Terdepan Tangani Corona, Ibas Menaruh Hormat ke Dokter dan Tenaga Medis
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR, Edhie Baskoro Yudhoyono mengapresiasi peran dokter, tenaga medis, dan relawan dalam penanganan pandemi virus Corona (Covid-19). Pria yang akrab dipanggil Ibas ini juga berharap agar pemerintah segera mempercepat serapan anggaran kesehatan. Selain itu, Ibas meminta distribusi peralatan kesehatan terus dimaksimalkan.
(Baca juga: Virus Covid-19 Menyebar Lewat Droplets, Yuri: Gunakan Masker dengan Benar)
"Saya menaruh hormat yang luar biasa kepada para dokter 'pahlawan tanpa tanda jasa' yang berada di garis terdepan, dibantu oleh para perawat dan tim medis atas upaya-upaya untuk memastikan sukses penanganan kesehatan dan keselamatan masyarakat," kata Ibas dalam keterangannya, Minggu (12/7/2020).
Menurut Ibas, distribusi peralatan kesehatan perlu menjadi perhatian serius. Ibas juga menyatakan FPD berkomitmen mengawal setiap kebijakan penanganan Covid-19 dari pemerintah. "Kami merasakan keprihatinan tenaga medis. Bagaikan tentara di garis perbatasan yang hendak berperang tetapi tidak dibekali dengan senjata," ucap wakil rakyat dari daerah pemilihan Jawa Timur (Jatim) VII tersebut.
Sebelumnya, FPD telah memberikan 600 paket alat pelindung diri (APD) untuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ibas menyerahkan secara simbolis bantuan itu kepada Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Daeng M Faqih di Ruang FPD, Gedung Nusantara I DPR, Jakarta, Jumat (10/7/2020). Ibas didampingi anggota DPR dari FPD, Marwan Cik Hasan, Dede Yusuf dan Aliyah Mustika.
"Alhamdulillah walaupun sedikit, tidak sebesar pertolongan yang memang dibutuhkan Tanah Air. Kami menggalang support (dukungan) dari internal kader, anggota FPD dan dari jejaring lainnya yang kemudian kita menyerahkan bantuan-bantuan secara langsung dan secara nasional," ungkap Ibas saat audiensi dengan IDI.
Pada kesempatan itu, Ibas menjelaskan bantuan dalam rangka penanganan Covid-10 bukan pertama kali dilakukan FPD. Ibas menuturkan FPD dan jajaran Partai Demokrat (PD) di pusat dan daerah, sudah bergerak sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Ibas mengungkap PD melakukan Gerakan Nasional Demokrat Lawan Corona serta Gerakan Nasional Demokrat Peduli dan Berbagi.
Bantuan yang sudah diberikan antara lain seperti APD, masker medis, masker kain, mikro ventilator, sarung tangan, wastafel portable, vitamin, penyemprotan disinfektan, hand sanitizer, sabun cuci tangan, hingga uang tunai dan paket sembako. Menurut Ibas apabila dikonversi, nilainya mencapai sekitar di atas Rp220 miliar.
"Prinsip kami, orang yang kuat membela dirinya sendiri, tetapi orang kuat yang lebih kuat membela orang lain," tegas Ibas. (Baca juga: Pandemi Corona, Penggunaan Internet Masyarakat Melonjak)
Sementara itu, Daeng menuturkan terdapat beberapa faktor yang mendorong kenaikan jumlah positif Covid-19 di Indonesia. Misalnya peningkatan pemeriksaan orang yang datang ke rumah sakit. Demikian halnya pelacakan dari kasus positif meningkat di lokasi tertentu. Daeng mengatakan proses diagnostik kasus Covid-19 memang cukup lamban.
"Kemampuan laboratorium masih sangat terbatas, sehingga antrean sampel yang sangat banyak membutuhkan waktu kisaran 1-2 minggu hingga sampel atau diagnosanya bisa diketahui. Persoalan ini mesti segera ada solusinya dalam menghadapi kondisi yang penuh keterbatasan," ungkap Daeng.
Ketua Satgas PB IDI, Zubairi mengatakan ketika pemerintah mulai melonggarkan pembatasan di berbagai wilayah, jumlah tenaga medis yang meninggal bertambah. IDI mencatat, 48 dokter tutup usia di tengah wabah hingga 8 Juli 2020.
