Refleksi 2022, Menteri LHK Sebut Tahun Penuh Keberanian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun 2022 merupakan tahun keberanian bagi Indonesia, juga tahun refleksi puncak kepemimpinan simbolik internasional Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sebagai salah satu unsur penopangnya. Hal ini ditegaskan oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya.
"Prinsip Bapak Presiden bahwa less promise, high deliverables, konkret, dan nyata. Itulah kita sekarang di 2022. Tonggaknya sudah ditancapkan," kata Siti Nurbaya pada acara bertajuk "Catatan Akhir Tahun 2022 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan", di Jakarta, Kamis (29/12/2022).
KLHK bersama semua pihak, termasuk para tokoh prominent, juga bekerja keras hingga bisa mencapai tingkat diplomasi sekarang. Diplomasi internasional semakin baik, ditandai dengan inetraksi bersama negara-negara sahabat yang penting. Demikian pula kerja-kerja multilateral yang semakin baik dan kuat.
Baca juga: Menteri LHK Sebut Deforestasi di Indonesia Menurun Tajam
Pada kesempatan tersebut, Menteri Siti juga menyampaikan highlight apa saja yang menjadi catatan penting di tahun 2022. Capaian kinerja KLHK di Tahun 2022 diantaranya kebakaran hutan tidak ada yang signifikan muncul secara nasional karena dapat ditangani dengan baik.
"Sejak tahun 2020, kita terus lakukan uji coba, setelah Bapak Presiden meminta dilakukan penyelesaian masalah karhutla secara permanen. Jadi pencegahannya dengan cara monitoring hotspot, kemudian operasi/patroli, Teknik Modifikasi Cuaca, penegakan hukum, tata kelola lansekap terutama gambut, dan lively hood. Jadi kesejahteraan masyarakatnya juga penting," jelas Menteri Siti.
Kemudian, laju deforestasi semakin menurun. Menteri Siti mengungkapkan bahwa deforestasi menjadi bagian yang paling berat karena harus berinteraksi dengan berbagai pihak termasuk LSM internasional. Selain itu, pihaknya juga harus menjelaskan sampai dengan metode apa yang dipakai, sehingga itu bisa dikatakan deforestasi.
"Istilahnya terang pada kamu, terang pada saya, begitu kira-kira. Ini juga tidak bisa memungkiri pentingnya diplomasi internasional," ujarnya.
Perspektif penting lainnya yaitu posisi Indonesia dimata internasional, yang pada tahun 2022 merupakan posisi puncak dengan gelaran G-20. "Saya kira kita sudah tahu semua ada agenda G20. Pada gelaran G20 jelas pesannya disampaikan melalui mangrove, yang merupakan ide dasarnya Bapak Presiden dan ini akan kita lanjutkan," jelasnya.
"Itu bukan hal sembarangan, bukan asal-asalan. Internasional mengatakan target di 2050 atau 2060. Kita khusus kehutanan dengan kontribusi kira-kira 59 persen dari emisi GRK, mengambil langkah berani, dengan situasi ini untuk dapat menyelesaikan di 2030. Tentu dengan langkah-langkah berikutnya yang sistematis dilakukan, dan ini realistis karena kita sudah belajar dan mempraktekkannya, sudah juga didasarkan pada teoritik dan empirik dari praktik-praktik yang kita lakukan," tutur Menteri Siti.
Kata Siti, kesadaran untuk lingkungan hidup yang baik, kesadaran kelola sampah dan sensitif terhadap pencemaran semakin kuat di tengah masyarakat. Kebijakan alokasi dan keberpihakan pada masyarakat luas sudah berjalan dan masih membutuhkan aktualisasi nyata untuk langsung mengena pada aspek kesejahteraan material sebagaimana kebutuhan masyarakat.
"Peran penegakan hukum juga cukup menonjol dan telah membangun kesadaran bersama berbagai elemen masyarakat untuk tanggung jawab bersama menjaga alam dan lingkungan Indonesia. Catatan lain yang sangat penting dan ini dapat menjadi pijakan dasar ke depan yaitu aktualisasi generasi muda pada pembangunan sektor lingkungan hidup dan kehutanan," tutupnya.
