Cerita Prabowo tentang Budaya Makan Keluarganya, seperti Seminar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) yang juga Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto menceritakan tentang kebiasaan menarik di keluarganya saat tengah makan bersama. Hal itu diungkapkan Prabowo saat menghadiri sidang pengukuhan Sufmi Dasco Ahmad sebagai Profesor Bidang Ilmu Hukum, di Bogor, Kamis (1/12/2022).
Diketahui, ayahanda Prabowo Subianto adalah seorang ekonom besar Prof Sumitro Djojohadikusumo. "Biasanya, mahasiswa hanya bertemu profesor di ruang kelas atau kampus. Saya beruntung. Bisa dikatakan minimal dua kali sehari bersama profesor," cerita Prabowo.
Pada kesempatan itu, Prabowo menekankan beberapa hal mengenai jabatan profesor. Ia menilai, kehormatan tersebut tidaklah ringan, justru menjadi beban. Menurutnya, profesor ialah orang yang memiliki kekuasaan intellectual power.
"The power of intellectuals. Kadang-kadang, pena dan tulisan itu jauh lebih kuat daripada fisik dan uang," tegas dia.
Prabowo pun berpesan, gelar profesor yang disematkan pada diri individu seseorang tidak akan pernah mati, layaknya gelar jenderal pada tentara, meskipun sudah menjadi purnawirawan atau pensiun dari militer.
"Demikian juga seorang profesor tidak akan pernah pensiun. Sampai nanti anda dipanggil yang Maha Kuasa, anda tetap dipanggil profesor. Jadilah profesor yang tidak mengecewakan rakyat Indonesia," tutupnya.
Diketahui, ayahanda Prabowo Subianto adalah seorang ekonom besar Prof Sumitro Djojohadikusumo. "Biasanya, mahasiswa hanya bertemu profesor di ruang kelas atau kampus. Saya beruntung. Bisa dikatakan minimal dua kali sehari bersama profesor," cerita Prabowo.
Pada kesempatan itu, Prabowo menekankan beberapa hal mengenai jabatan profesor. Ia menilai, kehormatan tersebut tidaklah ringan, justru menjadi beban. Menurutnya, profesor ialah orang yang memiliki kekuasaan intellectual power.
"The power of intellectuals. Kadang-kadang, pena dan tulisan itu jauh lebih kuat daripada fisik dan uang," tegas dia.
Prabowo pun berpesan, gelar profesor yang disematkan pada diri individu seseorang tidak akan pernah mati, layaknya gelar jenderal pada tentara, meskipun sudah menjadi purnawirawan atau pensiun dari militer.
"Demikian juga seorang profesor tidak akan pernah pensiun. Sampai nanti anda dipanggil yang Maha Kuasa, anda tetap dipanggil profesor. Jadilah profesor yang tidak mengecewakan rakyat Indonesia," tutupnya.
(maf)