Lemhannas Sebut IKN Butuh Gelar Militer Baru

Rabu, 21 Desember 2022 - 14:14 WIB
loading...
Lemhannas Sebut IKN Butuh Gelar Militer Baru
Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto saat menyampaikan Pernyataan Akhir Tahun 2022 secara daring, Rabu (21/12/2022). FOTO/TANGKAPAN LAYAR
A A A
JAKARTA - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional ( Lemhannas ) Andi Widjajanto menyampaikan Ibu Kota Nusantara (IKN) membutuhkan gelar-gelar militer baru. Sebab IKN akan menjadi pusat dari kekuatan baru di Indonesia.

"IKN akan menjadi pusat dari kekuatan di Indonesia yang akan memberikan kerawanan-kerawanan strategis baru. Maka harus segera dimitigasi dengan melakukan gelar-gelar militer baru," kata Andi dalam Pernyataan Akhir Tahun 2022 Gubernur Lemhannas secara daring, Rabu (21/12/2022).

Andi menyampaikan gelar militer baru dapat diberikan kepada wilayah Angkatan Udara dan Laut. Sebab, pertahanan yang paling menonjol saat ini di era Geopolitik V adalah bersifat aircentric. "Terutama gelar udara yang sifatnya mengandalkan air aircentric warfare dan gelar laut," katanya.



Gubernur Lemhannas menawarkan rekomendasi kepada pemerintah agar IKN dapat menerapkan teknologi pertahanan baru. Berkaca dari perang Rusia-Ukraina yang telah menggunakan drone dengan artificial intelegent (AI) dan rudal hipersonik.

"Pertahanan alutsista IKN kita memang melihat adanya teknologi-teknologi baru yang dikembangkan dalam perang yang terjadi di Ukraina. Yang paling menonjol yang sifatnya aircentric, terutama drone dan rudal yang sudah masuk ke daerah hipersonic," katanya.

Selain itu, Andi juga memberikan perhatian terhadap perang siber yang terjadi secara terus-menerus. "Salah satu yang juga kami perhatikan bagaimana perang cyber terus-menerus berlangsung. Bahkan laporan-laporan yang ada di awal-awal empat bulan pertama perang itu terjadi sinergi antara perang cyber dengan operasi darat atau genetiknya sudah disinergikan," katanya.

Atas dasar itu, dia memprediksi jika nantinya Ibu Kota Indonesia pindah ke IKN, pertempuran pertama akan cenderung ke arah aircentric atau udara. Hal ini menyadarkan Indonesia agar harus bersiap untuk melakukan adopsi sistem pertahanan yang lebih modern karena serangan udara saat ini telah menggunakan teknologi tinggi.

"Kajian kami kira-kira pertempuran pertama di IKN itu cenderung aircentric, pertempuran udara dengan memanfaatkan teknologi-teknologi baru, cenderung hibrid dan pertempuran awal cenderung high tech. Teknologi-teknologi baru ini kami latih terus-menerus untuk kemudian diusulkan diadopsi oleh Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, termasuk penguatan pertahanan IKN ke depan," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2185 seconds (0.1#10.140)