Jubir PKB Sebut Sistem Proporsional Tertutup Rusak Demokrasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari meminta kepada partai politik dan bakal calon legislatif untuk tidak terburu-buru mencari suara. Pasalnya, saat ini tengah ada gugatan terhadap sistem proporsional terbuka yang tengah berjalan.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Milenial PKB Mikhael Sinaga menyindir dua kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Nasdem yang menggugat sistem proporsional terbuka. Keduanya adalah Demas Brian Wicaksono yang merupakan pengurus PDIP Cabang Probolinggo, dan Yuwono Pintadi, anggota Partai NasDem.
"Hal seperti ini yang merusak sistem Demokrasi kita, yang sudah membaik malah digugat ke MK supaya semakin mundur," katanya.
Baca juga: PDIP Dukung Pemilu 2024 Gunakan Sistem Proporsional Tertutup
Dengan adanya gugatan ini, Mikhael menilai, keduanya tidak percaya diri. Menurutnya, mereka takut tersaingi oleh kader-kader muda berkualitas dari partai lain.
"Dengan menggunakan sistem proporsional tertutup, maka kader partai hanya akan melakukan pendekatan ke partai. Bukan kepada masyarakat langsung," katanya.
Sistem proporsional tertutup, kata Mikhael, sangat mencederai demokrasi yang selama ini dibangun. Jangan sampai KPU juga terpengaruh dengan gugatan yang tidak jelas ini. "Jangan dong kita korbankan demokrasi demi memperpanjang kekuasaan," katanya.
Kata Mikhael, sistem proporsional tertutup memiliki sejumlah dampak negatif. Salah satunya masyarakat tak mengenali siapa yang akan mewakilinya di jajaran legislatif. "Masyarakat seakan 'memilih kucing dalam karung' dengan sistem proporsional tertutup," katanya.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Milenial PKB Mikhael Sinaga menyindir dua kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Nasdem yang menggugat sistem proporsional terbuka. Keduanya adalah Demas Brian Wicaksono yang merupakan pengurus PDIP Cabang Probolinggo, dan Yuwono Pintadi, anggota Partai NasDem.
"Hal seperti ini yang merusak sistem Demokrasi kita, yang sudah membaik malah digugat ke MK supaya semakin mundur," katanya.
Baca juga: PDIP Dukung Pemilu 2024 Gunakan Sistem Proporsional Tertutup
Dengan adanya gugatan ini, Mikhael menilai, keduanya tidak percaya diri. Menurutnya, mereka takut tersaingi oleh kader-kader muda berkualitas dari partai lain.
"Dengan menggunakan sistem proporsional tertutup, maka kader partai hanya akan melakukan pendekatan ke partai. Bukan kepada masyarakat langsung," katanya.
Sistem proporsional tertutup, kata Mikhael, sangat mencederai demokrasi yang selama ini dibangun. Jangan sampai KPU juga terpengaruh dengan gugatan yang tidak jelas ini. "Jangan dong kita korbankan demokrasi demi memperpanjang kekuasaan," katanya.
Kata Mikhael, sistem proporsional tertutup memiliki sejumlah dampak negatif. Salah satunya masyarakat tak mengenali siapa yang akan mewakilinya di jajaran legislatif. "Masyarakat seakan 'memilih kucing dalam karung' dengan sistem proporsional tertutup," katanya.
(abd)