Ketua KPK Ajak Perguruan Tinggi Tukar Pikiran Rumuskan Kebijakan Antikorupsi Lewat ACS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri memandang perguruan tinggi memiliki peran sebagai agent of change dalam melakukan transformasi kultural ke arah kondisi masyarakat yang lebih baik dan lebih maju.
Sebab, pendidikan adalah kunci dalam pembangunan sumber daya manusia berkarakter dan berintegritas. Karena pendidikan, tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan namun ia juga berperan mengubah perilaku individu melalui proses penanaman nilai salah satunya nilai-nilai antikorupsi.
Karena pentingnya pendidikan dalam upaya pemberantasan korupsi, maka KPK menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan melalui berbagai program salah satunya Anti Corruption Summit (ACS).
Hal itu disampaikan Ketua KPK Firli Bahuri saat menjadi pembicara kunci acara riview bersama Anti Corruption Summit (ACS)-5 bertajuk “Peran Perguruan Tinggi dalam Pemberantasan Korupsi di Sektor Politik” yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Rabu (30/11/2022).
“Anti Corruption Summit (ACS), merupakan kegiatan kolaborasi antara KPK dan perguruan tinggi yang dilaksanakan dua tahun sekali. Kegiatan ini merupakan wadah bagi civitas akademik untuk bertukar pikiran merumuskan rekomendasi kebijakan antikorupsi,” kata Firli.
Firli mengatakan, ACS ini juga sejalan dengan salah satu poin dari trisula pemberantasan korupsi yang digagas oleh KPK, yaitu melalui pendidikan. Firli berpandangan, peran perguruan tinggi dalam melahirkan nilai-nilai integritas dan antikorupsi sekurang-kurangnya dapat dilihat dalam tiga hal.
Yakni, pertama mewujudkan tujuan negara. Kemudian kedua, sebagai penghasil agen-agen perubahan yang mampu merancang, mendorong, dan memelopori sikap jujur serta bertanggung jawab dalam berbagai aspek menuju masyarakat modern. Kemudian ketiga, pencipta dan pendukung ide-ide baru yang progresif dan menjadi penyumbang kemajuan intelektual sosial di masyarakat.
Firli menekankan perguruan tinggi adalah instrumental untuk mendidik calon pemimpin dan penerus bangsa yang berintegritas. “Dengan terbangunnya budaya antikorupsi dan integritas yang kuat di kaum muda Indonesia, maka saya yakin peradaban Indonesia semakin maju dan Indonesia dapat mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045,” tekan Firli.
Sebab, pendidikan adalah kunci dalam pembangunan sumber daya manusia berkarakter dan berintegritas. Karena pendidikan, tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan namun ia juga berperan mengubah perilaku individu melalui proses penanaman nilai salah satunya nilai-nilai antikorupsi.
Karena pentingnya pendidikan dalam upaya pemberantasan korupsi, maka KPK menjalin kerja sama dengan institusi pendidikan melalui berbagai program salah satunya Anti Corruption Summit (ACS).
Hal itu disampaikan Ketua KPK Firli Bahuri saat menjadi pembicara kunci acara riview bersama Anti Corruption Summit (ACS)-5 bertajuk “Peran Perguruan Tinggi dalam Pemberantasan Korupsi di Sektor Politik” yang digelar di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Rabu (30/11/2022).
“Anti Corruption Summit (ACS), merupakan kegiatan kolaborasi antara KPK dan perguruan tinggi yang dilaksanakan dua tahun sekali. Kegiatan ini merupakan wadah bagi civitas akademik untuk bertukar pikiran merumuskan rekomendasi kebijakan antikorupsi,” kata Firli.
Firli mengatakan, ACS ini juga sejalan dengan salah satu poin dari trisula pemberantasan korupsi yang digagas oleh KPK, yaitu melalui pendidikan. Firli berpandangan, peran perguruan tinggi dalam melahirkan nilai-nilai integritas dan antikorupsi sekurang-kurangnya dapat dilihat dalam tiga hal.
Yakni, pertama mewujudkan tujuan negara. Kemudian kedua, sebagai penghasil agen-agen perubahan yang mampu merancang, mendorong, dan memelopori sikap jujur serta bertanggung jawab dalam berbagai aspek menuju masyarakat modern. Kemudian ketiga, pencipta dan pendukung ide-ide baru yang progresif dan menjadi penyumbang kemajuan intelektual sosial di masyarakat.
Firli menekankan perguruan tinggi adalah instrumental untuk mendidik calon pemimpin dan penerus bangsa yang berintegritas. “Dengan terbangunnya budaya antikorupsi dan integritas yang kuat di kaum muda Indonesia, maka saya yakin peradaban Indonesia semakin maju dan Indonesia dapat mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045,” tekan Firli.