155 ABK Dikdas Bersaing Jadi Terbaik

Kamis, 21 Mei 2015 - 10:23 WIB
155 ABK Dikdas Bersaing...
155 ABK Dikdas Bersaing Jadi Terbaik
A A A
YOGYAKARTA - Dalam rangkaian pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) XIV di Yogyakarta, antusiasme peserta Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) sangat tampak.

Tahun ini, terdapat 155 anak berkebutuhan khusus (ABK) yang menjadi peserta OSN jenjang PKLK Pendidikan Dasar (Dikdas). ”Kami sangat senang karena dengan segala keterbatasan mereka, para siswa masih semangat meraih prestasi. Apalagi jika melihat prestasi yang diraih, makin tahun makin baik. Ini membuktikan siswa berkebutuhan khusus pun bisa berprestasi baik asal diberi kesempatan dan dukungan,” ujar Penanggung Jawab OSN 2015 jenjang PKLK Dikdas Sri Wahyuningsih di Yogyakarta kemarin.

Ditemui di sela pelaksanaan OSN, Sri Wahyuningsih mengatakan, kesempatan siswa berkebutuhan khusus untuk berprestasi saat ini juga semakin terbuka dengan makin banyaknya sekolah inklusi. Terbukanya kesempatan mengenyam pendidikan pun bahkan sudah sampai di pendidikan tinggi. Namun, sayangnya, ajang olimpiade PKLK untuk tingkat internasional belum ada.

”Kami sebenarnya juga ingin mengirim pemenangpemenang OSN PKLK ini di tingkat internasional. Sayangnya ajangnya saja belum ada. Untuk ABK biasanya lebih pada ajang olahraga yang sudah ada tingkat dunianya. Karena itu, ada cita-cita juga bagi kami menjadikan Indonesia sebagai pemrakarsa olimpiade PKLK tingkat internasional,” ungkapnya.

Untuk OSN PKLK Dikdas kali ini mempertandingkan lima kategori, yakni IPA SDLB/ SD Inklusi, Matematika SDLB/ SD Inklusi, IPA SMPLB/SMP Inklusi, Matematika SMPLB/ SMP Inklusi dan Teknologi Informasi SMPLB/SMP Inklusi. Untuk materi soal, dikatakan Sri Wahyuningsih, telah disesuaikan dengan kurikulum PKLK Dikdas yang dibagi dalam tiga tahap yakni pilihan ganda, isian singkat serta uraian dan praktik.

”Soal dibuat oleh tim khusus yang juga melibatkan dosen-dosen dari beberapa perguruan tinggi. Untuk peserta sebenarnya ketunaan tidak dibatasi. Namun sesuai petunjuk para pakar PKLK, siswa tunanetra dan low vision khusus mengikuti kategori Matematika, sedangkan IPA dan TI diikuti semua ketunaan kecuali tunanetra,” papar staf Dirjen Pendidikan Dasar itu.

Sementara itu, Wakil Ketua OSN 2015 jenjang PKLK Dikdas Kurniawan mengatakan, tidak mudah bagi tim soal menyusun soal OSN untuk semua ketunaan. Karena, pada dasarnya, tiap ketunaan memiliki kekhususan tersendiri yang tidak bisa disamakan.

Bahkan meski memiliki ketunaan yang sama, perlakuan tiap anak bisa berbeda. ”Karenanya jika memungkinkan, ke depan sepertinya perlu dipikirkan kategori OSN berdasarkan ketunaan,” ungkapnya.

Ratih keswara
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9962 seconds (0.1#10.140)