Guru dan Kualitas Pendidikan

Senin, 19 Desember 2022 - 09:26 WIB
loading...
Guru dan Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan nasional akan sangat bergantung pada kualitas guru. FOTO/WAWAN BASTIAN
A A A
Hari Guru Nasional memang telah berlalu. Namun, gemanya masih bisa dirasakan hingga saat ini karena peran guru sangat vital dalam menunjang peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Namun, pada kenyataannya dukungan pemerintah terhadap eksistensi guru masih jauh dari harapan. Akibatnya, kualitas pendidikan di Indonesia tertinggal dari negara lain.

Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Itu bisa dicapai dengan menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Di sinilah peran guru menjadi kunci kemajuan pendidikan.

Dengan guru yang berkualitas, maka akan menghasilkan lulusan-lulusan yang andal dan mumpuni. Sehingga, wajar bisa guru harus diberikan dukungan yang maksimal agar bisa bekerja secara baik dalam mencetak generasi yang mampu bersaing di ranah global.

Sayangnya, kondisi guru masih sangat memprihatinkan terutama di daerah daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal) baik secara kualitas maupun kuantitas. Tak hanya di kawasan 3T, di Pulau Jawa pun masih banyak guru yang belum memenuhi standar baik dari segi kualitas guru maupun kesejahteraannya.

Merujuk dari hasil studi praktik baik di lima provinsi - Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Jambi dan Riau - yang dilakukan Synergy Policies didukung Tanoto Foundation, terungkap bahwa masalah kekurangan dan kualitas guru memang masih menjadi tema sentral di sana.

Selain jumlah guru yang kurang, banyak sekolah di SD hingga SMP negeri didominasi oleh guru honorer yang secara kualitas juga jauh dari standar.

Meski tenaga hononer belum memiliki kualitas standar yang baik, namun di banyak daerah keberadaannya sangat diperlukan. Hal ini disebabkan karena rata-rata sekolah SD dan SMP di daerah-daerah tersebut masih kekurangan guru. Banyak guru yang pensiun namun tidak segera ada penggantinya.

Di salah satu SMP di Balikpapan, misalnya, tidak ada guru bahasa Inggris. Kepala sekolah sudah meminta kepada dinas setempat agar dikirimkan guru bahasa Inggris. Karena tidak ada solusi, Kepala Sekolah SMP di Balikpapan tersebut akhirnya menunjuk salah satu guru untuk mengajar bahasa Inggris. Padahal sang guru tidak menguasai bahasa Inggris.

Sang guru tak bisa menolak perintah. Namun, sudah bisa dibayangkan bagaimana penguasaan siswanya akan mata pelajaran bahasa Inggris jika gurunya pun tidak punya kemampuan memadai.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3442 seconds (0.1#10.140)