tersebut.

Meski banyak kalangan sudah menduga datangnya sanksi FIFA ini, tetap saja hal itu merupakan pukulan keras bagi sepak bola Tanah Air. Kalau dibiarkan, sanksi FIFA ini akan berdampak sangat luas bagi kehidupan masyarakat. Sebab, banyak sekali yang menggantungkan hidupnya pada olahraga paling populer sejagat ini. Dengan sanksi yang diberlakukan oleh FIFA ini, kita jelas akan terkucil dalam berbagai pertandingan-pertandingan internasional.

Pada gilirannya, jika tak ada upaya untuk mengembalikan kepercayaan FIFA dari Pemerintah Indonesia, sepak bola kita akan benar-benar “mati”. Secara kasatmata, sanksi FIFA ini pasti berdampak langsung pada nasib ribuan pemain, termasuk ofisial di klub sepak bola Tanah Air. Sedikitnya 10.000 hingga 11.000 pemain, termasuk ofisial akan kehilangan pekerjaan (jobless ).

Saat ini kita melihat fenomenafenomena yang memprihatinkan sekaligus menyayat hati. Banyak pemain tim nasional akhirnya menurunkan “derajatnya” dengan menerima tawaran bermain di kompetisi antarkampung (tarkam). Tentu fakta ini sungguh memilukan. Mereka tak bisa disalahkan karena para pemain kebanggaan Indonesia itu harus mencari uang untuk melanjutkan hidupnya, juga hidup keluarganya.

Para pemain asing yang selama ini ikut memeriahkan kompetisi di Indonesia juga sudah banyak yang angkat kaki karena ketidakjelasan masa depan sepak bola di Indonesia. Tak hanya itu, dampak sanksi FIFA juga akan rasakan klub yang telah memiliki kontrak pertandingan hingga mereka dipastikan akan merugi yangsecara totaldiperkirakanratusanmiliarrupiah.

Belumlagi para pedagang UMKM yang hidupnya selama ini menggantungkan pada adanya kompetisi sepak bola juga akan gulung tikar. Hal yang paling bikin miris adalah masyarakat akan kehilangan tontonan yang sangat menghibur. Kehidupan masyarakat akan hampa tanpa ada pertandingan bola bergulir di bumi Indonesia.

Kita semua sepakat kinerja PSSI harus diperbaiki. Kita semua ingin menjadikan sepak bola Indonesia berprestasi sehingga mampu berbicara di tingkat regional hingga dunia. Apakah caranya dengan membekukan PSSI? Tentu saja tidak. Kalau kita sedikit merunut ke belakang, langkah pemerintah yang membekukan PSSI tampaknya memang perlu dievaluasi lagi.

Memperbaiki kinerja dengan melakukanpembekuanPSSItampak sekali merupakan kebijakan yang kurang bijaksana dan terburu-buru tanpa memikirkan dampaknya. Boleh saja pemerintah tak sependapat dengan kebijakan maupun kepengurusan PSSI saat ini, tapi tentu langkah yang diambil tak perlu emosional seperti itu. Karena membekukan PSSI justru kontraproduktif terhadap kemajuan sepak bola kita.

Pembekuan PSSI oleh pemerintah kalau diibaratkan seperti seseorang yang akan menangkap tikus, namun dengan cara membakar rumahnya. Tidak saja tikusnya mati, namun seluruh yang ada di rumah itu akan hancur binasa. Dengan melihat berbagai dampak-dampak yang dahsyat akibat sanksiFIFA, pemerintah tak boleh tutup mata.

Jadi, sebelum semuanya menjadi lebih terlambat lagi, pemerintah harus segera bertindak menyelamatkan sepak bola Indonesia. Agar sepak bola Indonesia bisa hiduplagi dan bisa berlaga kembali diajang internasional, takada pilihan lain bagi pemerintah selain memenuhi empat syarat yang diminta oleh FIFA.

Pada intinya, pemerintah harus melakukan evaluasi terhadap kebijakannya terkait pembekuan PSSI. Tanpa langkah itu, bisa dipastikan sanksi FIFA akan terus memasung sepak bola Indonesia. Otomatis, akan semakin sulit lagi bagi kita memajukan sepak bola Indonesia. Tak hanya tanggung jawab pemerintah, kejadian ini harus pula dijadikan pelajaran dan momentum bagi semua pihak termasuk PSSI untuk berbenah.

Ke depan, PSSI harus introspeksi diri untuk lebih transparan dan profesional. Tak usah saling menyalahkan, yang diperlukan sekarang adalah bagaimana secepatnya kita berupaya agar FIFA segera mencabut sanksinya. Setelah itu, marilah kita bersatu dan berpikir besar agar sepak bola kita bisa berprestasi tidak saja di tingkat regional, namun juga internasional.
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0772 seconds (0.1#10.140)