Sekilas Rekam Jejak 4 Calon Kuat Pemimpin PBNU

Selasa, 04 Agustus 2015 - 16:31 WIB
Sekilas Rekam Jejak 4 Calon Kuat Pemimpin PBNU
Sekilas Rekam Jejak 4 Calon Kuat Pemimpin PBNU
A A A
JAKARTA - Perhelatan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di Jombang, Jawa Timur semakin memanas. Kondisi semakin menarik dengan munculnya empat nama bursa calon kuat untuk menjadi Ketua Umum PBNU ke depan.

Berikut sekilas rekam jejak empat calon kuat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut:

Salahuddin Wahid (Gus Sholah)

Adik kandung Presiden keempat Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur ini adalah tokoh dipercaya sebagai pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.

Dia sudah beberapa kali digadang-gadang menjadi calon ketua umum. Namun, pada Muktamar PBNU ke-32 lalu harus kalah ketika menghadapi Said Aqil Siradj.

Pria kelahiran Jombang, 11 September 1942 ini adalah salah satu tokoh HAM di Indonesia. Sebagai tokoh agama, dia menolak anggapan banyak ustaz yang mengajarkan radikalisme.

Gus Sholah pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM. Dia juga pernah bersama Wiranto meramaikan calon wakil presiden dan wakil presiden di Pilpres 2004.

Said Aqil Siradj

Ketua Umum PBNU 2010-2015. Dia terpilih menjadi Ketua Umum pada Muktamar ke-32 yang diselenggarakan di Makassar setelah mengalahkan pesaingnya Slamet Effendi Yusuf pada putaran kedua.

Pria kelahiran Cirebon 3 Juli 1953 ini, mempunyai latar belakang akademis yang luas dalam ilmu Islam. Alumni S3 University of Umm Al-qura dengan jurusan Aqidah/Firasat Islam ini lulus pada tahun 1994 yang sebelumnya mengambil S2 di Universitas Umm al-Qura, jurusan Perbandingan Agama, lulus pada tahun 1987.

Sementara S1 di Universitas King Abdul Aziz, jurusan Ushuluddin dan Dakwah, lulus pada tahun 1982. Latar belakang ilmu pendidikan agama yang kuat dijadikan modal Said Aqil Siradj dalam dakwah dan memperjuangkan Islam lewat NU.

Said As'ad Ali

Dia ikut digadang-gadang sebagai calon ketua umum pada Muktamar ke-33 ini. Pria kelahiran Kudus 19 Desember 1949 ini adalah alumni Pondok pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogjakarta. Dia masuk Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) sejak 1982-1999 dan bertugas di Timur Tengah seperti Arab saudi, Yordan, Suriah dan Libanon.

Said Ali juga pernah menjabat sebagai wakil kepala Badan Intelijen Negara (BIN) selama sembilan tahun sejak era Presiden Abdurahman Wahid, Presiden Megawati Soekanoputri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia kemudian diminta para Rois Aam, serta ulama sepuh NU mendampingi Said Aqil Siradj sebagai Wkil Ketua Umum PBNU 2010 -2015.

Pada saat menjabat sabagai wakil kepala BIN kasus besar terjadi yaitu pemunuhan aktivis HAM Munir. Pembunuhan yang melibatkan anggota BIN Policarpus tersebut hingga saat ini masih menjadi misteri siapa dalang dibalik aksi yang dilakukan Policarpus. Bahkan istri almarhum Munir, Suciwati meminta seluruh petinggi BIN diperiksa. Tentunya ini juga bisa mengenai As’ad Ali. Namun apa dikata keinginan Suciwati tersebut tinggal kenangan saja.

Mustofa Bisri (Gus Mus)

Kyai sepuh seperti Kyai Haji Mustofa Bisri atau biasa disapa Gus Mus digadang Yenny Wahid sebagai calon Ketua Umum PBNU.

Pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah, 10 Agustus 1944 ini adalah pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Leteh, Rembang dan menjadi Rais Syuriah PBNU. Dia adalah salah satu deklarator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus perancang logo PKB yang digunakan hingga kini.

Dia juga seorang penyair dan penulis kolom yang sangat dikenal di kalangan sastrawan. Selain budayawan, dia juga dikenal sebagai penyair.

Baca: Muktamar ke-33 NU, Para Kandidat Klaim Dapat Dukungan Kuat.
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5291 seconds (0.1#10.140)