Transformasi Boedi Oetomo
A
A
A
Hendris
Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Organisasi Boedi Oetomo saat lahir 20 Mei 1908 mengusung ghiroh (semangat) menginginkan Indonesia menjadi bangsa yang terhormat dan lepas dari penjajahan Belanda.
Sehingga lewat pendidikan dan pengajaranlah pemuda Indonesia dapat sadar dan bangkit bahwasanya bangsa ini sudah bertahun- tahun hidup terjajah. Lantas sampai ini, masih adakah ghiroh kebangkitan nasional. Secara keorganisasian Boedi Oetomo hanyalah tinggal nama. Karena pada akhirnya Boedi Oetomo membubarkan diri dan mengadakan fusi (bergabung) dengan PBI (Persatuan Bangsa Indonesia) pada tahun 1935 dan kemudian menjadi Parinda (Partai Indonesia Raya).
Alasan kuat transformasi gerakan dalam bentuk partai, bukan atas perebutan jabatan, dan haus akan kekuasaan seperti yang sering terjadi di era saat ini. Artinya, transformasi tersebut disebabkan oleh kepentingan yang lebih besar yakni melepas diri dari kedaerahan, kesukuan, menerobos warna kulit dan jenis kebudayaan menuju ke arah kebangsaan Hindia.
Berjuang bahu membahu dengan pemuka-pemuka kebangsaan yang meliputi seluruhpendudukyangberada dikepulauanIndonesiamenujukemerdekaan. Haltersebut dapatkitalihat atasperubahan Slogan Boedi Oetomo dari sebelumnya ”medewerking tot de verwezenlijking van de Indonesischeeenheidsgedachte (ikut berusaha untuk melaksanakan cita-cita persatuan Indonesia). Hal yang terlupakan oleh sejarah juga adalah mengenai konferensi Asia-Afrika.
Walaupun konferensi tersebut terlaksana setelah Indonesia merdeka, konferensi tersebut menandakan sebuah kedaulatan Indonesia terhadap dunia internasional. Indonesia memiliki keberanian menyuarakan dan melawan penjajahan, serta memerangi perlakuan ketidakadilan. Pemuda/mahasiswa saat ini adalah generasi masa depan bangsa. Untuk menjadi pemuda yang sesuai dengan harapan masa depan, mahasiswa harus bersatu padu dengan berbagai organisasi yang memiliki arah gerakan untuk memajukan bangsa.
Menjadi volunter Indonesia mengajar misalnya, menjadi volunter LSM dan berbagai lembagaswadayalainnya. Apalagisalahsatuprogramprioritas di era Jokowi-JK mencanangkan kemajuan desa. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, tentunya pemerintah membutuhkan pemuda intelektual untuk turun ke desa. Saat ini pemuda/mahasiswa harus mulai berbicara kebangkitan Indonesia di mata dunia. Indonesia akan menjadi negara maju, seperti negara-negara lainnya, baik dari segi pendidikan, teknologi, maupun prestasi.
Meminjam bahasanya Soe Hok Gie agar tidak menjadi generasi yang mengecewakan ”sebagian dari pemuda ini akhirnya berkompromi dengan nilai-nilai lama tetapi sebagian kecil mencoba mencari kebahagiaan dengan berpaling pada diri sendiri (sebuah generasi yang kecewa: Soe Hok Gie).
Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Organisasi Boedi Oetomo saat lahir 20 Mei 1908 mengusung ghiroh (semangat) menginginkan Indonesia menjadi bangsa yang terhormat dan lepas dari penjajahan Belanda.
Sehingga lewat pendidikan dan pengajaranlah pemuda Indonesia dapat sadar dan bangkit bahwasanya bangsa ini sudah bertahun- tahun hidup terjajah. Lantas sampai ini, masih adakah ghiroh kebangkitan nasional. Secara keorganisasian Boedi Oetomo hanyalah tinggal nama. Karena pada akhirnya Boedi Oetomo membubarkan diri dan mengadakan fusi (bergabung) dengan PBI (Persatuan Bangsa Indonesia) pada tahun 1935 dan kemudian menjadi Parinda (Partai Indonesia Raya).
Alasan kuat transformasi gerakan dalam bentuk partai, bukan atas perebutan jabatan, dan haus akan kekuasaan seperti yang sering terjadi di era saat ini. Artinya, transformasi tersebut disebabkan oleh kepentingan yang lebih besar yakni melepas diri dari kedaerahan, kesukuan, menerobos warna kulit dan jenis kebudayaan menuju ke arah kebangsaan Hindia.
Berjuang bahu membahu dengan pemuka-pemuka kebangsaan yang meliputi seluruhpendudukyangberada dikepulauanIndonesiamenujukemerdekaan. Haltersebut dapatkitalihat atasperubahan Slogan Boedi Oetomo dari sebelumnya ”medewerking tot de verwezenlijking van de Indonesischeeenheidsgedachte (ikut berusaha untuk melaksanakan cita-cita persatuan Indonesia). Hal yang terlupakan oleh sejarah juga adalah mengenai konferensi Asia-Afrika.
Walaupun konferensi tersebut terlaksana setelah Indonesia merdeka, konferensi tersebut menandakan sebuah kedaulatan Indonesia terhadap dunia internasional. Indonesia memiliki keberanian menyuarakan dan melawan penjajahan, serta memerangi perlakuan ketidakadilan. Pemuda/mahasiswa saat ini adalah generasi masa depan bangsa. Untuk menjadi pemuda yang sesuai dengan harapan masa depan, mahasiswa harus bersatu padu dengan berbagai organisasi yang memiliki arah gerakan untuk memajukan bangsa.
Menjadi volunter Indonesia mengajar misalnya, menjadi volunter LSM dan berbagai lembagaswadayalainnya. Apalagisalahsatuprogramprioritas di era Jokowi-JK mencanangkan kemajuan desa. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, tentunya pemerintah membutuhkan pemuda intelektual untuk turun ke desa. Saat ini pemuda/mahasiswa harus mulai berbicara kebangkitan Indonesia di mata dunia. Indonesia akan menjadi negara maju, seperti negara-negara lainnya, baik dari segi pendidikan, teknologi, maupun prestasi.
Meminjam bahasanya Soe Hok Gie agar tidak menjadi generasi yang mengecewakan ”sebagian dari pemuda ini akhirnya berkompromi dengan nilai-nilai lama tetapi sebagian kecil mencoba mencari kebahagiaan dengan berpaling pada diri sendiri (sebuah generasi yang kecewa: Soe Hok Gie).
(ars)