PKL Kembali Kuasai Tanah Abang

Senin, 01 Juni 2015 - 11:33 WIB
PKL Kembali Kuasai Tanah...
PKL Kembali Kuasai Tanah Abang
A A A
JAKARTA - Menjelang Ramadan, aktivitas di sekitar Pusat Grosir Tanah Abang, Jakarta Pusat, menggeliat. Puluhan pedagang kaki lima (PKL) kembali menguasai kawasan perniagaan terbesar di Asia Tenggara itu.

Jejeran lapak PKL memenuhi sisi jalan dan trotoar hampir di seluruh jalan lingkar Tanah Abang, mulai dari Jalan KH Mas Mansyur sekitar Blok A dan Blok B, Jalan Fachrudin, dan sepanjang Jalan Jatibaru hingga Jalan Jatibunder sekitar Blok G Tanah Abang. Lokasi yang sangat dipadati PKL berada di Jalan Jatibaru, tepatnya di sekitar Stasiun Tanah Abang hingga kawasan ruko Jalan Jatibaru 4.

Tidak hanya kembali menyebabkan kemacetan parah, para pejalan kaki dari maupun menuju Stasiun Tanah Abang juga terganggu lantaran seluruh trotoar dan bahu jalan disulap menjadi etalase. Mereka yang memenuhi lokasi tersebut beralaskan terpal, bergerobak, sampai memasang tenda. Para PKL yang didominasi pedagang pakaian, sepatu, sandal, perlengkapan muslim, ataupun makanan itu terlihat tenang walaupun banyak pejalan kaki mengeluhkan keberadaan mereka.

Ditambah lagi angkutan umum yang berhenti sembarangan dan proses bongkar muat barang juga menjadi pemandangan ruwet di Tanah Abang. Ironisnya, tidak terlihat petugas Dinas Perhubungan (Dishub) yang menertibkan angkutan umum maupun petugas Satpol PP yang menghalau para pedagang.

Rani, mahasiswi perguruan tinggi swasta di Jakarta ini, mengeluhkan kesemrawutan kawasan Tanah Abang. Ketika berjalan di Jatibaru, sebelah kanan sudah dipadati PKL, di sebelah kiri ada angkutan umum yang berhenti seenaknya. ”Jalan saja susah, memang parah ini pedagang, kita yang jalan kaki harus antre. Kondisi ini sudah enggak bener , mana sih pemerintah. Katanya, mau menata Jakarta, mana buktinya,” ucapnya kemarin.

Menurut dia, rute pejalan kaki dari Stasiun Tanah Abang menuju kawasan ruko Jalan Jatibaru 4 cukup sulit dan penuh perjuangan. Tak hanya berdesakan, langkah kaki pun kerap terhambat karena harus berjalan beriringan akibat sempitnyajalan. Kondisi ini makin parah pada titik gerbang masuk Stasiun Tanah Abang. Tidakhanya disesaki PKL, ruas jalan dan trotoar juga dipenuhi barisan ojek dan angkutan umum yang mangkalsembarangan.

Didin, 40, pedagang sandal, mengaku nekat berjualan karena hanya usaha itu yang selalu dilakukan dari tahun ke tahun. Jika harus berjualan di dalam gedung, dia tidak sanggup membayar administrasinya. ”Ya kita jualan di pinggir jalan saja. Kita juga bayar sama petugas Rp25.000 per hari. Kita sudah izin kalau jualan cuma dari sekarang sampai mau Lebaran,” katanya.

Dia memilih pindah berjualan di depan Stasiun Tanah Abang karena ramai pembeli, padahal biasanya dia menggelar dagangan di Pasar Tasik. Menurut dia, seluruh masyarakat yang hendak menuju Pusat Grosir Tanah Abang pasti melintasi Jalan Jatibaru ataupun kawasan ruko Jatibaru. ”Tapi, kita jualan lihat situasi. Kalau dibilang enggak boleh jualan atau mau penertiban, kita nurut,” ucapnya.

Sama dengan Didin, pedagang perlengkapan muslim, Saeful, 45, juga sengaja membuka lapak di jalan sebab dirasa sangat efektif walaupun dia memiliki kios di Blok C Pasar Tanah Abang. Mayoritas calon pembeli yang akan ke Blok A atau Blok B tentu melintas di Jalan Jatibaru. Karena jalan macet, calon pembeli pun membatalkan tujuan utamanya ke Blok A atau Blok B.

