Jenderal Polisi Kelahiran Jawa Timur, Nomor 5 Karier Melejit Dalam Waktu 18 Hari Jadi Kapolri

Minggu, 08 Januari 2023 - 05:39 WIB
loading...
Jenderal Polisi Kelahiran Jawa Timur, Nomor 5 Karier Melejit Dalam Waktu 18 Hari Jadi Kapolri
Enam Jenderal Polisi kelahiran Jawa Timur yang pernah menjadi Kapolri. Foto/istimewa
A A A
JAKARTA - Sejak dibentuk pada 1 Juli 1946, tercatat ada 6 Jenderal Polisi kelahiran Jawa Timur yang pernah memimpin institusi Polri. Mereka merupakan putra-putra terbaik bangsa yang berasal dari berbagai daerah di Provinsi Jawa Timur.

Berdasarkan data di laman resmi Polri yakni, polri.go.id, tercatat sudah 25 Jenderal Polisi yang menjadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara. Dari jumlah tersebut 6 di antaranya merupakan Jenderal Polisi yang lahir di ujung timur Pulau Jawa.

Lalu siapa saja mereka, berikut ini ulasannya.

1. Jenderal Polisi (Purn) Soetjipto Danoekoesoemo

Pria kelahiran Tulungaggung pada 28 Februari 1922 ini merupakan Kapolri ketiga. Dia menjabat sebagai orang nomor satu di Polri sejak Desember 1963 hingga 8 Mei 1965.

Soetjipto Danoekoesoemo mengikuti pendidikan di Sekolah Bagian Tinggi Kepolisian Sukabumi pada 1943 dengan memilih kesatuan Brigade Mobil (Brimob). Lahir dan tumbuh di masa penjajahan Belanda, membuat Soetjipto Danoekoesoemo kenyang dengan pengalaman tempur.

Berbagai jabatan strategis pernah diembannya, yakni, Wakil Koordinator dan Inspektur Mobile Brigade Polisi Jawa Timur pada 1951, dan Wakil Koordinator dan Inspektur Mobrig Polisi Jawa Tengah pada 1954. Dia pernah dikirim ke Italia untuk memperdalam ilmu kepolisian.

Termasuk menempuh pendidikan militer-kepolisian di Advance Army School, Fort Benning, Amerika Serikat, dilanjutkan dengan pendidikan di Army Command & General Staff College, Fort Leavenworth, serta kursus pertahanan sipil di New York.

2. Jenderal Polisi (Purn) Soetjipto Joedodihardjo

Jenderal Polisi Soetjipto Joedodihardjo merupakan Kapolri keempat yang menjabat sejak 9 Mei 1965 hingga 15 Mei 1968. Pemilik nama lengkap H. Raden Mas Ngabehi Soetjipto Joedodihardjo ini lahir di Bondowoso, Jawa Timur pada 27 April 1917.

Selama mengabdi di Korps Bhayangkara, Soetjipto pernah menduduki jabatan sebagai Inspektur Polisi Kelas I pada Pasukan Polisi Istimewa Besuki pada 1945. Kemudian Wakil Komandan Mobrig Polisi Jawa Timur pada 1947. Selanjutnya ditarik ke Jakarta menjadi Komandan Mobrig Polisi Jakarta Raya pada 1950. Dia sempat kembali menjadi Komandan Mobrig Polisi Jawa Timur pada 1950.

Kariernya terus menanjak, dia kemudian diangkat menjadi Komisaris Polisi Kelas I pada Jawatan Kepolisian Negara, Lektor PTIK pada 1960, Komandan Komandemen Mobrig Pusat pada 1960 hingga Kepala Pusat Pertahanan Sipil pada 1962.

Pada 1962, Soetjipto sempat dikirim ke Amerika Serikat. Tiga tahun kemudian, pada 1965, dia diangkat menjadi Kepala Kepolisian Negara untuk masa jabatan sampai 1968. Semasa kepemimpinannya, mulai berdiri Akademi Angkatan Kepolisian pada 1 Oktober 1965. Namun, pada 16 Desember 1965, pendidikan akademi itu disatukan ke dalam pendidikan ABRI, dan menjadi AKABRI Bagian Kepolisian.

3. Jenderal Polisi (Purn) Widodo Budidarmo

Jenderal Polisi Widodo Budidarmo merupakan Kapolri ketujuh yang menjabat selama empat tahun sejak 26 Juni 1974 hingga 25 September 1978. Dia merupakan Kapolri nonmuslim pertama dalam sejarah kepolisian di Indonesia.

Sama dengan pendahulunya, Widodo juga kenyang dengan pengalaman tempur. Dia pernah ikut dalam operasi menumpas pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.

Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian pada 1955 ini lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 1 September 1927. Pada awal 1960, Widodo memperdalam ilmu militernya di US Coast Guard Officers Candidate School, Amerika Serikat.

Pernah menjadi anggota MPR, Widodo kemudian dilantik oleh Presiden Soeharto menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Mohamad Hasan yang memasuki masa purna tugas. Pada masa kepemimpinan Widodo di Korps Bhayangkara, Pemerintah mengeluarkan UU No. 9 tentang Narkotika.

4. Jenderal Polisi (Purn) Roesmanhadi

Pria kelahiran Madura, Jawa Timur pada 5 Maret 1946
merupakan Kapolri ke-14 yang menjabat sejak 29 Juni 1998 hingga 3 Januari 2000.

Karier Roesmanhadi diawali dari masa pendidikan Diklat Militer PTIK Angkatan 11, Sespim Polri 1980, Sesko ABRI 1990, dan Kursus Lemhannas 1992. Jabatan pertama Roesmanhadi setelah lulus PTIK yakni Irdin Res 86 Bandung Polda Jabar pada 1969.

Dia kemudian naik jabatan sebagai Staf Ahli Menteri Pertahanan dan Keamanan Bidang Pengamanan Umum pada 15 Oktober 1997. Dia juga pernah menjabat Wakapolda Kalbar pada 1991, Wakapolda Jatim 1992, Kapolda Sumut pada 1993, Kapolda Jatim pada 1995, dan terakhir Kapolri pada 1996.

5. Jenderal Polisi (Purn) Timur Pradopo

Timur Pradopo lahir di Jombang, Jawa Timur pada 10 November 1956. Timur Pradopo merupakan Kapolri ke-20 yang menjabat sejak 22 Oktober 2010 hingga 25 Oktober 2013 di masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Timur Pradopo merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1978 dari kesatuan Lalu Lintas (Lantas). Dia kemudian mengikuti berbagai jenjang pendidikan yakni, PTIK pada 1989, Sespim Polri pada 1996, dan Sespati Polri pada 2001.

Pengabdiannya di Korps Bhayangkara di antaranya, dimulai dari Perwira Samapta Poltabes Semarang, Kapolres Metro Jakarta Barat, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kapolda Jawa Barat periode 2008-2010, Kapolda Metro Jaya dan Kabaharkam Polri pada 2010. Puncaknya Timur Pradopo diangkat menjadi Kapolri.

Pengangkatan Timor Pradopo sebagai Kapolri terbilang kilat. Sebab hanya dalam waktu 18 hari, Timur Pradopo langsung menjabat Kapolri. Uniknya, Timor Pradopo mendapat dua bintang sekaligus dari SBY dalam sehari.

Awalnya, setelah menjabat Kapolda Metro Jaya, Timur Pradopo kemudian dilantik menjadi Kabaharkam Polri pada 22 Oktober 2010 siang. Dengan demikian, bintang di pundaknya bertambah menjadi tiga atau Komjen Pol.

Malam harinya, Presiden SBY mengajukan Timur Pradopo sebagai Kapolri ke Komisi III DPR untuk menggantikan Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri yang memasuki masa pensiun. Dengan demikian, secara tak resmi Timur Pradopo sudah menyandang gelar Jenderal Polisi atau bintang empat. Peristiwa ini kemudian memuncul ungkapan “pagi bintang dua (Kapolda Metro), siang bintang tiga (Kabaharkam Polri), dan malam bintang empat (Kapolri”.

6. Jenderal Polisi (Purn) Badrodin Haiti

Jenderal Polisi Badrodin Haiti merupakan Kapolri ke-22 yang menjabat sejak 17 April 2015 hingga 14 Juli 2016. Pria kelahiran Jember, Jawa Timur pada 24 Juli 1958 merupakan Kapolri yang ditunjuk langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 18 Februari 2015.

Badrodin Haiti merupakan lulusan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) 1982 peraih Adhi Makayasa. Jabatan yang pernah disandangnya selama mengabdi di kepolisian di antaranya, mulai dari Danton Sabhara Dit Samapta Polda Metro Jaya pada 1982, kemudian Kapolda Banten pada 2004.

Tidak hanya itu, dia juga pernah menyandang jabatan Kapolda Sulteng, Kapolda Sumut, Kapolda Jatim, Kabaharkam, Wakpolri dan puncak kariernya menjadi Kapolri pada 2015–2016. Selama di kepolisian, Badrodin mengikuti pendidikan di PTIK pada 1989, selanjutnya Sespim 1998, dan terakhir pendidikan Lemhannas RI pada 2003.
(cip)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2358 seconds (0.1#10.140)