Menuju Tahun Kontestasi dan Peran Elite Politik

Selasa, 20 Desember 2022 - 16:34 WIB
loading...
Menuju Tahun Kontestasi...
Prof Firman Noor (Foto: Ist)
A A A
Prof Firman Noor
Peneliti pada Pusat Riset Politik-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

TAHUN 2023 adalah kelanjutan pemantapan konsolidasi para aktor politik menuju kontestasi Pemilu 2024. Tahun depan dengan demikian adalah tahun “jembatan emas” bagi pelaksanaa pemilihan umum yang hasil-hasilnya diharapkan akan membawa kondisi bangsa ini menjadi lebih baik.

Secara umum 2023 adalah sebuah tahun kelanjutan dari fase konsolidasi internal yang mencapai puncaknya pada 2022 menuju pergerakan politik seluruh partai politik yang lebih riil di level masyarakat.

Baca Juga: koran-sindo.com

Dengan demikian, setelah berhasil menjamin soliditas struktur partai hingga ke daerah-daerah dan penyatuan persepsi dalam memahami arah dan agenda partai, fase berikutnya di tahun depan adalah bagaimana partai-partai dapat mulai hadir di tengah-tengah masyarakat.

Pergerakan itu lebih dari sekadar mengenalkan diri lagi, namun mengajak dan memengaruhi pilihan para pemilih. Ini berarti tahun kontestasi akan diwarnai dengan semakin intensnya partai politik mendekati kelompok-kelompok masyarakat potensial.

Selain itu partai-partai akan mulai melakukan pendekatan pada tokoh-tokoh informal apakah itu dari kalangan adat, agama, atau hal lain berikut institusi yang dipimpinnya. Sebagai konsekuensinya kegiatan ini akan menciptakan suatu rangkaian pendekatan politik di seluruh penjuru Tanah Air yang di antaranya akan menciptakan afiliasi-afiliasi politik, baik atas dasar kepercayaan ataupun kepentingan yang sama.

Pada fase itulah praktik demokratik akan terlihat demikian kasat mata. Komunikasi hingga transaksi politik antara peserta dan pemilih akan menjadi sesuatu yang wajar terlihat. Kampanye yang akan di mulai 28 November 2023 depan akan menjadi “puncak acara” dari sebuah prosesi kontestasi politik anak bangsa, yang konon katanya termasuk terbesar di jagad raya ini, dengan potensi pemilih sekitar 190 juta-an.

Hal yang harus dicermati adalah bagaimana proses demokratik itu akan berjalan dengan baik dan bukan justru menjadi penyebab kemunduran bagi kualitas demokrasi kita. Demokrasi kita itu sendiri saat ini memang mengalami banyak cobaan dan kritikan. Dan, sejatinya tidak mudah untuk benar-benar dapat mendukung prosesi pemilu dan kampanye yang demokratik. Potensi gesekan baik horizontal maupun vertikal demikian besar.

Kehidupan politik kita berpotensi akan menjadi sebuah “pasar bebas” dengan banyak kontestasi yang sangat membahayakan keutuhan bangsa jika tidak dikelola dengan tepat. Namun the show must go on. Karena walau bagaimana pun kampanye merupakan konsekuensi pemilu, di mana pemilu itu sendiri adalah bagian dari esensi demokrasi yang harus dilakukan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2024 seconds (0.1#10.140)