Elektabilitas PDIP, Gerindra dan Golkar Turun, PSI-Nasdem Naik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setahun lebih sejak penyelenggaraan pemilu serentak 2019 untuk memilih pasangan capres/ cawapres dan calon anggota legislatif. Peta dukungan publik terhadap partai politik (parpol) cenderung stagnan, hanya terjadi sedikit penurunan yang hampir merata dalam empat bulan terakhir, menurut temuan survei Center for Political Communication Studies (CPCS).
“Dibandingkan dengan survei yang dirilis pada Maret 2020 lalu, hampir semua parpol turun elektabilitasnya, kecuali beberapa parpol di antaranya Partai Solidaritas Indonesia (PSI),” ungkap Direktur Eksekutif Center for Political Communication Studies (CPCS) Tri Okta S.K. dalam press release di Jakarta pada Minggu (12/7/2020).
Urutan tiga besar masih didominasi PDIP, Gerindra, dan Golkar, tetapi ketiga-tiganya juga mengalami penurunan elektabilitas. PDIP turun paling banyak dari 31,7% menjadi 29,2%, sedangkan Gerindra turun sedikit dari 14,5% menjadi 13,7% dan Golkar dari 8,9% menjadi 8,3%. (Baca juga: Elektabilitas Turun, PDIP Anggap Hal Biasa)
Sedangkan, partai papan tengah seperti PKB dari 5,9% turun menjadi 5,8%, PKS dari 6,7% turun menjadi 5,7%. Berbeda dengan PSI yang naik dari 2,8% menjadi 4,1% dan Nasdem dari 2,9% naik menjadi 3,9%
Sedangkan Partai Demokrat 4,6% turun menjadi 3,8%, kemudian PPP juga mengalami penurunan dari 3,1% menjadi 2,8%, dan PAN dari 1,6 persen turun menjadi 1,4%. “Semua parpol papan tengah pun cenderung turun, kecuali PSI dan Nasdem yang naik cukup signifikan,” lanjut Okta. (Baca juga: Survei Masih Tertinggi, SPIN: Prabowo Berpeluang Besar Nyapres Lagi)
Menurut Okta, kenaikan elektabilitas PSI cukup mengejutkan, mengingat dari hasil pemilu legislatif (Pileg) lalu tidak ada wakil PSI di Senayan. “PSI mengandalkan wakil-wakilnya di tingkat DPRD, khususnya di DKI Jakarta yang kerap bersikap vokal, dan terbukti mampu meraih dukungan publik,” jelas Okta.
Penurunan juga cenderung terjadi pada parpol papan bawah, di antaranya, Hanura dari 0,9 menjadi 0,8%, Berkarya dari 0,6% turun menjadi 0,5%, Sedangkan, PBB tetap tidak mengalami penurunan yakni, 0,3%. Sisanya sebanyak 18,8% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.
Survei CPCS dilakukan pada 21-30 Juni 2020, dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9% dan pada tingkat kepercayaan 95%.
“Dibandingkan dengan survei yang dirilis pada Maret 2020 lalu, hampir semua parpol turun elektabilitasnya, kecuali beberapa parpol di antaranya Partai Solidaritas Indonesia (PSI),” ungkap Direktur Eksekutif Center for Political Communication Studies (CPCS) Tri Okta S.K. dalam press release di Jakarta pada Minggu (12/7/2020).
Urutan tiga besar masih didominasi PDIP, Gerindra, dan Golkar, tetapi ketiga-tiganya juga mengalami penurunan elektabilitas. PDIP turun paling banyak dari 31,7% menjadi 29,2%, sedangkan Gerindra turun sedikit dari 14,5% menjadi 13,7% dan Golkar dari 8,9% menjadi 8,3%. (Baca juga: Elektabilitas Turun, PDIP Anggap Hal Biasa)
Sedangkan, partai papan tengah seperti PKB dari 5,9% turun menjadi 5,8%, PKS dari 6,7% turun menjadi 5,7%. Berbeda dengan PSI yang naik dari 2,8% menjadi 4,1% dan Nasdem dari 2,9% naik menjadi 3,9%
Sedangkan Partai Demokrat 4,6% turun menjadi 3,8%, kemudian PPP juga mengalami penurunan dari 3,1% menjadi 2,8%, dan PAN dari 1,6 persen turun menjadi 1,4%. “Semua parpol papan tengah pun cenderung turun, kecuali PSI dan Nasdem yang naik cukup signifikan,” lanjut Okta. (Baca juga: Survei Masih Tertinggi, SPIN: Prabowo Berpeluang Besar Nyapres Lagi)
Menurut Okta, kenaikan elektabilitas PSI cukup mengejutkan, mengingat dari hasil pemilu legislatif (Pileg) lalu tidak ada wakil PSI di Senayan. “PSI mengandalkan wakil-wakilnya di tingkat DPRD, khususnya di DKI Jakarta yang kerap bersikap vokal, dan terbukti mampu meraih dukungan publik,” jelas Okta.
Penurunan juga cenderung terjadi pada parpol papan bawah, di antaranya, Hanura dari 0,9 menjadi 0,8%, Berkarya dari 0,6% turun menjadi 0,5%, Sedangkan, PBB tetap tidak mengalami penurunan yakni, 0,3%. Sisanya sebanyak 18,8% menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.
Survei CPCS dilakukan pada 21-30 Juni 2020, dengan jumlah responden 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon terhadap responden yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error survei sebesar ±2,9% dan pada tingkat kepercayaan 95%.
(cip)