Sejarah Hari Dharma Samudera Diperingati Setiap 15 Januari

Minggu, 15 Januari 2023 - 09:54 WIB
loading...
A A A
Pada 13 April 1947 di perairan dekat Pulau Sapudi, perahu layar Dermawan pimpinan Kapten Harjanto sedang menjalankan ekspedisi lintas laut ke Sulawesi Selatan tiba-tiba dihadang dan bertempur menghadapi dua kapal perang Belanda. Kapal patroli Belanda RP 107 dapat dipukul mundur, namun serangan mitraliyur Korvet Hr.Ms Bacan menghentikan perlawanan perahu ALRI tersebut.



Kapten Harjanto dan lima prajuritnya dalam pertemuan itu gugur dengan penuh keberanian. Pada 9 Mei 1947, kapal perang Belanda berkode JT 1 (Hr.Ms Banckert) tiba-tiba memasuki kawasan Teluk Sibolga dengan alasan ingin menangkap sebuah kapal dagang dari Singapura yang dianggap melakukan penyelundupan senjata.

Kapal perang Belanda secara terang-terangan melanggar wilayah kedaulatan Indonesia yang tertuang dalam Perjanjian Linggarjati yang teelah disepakati sebelumnya. Pertempuran pun pecah pada 12 Mei 1947 antara kapal perang Belanda dengan garis pertahanan Pantai Sibolga.

Dalam pertempuran yang berlangsung selama enam jam itu, kapal perang Belanda berhasil dipukul mundur dan menjauh dari garis demarkasi Indonesia. Dalam pertempuran laut itu, beberapa kru kapal dan pejuang Indonesia gugur.



Selanjutnya, pada 28 April 1958 di Pelabuhan Balikpapan, KRI Hang Tuah yang bakal ditarik dari penugasannya dalam operasi menumpas pemberontak Permesta tiba-tiba mengalami kerusakan mesin. Tak berselang lama, KRI Hang Tuah diserang pesawat pembom B-26 Invander milik Permesta.

Korvet yang dikomandani Mayor Laut Ayub Laya itu tetap berusaha menghalau pesawat pembom tersebut dengan senapan mesin kapalnya karena mesin mati dan tidak dapat bermanuver di alur pelabuhan.

Namun, KRI Hang Tuah tidak dapat menghindar dari serangan bom yang menghantam bagian tengah kapal dan meledakkan gudang amunisinya. KRI Hang Tuah terbakar dan tenggelam.

Lalu, pada 15 Januari 1962, ketiga kapal ALRI, Macan Tutul, Harimau, dan Macan Kumbang sudah semakin dekat dengan daratan Irian (Papua sekarang, red). Namun, pergerakan tiga kapal jenis Motor Torpedo Boat (MTB) milik ALRI tersebut dapat diketahui pesawat Neptune Belanda.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2405 seconds (0.1#10.140)