”Kayak tahun-tahun kemarin juga gitu soalnya Pasar Tanah Abang rame kalau bulan puasa, apalagi dekat Lebaran. Nah, orangorang juga malas naik,” kata pria asal Palembang, Sumatera Selatan itu. Kasatpol PP Jakarta Pusat Yadi Rusmayadi mengatakan, permasalahan PKL sudah menjadi persoalan klasik yang setiap tahun selalu terulang.

Tidak hanya mendekati Ramadan, tetapi juga setiap kali pihaknya lengah, pedagang pasti akan menjamur di setiap sudut kawasan Tanah Abang. Dia berjanji akan menertibkan sekaligus menjaga secara simultan setiap hari. Walaupun bukan menjadi solusi, aksi tersebut dapat mengurangi jumlah PKL secara signifikan. ”Ke depan kita akan tertibkan terus dan lakukan pengawasan sepanjang hari,” ucapnya.

Tidak hanya petugas Satpol PP, Kasudin Perhubungan Jakarta Pusat Hendri Peres Sitorus juga mengaku kesulitan menjaga Tanah Abang agar tidak macet. Saat ini pengawasan lingkar Tanah Abang menjadi prioritas penataan karena lokasi utama yang dapat memengaruhi aspek lainnya. ”Pasar Tanah Abang itu pusat perniagaan terbesar di Jakarta dan Indonesia karena semua komoditas masuk dan keluar lewat Pasar Tanah Abang.

Kalau satu aspek saja tersendat misalnya distribusi, kerugiannya bisa miliaran,” ungkapnya. Berdasarkan riset sekaligus pengamatan, beban jalan di lingkar Tanah Abang kini mencapai 80.000 kendaraan per hari dan akan semakin meningkat, sementara jalan tidak mengalami penambahan.

Menurut pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti Yayat Supriyatna, meniadakan PKL adalah hal yang tidak mungkin, kecuali ada relokasi untuk PKL. Meski ada relokasi, tentu harus ada pembinaan dan pengawasan secara menyeluruh sehingga tidak ada PKL yang keluar.

Ini juga harus didukung ketegasan petugas di lapangan. ”Intinya jika mau berhasil, tentu koordinasi antarinstansi harus menjadi nomor satu,” katanya. Melihat sekitar Pusat Grosir Tanah Abang yang kembali dipenuhi PKL terjadi karena beberapa faktor antara lain kebutuhan warga untuk merayakanhari raya sehingga PKL nekat melanggar. Faktor lainnya ketidak tegasan petugas baik Satpol PP, Dishub, maupun kepolisian. Jika ada PKL di jalan dan tidak ada tindakan tegasdari aparat, PKL akan kembali menyerbu trotoar dan badan jalan.

Polisi Awasi Makanan Kedaluwarsa

Polda Metro Jaya mengawasi pasokan makanan khususnya yang kedaluwarsa menjelang Ramadan. Selama bulan puasa, kebutuhan pokok masyarakat akan makanan meningkat. ”Nanti kita kerja sama dengan BPOM untuk melakukan pengecekan ke lapangan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol M Iqbal. Selain makanan kedaluwarsa, pihaknya juga mengantisipasi bahan makanan yang mengandung formalin dan zat kimia berbahaya lain.

”Seperti yang sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu oleh jajaran Polres terhadap kikil berformalin, tahu berformalin. Itu salah satu bentuk pengawasan kita,” sebutnya. Tak hanya itu, isu beras plastik dan berpemutih juga turut menjadi perhatian pihak kepolisian. Polda sudah menyiapkan tim khusus untuk melakukan pengawasan dan penindakan di lapangan.

”Kita akan cek ke pasar tradisional dan modern,” ucapnya. Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya AKBP Iwan Kurniawan mengatakan, sudah menyiapkan tim khusus dari Subdit Industri dan Perdagangan (Indag) untuk pengawasan. Hingga kini belum ada laporan terkait ada makanan kedaluwarsa yang beredar. Namun, pihaknya tetap akan memperketat pengawasan sehingga mempersempit ruang gerak pedagang curang.

Ridwansyah/ helmi syarif
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0723 seconds (0.1#10.140)