Habib Ja'far: Seseorang Semakin Beragama, Semakin Cinta Orang Lain

Selasa, 13 Desember 2022 - 17:34 WIB
loading...
Habib Jafar: Seseorang Semakin Beragama, Semakin Cinta Orang Lain
Aktivis Gerakan Islam Cinta, Habib Husein Jafar Al Hadar. FOTO/IST
A A A
JAKARTA - Aktivis Gerakan Islam Cinta, Habib Husein Ja'far Al Hadar mengutuk keras bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat yang terjadi pada Rabu (7/12/2022) pekan lalu. Menurutnya, aksi teror itu merupakan musuh kemanusiaan sebagai akibat dari kesalahpahaman dan propaganda atas nama agama yang disalahtafsirkan.

"Aksi teror itu adalah musuh kita bersama, apa pun agamanya. Karena mereka melawan kemanusiaan itu sendiri dan bahkan yang paling mendasar mereka melawan kemanusiaan dirinya sendiri," kata Habib Husein Ja'far Al Hadar di Jakarta, Selasa (13/12/2022).

Pendakwah muda yang aktif di media sosial ini menilai pelaku terorisme juga merupakan korban kelompok tertentu yang dijanjikan kemuliaan dunia dan akhirat sebagai hasil pengorbanannya untuk agama. Karena itu ia perlu meluruskan kembali narasi keliru tentang esensi jihad.



"Kita tidak ingin mereka dibodohi melalui propaganda seperti itu. Kita sayang kepada mereka (kelompok radikal), maka kita ingin merangkul mereka, bahwa bukan itu cara mendapatkan kemuliaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Caranya adalah dengan menegaskan bahwa semakin beragama seseorang, maka semakin besar juga cintanya kepada orang lain," kata Habib Ja'far, sapaan akrabnya.

Pria yang meraih gelar Magister bidang Tafsir Al-Qur'an dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini, menjelaskan berbagai upaya meluruskan kembali nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan kebhinekaan yang kerap didistorsi maknanya, sehingga memicu munculnya bibit radikal dan terorisme.

"Kenapa mereka bisa menjadi teroris? Karena mereka dipapar terus-menerus oleh ideologi teror atas nama agama, suku, dan lain sebagainya. Oleh karena itu tugas kita untuk mencegah itu adalah memapar balik mereka dengan nilai-nilai cinta dan perdamaian," tuturnya.

Mengutip riset Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN 2021, Habib Jafar menyebut konten yang tidak moderat, kini tiga kali lipat jauh lebih menguasai perbincangan di media sosial (medsos) daripada konten moderat. Karena itu, menyerang balik narasi radikal kekerasan dengan paparan narasi cinta dan perdamaian harus dilakukan. Dirinya optimistis bangsa ini akan mampu menang dari radikalisme dan terorisme yang mengancam kedaulatan dan persatuan bangsa.

"Kita melakukan propaganda yang sebaliknya, tentang toleransi di antara umat beragama, suku, dan bangsa. Kita berpeluang menang. Karena kalau kita merujuk pada nilai dasar kemanusiaan, maka sejatinya tidak ada manusia yang terlahir jahat. Kebencian itu diajarkan manusia, tetapi cinta itu diciptakan oleh Tuhan," ujarnya.

Menurut pengamatannya, paparan konten dan narasi yang dibangun oleh kelompok radikal sejatinya perlu menjadi perhatian, baik dari segi kuantitas besarnya konten dan narasi yang didiseminasikan, maupun kualitas narasinya yang mampu mengambil hati penerimanya. Untuk itu perlu adanya perlawanan balik melalui konten dan narasi moderat dengan isi maupun kuantitas yang lebih besar.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4051 seconds (0.1#10.140)