"Prinsip Bapak Presiden bahwa less promise, high deliverables, konkret, dan nyata. Itulah kita sekarang di 2022. Tonggaknya sudah ditancapkan," kata Siti Nurbaya pada acara bertajuk "Catatan Akhir Tahun 2022 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan", di Jakarta, Kamis (29/12/2022).
KLHK bersama semua pihak, termasuk para tokoh prominent, juga bekerja keras hingga bisa mencapai tingkat diplomasi sekarang. Diplomasi internasional semakin baik, ditandai dengan inetraksi bersama negara-negara sahabat yang penting. Demikian pula kerja-kerja multilateral yang semakin baik dan kuat.
Baca juga: Menteri LHK Sebut Deforestasi di Indonesia Menurun Tajam
Pada kesempatan tersebut, Menteri Siti juga menyampaikan highlight apa saja yang menjadi catatan penting di tahun 2022. Capaian kinerja KLHK di Tahun 2022 diantaranya kebakaran hutan tidak ada yang signifikan muncul secara nasional karena dapat ditangani dengan baik.
"Sejak tahun 2020, kita terus lakukan uji coba, setelah Bapak Presiden meminta dilakukan penyelesaian masalah karhutla secara permanen. Jadi pencegahannya dengan cara monitoring hotspot, kemudian operasi/patroli, Teknik Modifikasi Cuaca, penegakan hukum, tata kelola lansekap terutama gambut, dan lively hood. Jadi kesejahteraan masyarakatnya juga penting," jelas Menteri Siti.
Kemudian, laju deforestasi semakin menurun. Menteri Siti mengungkapkan bahwa deforestasi menjadi bagian yang paling berat karena harus berinteraksi dengan berbagai pihak termasuk LSM internasional. Selain itu, pihaknya juga harus menjelaskan sampai dengan metode apa yang dipakai, sehingga itu bisa dikatakan deforestasi.
"Istilahnya terang pada kamu, terang pada saya, begitu kira-kira. Ini juga tidak bisa memungkiri pentingnya diplomasi internasional," ujarnya.
Perspektif penting lainnya yaitu posisi Indonesia dimata internasional, yang pada tahun 2022 merupakan posisi puncak dengan gelaran G-20. "Saya kira kita sudah tahu semua ada agenda G20. Pada gelaran G20 jelas pesannya disampaikan melalui mangrove, yang merupakan ide dasarnya Bapak Presiden dan ini akan kita lanjutkan," jelasnya.
"Itu bukan hal sembarangan, bukan asal-asalan. Internasional mengatakan target di 2050 atau 2060. Kita khusus kehutanan dengan kontribusi kira-kira 59 persen dari emisi GRK, mengambil langkah berani, dengan situasi ini untuk dapat menyelesaikan di 2030. Tentu dengan langkah-langkah berikutnya yang sistematis dilakukan, dan ini realistis karena kita sudah belajar dan mempraktekkannya, sudah juga didasarkan pada teoritik dan empirik dari praktik-praktik yang kita lakukan," tutur Menteri Siti.
Kata Siti, kesadaran untuk lingkungan hidup yang baik, kesadaran kelola sampah dan sensitif terhadap pencemaran semakin kuat di tengah masyarakat. Kebijakan alokasi dan keberpihakan pada masyarakat luas sudah berjalan dan masih membutuhkan aktualisasi nyata untuk langsung mengena pada aspek kesejahteraan material sebagaimana kebutuhan masyarakat.
"Peran penegakan hukum juga cukup menonjol dan telah membangun kesadaran bersama berbagai elemen masyarakat untuk tanggung jawab bersama menjaga alam dan lingkungan Indonesia. Catatan lain yang sangat penting dan ini dapat menjadi pijakan dasar ke depan yaitu aktualisasi generasi muda pada pembangunan sektor lingkungan hidup dan kehutanan," tutupnya.
(maf)