"Sebagian dokter meninggal setelah kontak dengan pasien tanpa gejala yang berobat ke klinik mereka. Selain dokter, 41 perawat tutup usia setelah terinfeksi virus corona," kata Zubairi.
(Baca juga: Virus Covid-19 Menyebar Lewat Droplets, Yuri: Gunakan Masker dengan Benar)
"Saya menaruh hormat yang luar biasa kepada para dokter 'pahlawan tanpa tanda jasa' yang berada di garis terdepan, dibantu oleh para perawat dan tim medis atas upaya-upaya untuk memastikan sukses penanganan kesehatan dan keselamatan masyarakat," kata Ibas dalam keterangannya, Minggu (12/7/2020).
Menurut Ibas, distribusi peralatan kesehatan perlu menjadi perhatian serius. Ibas juga menyatakan FPD berkomitmen mengawal setiap kebijakan penanganan Covid-19 dari pemerintah. "Kami merasakan keprihatinan tenaga medis. Bagaikan tentara di garis perbatasan yang hendak berperang tetapi tidak dibekali dengan senjata," ucap wakil rakyat dari daerah pemilihan Jawa Timur (Jatim) VII tersebut.
Sebelumnya, FPD telah memberikan 600 paket alat pelindung diri (APD) untuk Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ibas menyerahkan secara simbolis bantuan itu kepada Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Daeng M Faqih di Ruang FPD, Gedung Nusantara I DPR, Jakarta, Jumat (10/7/2020). Ibas didampingi anggota DPR dari FPD, Marwan Cik Hasan, Dede Yusuf dan Aliyah Mustika.
"Alhamdulillah walaupun sedikit, tidak sebesar pertolongan yang memang dibutuhkan Tanah Air. Kami menggalang support (dukungan) dari internal kader, anggota FPD dan dari jejaring lainnya yang kemudian kita menyerahkan bantuan-bantuan secara langsung dan secara nasional," ungkap Ibas saat audiensi dengan IDI.
Pada kesempatan itu, Ibas menjelaskan bantuan dalam rangka penanganan Covid-10 bukan pertama kali dilakukan FPD. Ibas menuturkan FPD dan jajaran Partai Demokrat (PD) di pusat dan daerah, sudah bergerak sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Ibas mengungkap PD melakukan Gerakan Nasional Demokrat Lawan Corona serta Gerakan Nasional Demokrat Peduli dan Berbagi.
Bantuan yang sudah diberikan antara lain seperti APD, masker medis, masker kain, mikro ventilator, sarung tangan, wastafel portable, vitamin, penyemprotan disinfektan, hand sanitizer, sabun cuci tangan, hingga uang tunai dan paket sembako. Menurut Ibas apabila dikonversi, nilainya mencapai sekitar di atas Rp220 miliar.
"Prinsip kami, orang yang kuat membela dirinya sendiri, tetapi orang kuat yang lebih kuat membela orang lain," tegas Ibas. (Baca juga: Pandemi Corona, Penggunaan Internet Masyarakat Melonjak)
Sementara itu, Daeng menuturkan terdapat beberapa faktor yang mendorong kenaikan jumlah positif Covid-19 di Indonesia. Misalnya peningkatan pemeriksaan orang yang datang ke rumah sakit. Demikian halnya pelacakan dari kasus positif meningkat di lokasi tertentu. Daeng mengatakan proses diagnostik kasus Covid-19 memang cukup lamban.
"Kemampuan laboratorium masih sangat terbatas, sehingga antrean sampel yang sangat banyak membutuhkan waktu kisaran 1-2 minggu hingga sampel atau diagnosanya bisa diketahui. Persoalan ini mesti segera ada solusinya dalam menghadapi kondisi yang penuh keterbatasan," ungkap Daeng.
Ketua Satgas PB IDI, Zubairi mengatakan ketika pemerintah mulai melonggarkan pembatasan di berbagai wilayah, jumlah tenaga medis yang meninggal bertambah. IDI mencatat, 48 dokter tutup usia di tengah wabah hingga 8 Juli 2020.
"Sebagian dokter meninggal setelah kontak dengan pasien tanpa gejala yang berobat ke klinik mereka. Selain dokter, 41 perawat tutup usia setelah terinfeksi virus corona," kata Zubairi.
(maf)