Sambangi PBNU, KPU Minta Doa untuk Kelancaran Pemilu 2024
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jajaran komisioner Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) menyambangi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) di Jakarta Pusat, Rabu (4/1/2023). KPU meminta doa kepada Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf untuk kelancaran Pemilu Serentak 2024.
"Kita mohon doa kepada pimpinan PBNU agar ini berjalan baik, lancar sebagaimana kesepakatan," kata Ketua KPU Hasyim Asy'ari usai pertemuan dengan PBNU.
Menurutnya, PBNU merupakan salah satu organisasi Islam strategis. Sebab, anggotanya ada di berbagai wilayah Indonesia, bahkan luar negeri.
Baca juga: Temui Pimpinan PP Muhammadiyah, Ketua KPU Pastikan Pemilu 2024 Digelar 14 Februari
"Tokoh dan kader NU banyak yang jadi pimpinan parpol, aktivis, kepala daerah, sehingga penting dalam kompetisi karena kader NU ada di mana mana," kata Hasyim.
"Jadi strategis ketika nilai yang dikembangkan oleh NU dalam pemilu dan demokrasi itu jadi panutan bagi kader NU baik sebagai pemilih atau peserta pemilu," katanya.
Hasyim menegaskan agenda KPU berjalan berdasarkan konstitusi. Pemilu berlangsung selama lima tahun sekali dan terlaksana dengan Langsung, Umum, Bebas Rahasia, Jujur, dan Adil (Luber Jurdil).
"Jadi kedatangan kita di sini untuk meminta masukan dari PBNU agar pemilu berjalan demokratis," katanya.
Sementara itu, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan, NU berkepentingan dalam politik untuk keselamatan bangsa dan negara. Menurutnya, pemilu merupakan keputusan konstitusional dan muktamar yang harus diikuti oleh seluruh warga NU.
Dalam pemilu, kata Gus Yahya, PBNU ingin melaksanakan strategi nyata untuk dinamika yang lebih baik. Dengan mengupayakan terwujudnya tradisi demokrasi yang rasional dan berakhlak.
"Yang rasional maksudnya kita tidak usah main sentimen identitasnya, tapi kepentingan objektif yang rasional," katanya.
Ia menjelaskan, tradisi demokrasi berakhlak harus menjaga kondisi kondusif selama Pemilu. Ia sepakat pemilu serentak didesain untuk mengurangi perpecahan, sehingga tidak ada pertarungan yang absolut antara peserta pemilu dan pendukungnya.
"Karena satu sisi mereka, bisa berhadapan yang beda-beda tapi di tempat lain mereka bisa gabung dalam satu koalisi. Jadi Pemilu yang lebih rileks dan tidak pakai baper-baperan," katanya.
"Kita mohon doa kepada pimpinan PBNU agar ini berjalan baik, lancar sebagaimana kesepakatan," kata Ketua KPU Hasyim Asy'ari usai pertemuan dengan PBNU.
Menurutnya, PBNU merupakan salah satu organisasi Islam strategis. Sebab, anggotanya ada di berbagai wilayah Indonesia, bahkan luar negeri.
Baca juga: Temui Pimpinan PP Muhammadiyah, Ketua KPU Pastikan Pemilu 2024 Digelar 14 Februari
"Tokoh dan kader NU banyak yang jadi pimpinan parpol, aktivis, kepala daerah, sehingga penting dalam kompetisi karena kader NU ada di mana mana," kata Hasyim.
"Jadi strategis ketika nilai yang dikembangkan oleh NU dalam pemilu dan demokrasi itu jadi panutan bagi kader NU baik sebagai pemilih atau peserta pemilu," katanya.
Hasyim menegaskan agenda KPU berjalan berdasarkan konstitusi. Pemilu berlangsung selama lima tahun sekali dan terlaksana dengan Langsung, Umum, Bebas Rahasia, Jujur, dan Adil (Luber Jurdil).
"Jadi kedatangan kita di sini untuk meminta masukan dari PBNU agar pemilu berjalan demokratis," katanya.
Sementara itu, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan, NU berkepentingan dalam politik untuk keselamatan bangsa dan negara. Menurutnya, pemilu merupakan keputusan konstitusional dan muktamar yang harus diikuti oleh seluruh warga NU.
Dalam pemilu, kata Gus Yahya, PBNU ingin melaksanakan strategi nyata untuk dinamika yang lebih baik. Dengan mengupayakan terwujudnya tradisi demokrasi yang rasional dan berakhlak.
"Yang rasional maksudnya kita tidak usah main sentimen identitasnya, tapi kepentingan objektif yang rasional," katanya.
Ia menjelaskan, tradisi demokrasi berakhlak harus menjaga kondisi kondusif selama Pemilu. Ia sepakat pemilu serentak didesain untuk mengurangi perpecahan, sehingga tidak ada pertarungan yang absolut antara peserta pemilu dan pendukungnya.
"Karena satu sisi mereka, bisa berhadapan yang beda-beda tapi di tempat lain mereka bisa gabung dalam satu koalisi. Jadi Pemilu yang lebih rileks dan tidak pakai baper-baperan," katanya.
(abd)