Dulu Makelar Karcis Bioskop, Siapa Sangka Sosok Ini Jadi Jenderal Kopassus dan Keluarga Presiden
loading...
A
A
A
”Walaupun orang Jawa, saya tidak memahami betul tata krama Jawa hinggil (tinggi). Saya bahkan tidak bisa berbahasa Jawa krama (halus). Namun apa daya cinta saya berlabuh kepada Datiet Siti Hardjanti, adik kandung Ibu Tien Soeharto,” kenang mantan Danjen Kopassus tersebut.
Perasaan gundah gulana muncul ketika Datiet meminta Wismoyo untuk meminangnya melalui Soeharto dan Ibu Tien Soeharto. Ada cerita menarik ketika Wismoyo melamar Datiet. Ketika saatnya tiba, Wismoyo mempersiapkan dirinya, bahkan Saking groginya Wismoyo terus mengelap sepatunya supaya berkilau.
Wismoyo kemudian berangkat ke rumah Presiden Soeharto sendirian. Di ruang pertemuan, Ibu Tien yang memperhatikan dari atas sampai bawah membuat Wismoyo semakin grogi. “Wong lanang kok ingah ingih (laki-laki kok tersipu,” ucap Ibu Tien sambil tersenyum.
Wismoyo yang grogi hanya bisa menunduk terdiam seribu bahasa sambil melihat ke arah Presiden Soeharto yang saat itu tampak tersenyum. “Aku mbiyen yo ingah ingih (saya dulu juga tersipu-sipu,” ujar Soeharto sambil tersenyum.
Jawaban itu membuat suasana menjadi cair dan membangkitkan kembali semangat Wismoyo untuk menyampaikan keinginannya melamar Datiet.
“Sungguh kalimat Pak Harto memotivasi kembali semangat saya. Peristiwa kecil itu sangat membekas di hati saya. Setiap pemimpin harus berani menyelamatkan bawahannya yang bertujuan baik,” ucapnya.
Keduanya pun mendapat restu. Wismoyo dan Datiet kemudian menikah dan membangun rumah tangga yang harmonis dan dikaruniai dua orang anak.
Lihat Juga: Profil Susilo Adi Purwantoro, Pati TNI Jenderal Bintang Dua Wakil Rektor Universitas Pertahanan
Perasaan gundah gulana muncul ketika Datiet meminta Wismoyo untuk meminangnya melalui Soeharto dan Ibu Tien Soeharto. Ada cerita menarik ketika Wismoyo melamar Datiet. Ketika saatnya tiba, Wismoyo mempersiapkan dirinya, bahkan Saking groginya Wismoyo terus mengelap sepatunya supaya berkilau.
Wismoyo kemudian berangkat ke rumah Presiden Soeharto sendirian. Di ruang pertemuan, Ibu Tien yang memperhatikan dari atas sampai bawah membuat Wismoyo semakin grogi. “Wong lanang kok ingah ingih (laki-laki kok tersipu,” ucap Ibu Tien sambil tersenyum.
Wismoyo yang grogi hanya bisa menunduk terdiam seribu bahasa sambil melihat ke arah Presiden Soeharto yang saat itu tampak tersenyum. “Aku mbiyen yo ingah ingih (saya dulu juga tersipu-sipu,” ujar Soeharto sambil tersenyum.
Jawaban itu membuat suasana menjadi cair dan membangkitkan kembali semangat Wismoyo untuk menyampaikan keinginannya melamar Datiet.
“Sungguh kalimat Pak Harto memotivasi kembali semangat saya. Peristiwa kecil itu sangat membekas di hati saya. Setiap pemimpin harus berani menyelamatkan bawahannya yang bertujuan baik,” ucapnya.
Keduanya pun mendapat restu. Wismoyo dan Datiet kemudian menikah dan membangun rumah tangga yang harmonis dan dikaruniai dua orang anak.
Lihat Juga: Profil Susilo Adi Purwantoro, Pati TNI Jenderal Bintang Dua Wakil Rektor Universitas Pertahanan
(cip)