Sulit Disamai! 2 Jenderal Lulusan Terbaik Akmil Ini Sukses Jadi Panglima TNI

Sabtu, 26 November 2022 - 13:14 WIB
loading...
A A A
Mengutip laman Kepustakaan Presiden Perpustakaan Nasional, Edi juga pernah diceburkan dalam operasi penumpasan Republik Maluku Selatan. Saat menembus bintang satu, jenderal bertubuh ceking ini antara lain dipercaya sebagai Panglima Komando Tempur Lintas Udara Kostrad.

Setelah itu dia dipromosikan sebagai Pangdam II/Bukit Barisan di Medan, kemudian Pangdam Kodam III/Siliwangi di Bandung pada kurun 1983-1985. Kariernya makin mengilap dengan penunjukan sebagai Asisten Operasi Kasum ABRI, berlanjut ke Wakil Kepala Staf TNI AD (1986-1988) dengan tiga bintang emas di pundak (letjen).

Tak berselang lama, jabatan prestisius mampir lagi di pundaknya. Edi dipercaya menjadi KSAD, menggantikan Jenderal TNI Try Sutrisno yang diangkat Soeharto sebagai Panglima ABRI. Menariknya ketika Try berakhir masa jabatan, Edi Sudrajat kembali menggantikan.

Dia menjabat Panglima dalam periode sangat singkat yakni 19 Februari 1993-21 Mei 1993. Setelah itu Soeharto lebih memfokuskannya sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan (1993-1998). Adapun sosok yang menggantikannya sebagai Panglima yakni Jenderal TNI Feisal Tanjung.

Selepas dari tentara, dia sempat terjun ke politik dengan turut mendirikan dan menjabat Ketua Umum Pertai Kesatuan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Edi meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, pada 1 Desember 2006. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

“Jiwa heroik dan keberanian adalah salah satu pantulan karakter Pak Edi. Bagi banyak prajurit TNI, sosok Edi Sudrajat selaku perwira militer profesional memancarkan wibawa dari karakter yang kuat dan tangguh. Ia merupakan cermin sekaligus figur teladan bagi prajurit, yang mungkin sulit ditemukan lagi,” kata mantan Wakil KSAD Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri dalam bukunya “Aku Hanya Tentara: Catatan Militer, Kepemimpinan dan Kebangsaan Kiki Syahnakri,” dikutip Sabtu (26/11/2022).

Jenderal TNI (Purn) Moeldoko
Lahir di Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kediri, Jawa Timur, Moeldoko memilih berkarier sebagai tentara. Dia masuk Akabri Darat (kini Akmil) dan lulus pada 1981. Prestasinya di Lembah Tidar itu sangat cemerlang. Moel merupakan peraih Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama.

Penugasan militernya beragam, namun sebagian besar langsung di teritorial (kewilayahan). Moeldoko mula-mula menjabat sebagai Danton Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin (1981), kemudian Danki A Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin (1983) hingga Kasi Operasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana.

Perjalanan waktu mengantarkannya pada berbagai promosi jabatan. Semasa bintang dua, jabatan strategis yang diembannya antara lain Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad (2010), Pangdam XII/Tanjungpura dan Pangdam III/Siliwangi (2010). Kariernya terus meroket. Bintang emas di pundaknya juga bertambah.

Menyandang pangkat letjen, Moeldoko dipasrahi tanggung jawab sebagai Wakil Gubernur Lemhannas (2011). Namanya kian melejit saat ditunjuk sebagai Wakil KSAD pada 2013. Tak butuh lama, dia melesat menjadi orang nomor satu di matra Darat atau KSAD pada 2013. Moeldoko menggantikan seniornya, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2026 seconds (0.1#10.140)