Obie Mengaku Kumpulkan Artis Sejak 2012

Kamis, 14 Mei 2015 - 08:51 WIB
Obie Mengaku Kumpulkan Artis Sejak 2012
Obie Mengaku Kumpulkan Artis Sejak 2012
A A A
JAKARTA - RA alias Obie, tersangka prostitusi, mengaku sudah mengumpulkan artisartis yang menjadi anak buahnya sejak 2012. Hingga sekarang Obie sudah mengelola sekitar 200 artis.

Sebelumnya diketahui, Obie bekerja sebagai make up artis. Selama ini Obie tidak mencari pelanggan. Mereka yang biasanya menghubungi dahulu apakah bisa berkencan dengan artis yang diinginkan. ”Para pelanggan mengenal Obie dari mulut ke mulut karena dia tidak pernah memajang atau mempromosikan anak buahnya,” kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Audie Latuheru kemarin.

Saat ini pihaknya masih mendalami pemeriksaan terhadap Obie. Polisi berharap mendapatkan keterangan lain dari dia. ”Kalau sudah cukup keterangannya, baru kita panggil saksi-saksi lainnya,” ujarnya. Audie menegaskan, Obie sudah mulai membuka mulut sehingga informasi yang didapat terus didalami.

Dari pemeriksaan diketahui Obie bekerja sendiri dan tidak mencari pelanggan atau anak buah melalui perantara. Kebanyakan artis sendiri yang meminta pekerjaan kepadanya. ”Biasanya pelanggan meminta kriteria tertentu dan dia yang menyiapkan siapa yang bisa,” ucapnya. Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Wahyu Hadiningrat menegaskan, pihaknya tidak mau terburu-buru untuk melakukan penyidikan kasus ini.

Saat ini memang baru Obie yang ditetapkan sebagai tersangka sesuai dengan Pasal 296 dan 506 KUHP tentang Perbuatan Cabul. ”Kalau untuk pelanggan dan wanitanya, belum bisa masuk dalam pasal tersebut,” katanya. Sementara itu, Obie mengaku mempunyai cara sendiri dalam bertransaksi. Bisnis prostitusi itu terbilang sangat pribadi. Dalam setiap transaksi tersangka harus melakukan meeting dengan pria hidung belang.

”Transaksinya saya janjian sama klien, terus kliennya minta meeting. Setelah itu ketemu untuk dealharga,” katanya. Setelah mendapatkan kesepakatanharga, diamenghubungi artis yang mau di-booking. Setelah itu si artis dan dia datang ke lokasi yang ditentukan. Biasanya di hotel mewah di Ibu Kota. ”Proses dari meeting sampai sepakat kira-kira sehari sampai dua hari. Jadi prosesnya ada meeting,” tutur pria asal Medan itu.

Pria yang memiliki tato di tangan serta kaki itu mengatakan, informasi pemesanan model atau artis biasanya melalui media BBM atau WhatsApp. Dia tidak menjajakan bisnis prostitusinya lewat situs online. ”Untuk mesen, klien biasanya tanya dulu, enggak langsung tunjuk. Tanyanya lewat ngobrol. Biasanya di Jakarta lebih sering,” sebutnya. Di bagian lain, Pemprov DKI Jakarta menyerahkan semua penindakan prostitusi yang terjadi di wilayahnya kepada pihak kepolisian.

Peraturan daerah (perda) tentang asusila dianggap tidak akan mampu menangani prostitusi kelas atas. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, Perda No 8/2007 tentang Ketertiban Umum hanya bisa menjerat pelaku prostitusi di pinggir jalan. Untuk hotel dan onlineyang marak saat ini, perda tersebut tidak berlaku. Ahok menjelaskan, sebenarnya semua peraturan yang melarang prostitusi itu tertera jelas dalam KUHP, hanya penegakan hukumnya masih lemah.

Untuk itu, dia meminta kepada penegak hukum untuk menjerat semuanya. ”Termasuk penggunanya seperti di Swedia yang justru malah menghukum para lelaki penggunanya,” katanya. Mantan bupati Belitung Timur itu tidak yakin pengguna prostitusi artis itu pejabat bila dilihat dari pendapatan aslinya. Dia pun menduga, jika ada pejabat yang menjadi pengguna, mereka seorang koruptor, mendapat gratifikasi, dan tidak membayar pajak.

Helmi syarif/ bima setiyadi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7721 seconds (0.1#10.140)