Perindo Berharap Kenaikan Biaya Haji Tak Terlalu Tinggi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPP Partai Perindo Bidang Keagamaan Abdul Khaliq Ahmad menyambut baik kembalinya kuota haji Indonesia, yakni 221 ribu pada tahun ini. Terlebih, tidak ada lagi pembatasan usia calon jamaah haji.
"Kita bersyukur kondisi sudah sama sebelum kita mengalami pandemi Covid-19. Saya kira patut kita syukuri ternyata dalam MoU itu sudah tidak ada lagi pembatasan usia kaitan pemberangkatan jamaah haji," tutur Abdul dalam Webinar Perindo, Kuota Haji Kembali Normal 100 Persen Sudah Siapkah Indonesia, Jumat (13/1/2023).
Dengan demikian, ia meminta pemerintah mempersiapkan Penyelenggaraan haji 1444H/2023M dengan matang. Dia mengingatkan agar jangan sampai terulang kembali, dimana adanya kenaikan biaya layanan masyair saat sudah berada di tengah persiapan haji tahun 2022.
"Persoalan yang dilakukan pemerintah Indonesia tentu harus dipersiapkan nsecara matang karena berkaca pada pelaksanaan jbadah haji 2022. Ada hal yang luput dari perhatian, misalnya masalah ongkos atau budget urusan masyair di tengah jalan. Saya kira perlu juga dipikirkan," ujarnya.
Biaya haji 2023 akan mengalami berbagai penyesuaian. Hal ini dikarenakan beberapa faktor mulai biaya layanan di Masyair, harga bahan baku, transportasi, akomodasi, pajak, serta inflasi juga akan menyebabkan kenaikan biaya.
Walaupun begitu, Abdul berharap agar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) kenaikannya tidak terlampau signifikan. Minimal tetap dapat terjangkau bagi calon jamaah haji.
"Saya kira ini dikondisikan supaya kenaikan tidak terlampau besar. BPIH terjadi lebih besar dari itu tapi tetap yang harus diputuskan biaya perjalanan ibadah haji yang bisa dijangkau masyarakat," kata dia.
"Kita bersyukur kondisi sudah sama sebelum kita mengalami pandemi Covid-19. Saya kira patut kita syukuri ternyata dalam MoU itu sudah tidak ada lagi pembatasan usia kaitan pemberangkatan jamaah haji," tutur Abdul dalam Webinar Perindo, Kuota Haji Kembali Normal 100 Persen Sudah Siapkah Indonesia, Jumat (13/1/2023).
Dengan demikian, ia meminta pemerintah mempersiapkan Penyelenggaraan haji 1444H/2023M dengan matang. Dia mengingatkan agar jangan sampai terulang kembali, dimana adanya kenaikan biaya layanan masyair saat sudah berada di tengah persiapan haji tahun 2022.
"Persoalan yang dilakukan pemerintah Indonesia tentu harus dipersiapkan nsecara matang karena berkaca pada pelaksanaan jbadah haji 2022. Ada hal yang luput dari perhatian, misalnya masalah ongkos atau budget urusan masyair di tengah jalan. Saya kira perlu juga dipikirkan," ujarnya.
Biaya haji 2023 akan mengalami berbagai penyesuaian. Hal ini dikarenakan beberapa faktor mulai biaya layanan di Masyair, harga bahan baku, transportasi, akomodasi, pajak, serta inflasi juga akan menyebabkan kenaikan biaya.
Walaupun begitu, Abdul berharap agar Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) kenaikannya tidak terlampau signifikan. Minimal tetap dapat terjangkau bagi calon jamaah haji.
"Saya kira ini dikondisikan supaya kenaikan tidak terlampau besar. BPIH terjadi lebih besar dari itu tapi tetap yang harus diputuskan biaya perjalanan ibadah haji yang bisa dijangkau masyarakat," kata dia.
(muh)