Eros Djarot Kagumi Keberanian Benjamin Mangkoedilaga
A
A
A
JAKARTA - Seniman sekaligus pendiri Partai Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK) Eros Djarot merasa kehilangan atas meninggalnya mantan Hakim Agung, Benjamin Mankoedilaga.
Di mata Eros, Benjamin dikenal sebagai sosok yang berani menentang kekuasaan Rezim Orde Baru waktu itu. "Buat saya dia pejuang reformasi yang di zaman reformasi, dia bela Tempo saat dibredel," ucap Eros di rumah duka, Jalan Kavling Polri Blok F Nomor 36 B Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (22/5/2015).
Bagi Eros, keberanian Benjamin menentang rezim Soeharto dianggap sebagai fenomena luar biasa. Pada saat sebagian hakim tidak berani menyentuh kekuasaan Soeharto, Benjamin disebutnya bertindak sebaliknya.
"Dia adalah salah satu hakim yang berani memutuskan berlawanan dengan kehendakan pemerintah. Cuma ya kalau sekarang banyak ya yang seperti itu," ungkapnya. (Baca: Eks Hakim Agung Benjamin Mangkoedilaga Meninggal Dunia)
Bahkan, kata Eros, Benjamin pantas dianugerahi sebagai pejuang reformasi lantaran sikap beraninya dalam kapasitasnya sebagai penegak hukum.
Menurut dia, keberanian Benjamin turut menginspirasi pejuang-pejuang reformasi lainnya untuk melawan rezim Soeharto.
"Justru orang yang punya hati, punya integritas dan intelektualitas ya beginilah sekarang dilupakan," tuturnya.
Benjamin Mangkoedilaga mengembuskan nafas terakhir pada Kamis 21 Mei 2015. Mantan Hakim Agung ini meninggal dalam usia 77 tahun di Rumah Sakit Jakarta.
Rencananya jenazah Benjamin akan dimakamkan di Al-Azhar Memorial Garden Jalan Raya Peruri, Teluk Jambe, Karawang Timur.
Di mata Eros, Benjamin dikenal sebagai sosok yang berani menentang kekuasaan Rezim Orde Baru waktu itu. "Buat saya dia pejuang reformasi yang di zaman reformasi, dia bela Tempo saat dibredel," ucap Eros di rumah duka, Jalan Kavling Polri Blok F Nomor 36 B Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (22/5/2015).
Bagi Eros, keberanian Benjamin menentang rezim Soeharto dianggap sebagai fenomena luar biasa. Pada saat sebagian hakim tidak berani menyentuh kekuasaan Soeharto, Benjamin disebutnya bertindak sebaliknya.
"Dia adalah salah satu hakim yang berani memutuskan berlawanan dengan kehendakan pemerintah. Cuma ya kalau sekarang banyak ya yang seperti itu," ungkapnya. (Baca: Eks Hakim Agung Benjamin Mangkoedilaga Meninggal Dunia)
Bahkan, kata Eros, Benjamin pantas dianugerahi sebagai pejuang reformasi lantaran sikap beraninya dalam kapasitasnya sebagai penegak hukum.
Menurut dia, keberanian Benjamin turut menginspirasi pejuang-pejuang reformasi lainnya untuk melawan rezim Soeharto.
"Justru orang yang punya hati, punya integritas dan intelektualitas ya beginilah sekarang dilupakan," tuturnya.
Benjamin Mangkoedilaga mengembuskan nafas terakhir pada Kamis 21 Mei 2015. Mantan Hakim Agung ini meninggal dalam usia 77 tahun di Rumah Sakit Jakarta.
Rencananya jenazah Benjamin akan dimakamkan di Al-Azhar Memorial Garden Jalan Raya Peruri, Teluk Jambe, Karawang Timur.
(dam)