Laksda Suprianto Irawan, Pentolan Kopaska Berjuluk Macan Laut Akhiri Pengabdian di TNI AL
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jangan pernah lelah mencintai negeri ini. Itulah kalimat yang paling sering terucap dari Laksamana Muda (Laksda) TNI Suprianto Irawan , perwira tinggi TNI AL dengan segudang prestasi yang kini telah memasuki masa purna tugas.
Julukan frogman, elang, dan macan laut sering disematkan terhadapnya. Bukan tanpa alasan julukan itu diterimanya. Sebab, Irawan berhasil memberantas berbagai sindikat kejahatan besar pengancam kedaulatan Republik Indonesia.
Lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1988 ini berhasil mencapai pangkat bintang dua melalui rekam jejak kesuksesan operasi dan prestasi kepemimpinan. Dia dikenal ahli dalam bidang intelijen dan pengamanan laut, tangan dinginnya terbukti sukses mengarsiteki penguatan Armada 1 Republik Indonesia, khususnya Selat Malaka sebagai salah satu perairan paling rawan di dunia.
Kariernya bermula sebagai komandan satuan elite TNI AL yaitu Detasemen Antisabotase Kopaska Armada Barat, kemudian komandan KRI Layang, Komandan Satuan Kopaska Armada Barat, Komandan Lanal Banten, Asisten Intelijen Danguspurlatim, Asintel Pangkolinlamil, dan Asintel Pangarmabar.
Tak lama setelah itu, ia menginisiasi pembentukan tim taktis penindak kejahatan di kawasan armada barat yang dinamakan western fleet quick respond sewaktu menjabat Danlantamal IV. Berkat inisatifnya bersama pimpinan TNI AL ketika itu, ia berhasil menekan tingkat kejahatan dari yang semula dijuluki ‘the most dangerous waters in the world’ menjadi zero.
Di antara kasus besar di bawah kendalinya adalah pengungkapan kejahatan narkotika jenis sabu, dengan barang bukti sejumlah satu ton yang menjadi terbesar sepanjang sejarah. Ketika itu, Panglima TNI pun turun langsung mengapresiasi.
“Tidak jarang nyawa menjadi taruhan, tapi sejak awal saya disumpah untuk melindungi NKRI dengan segenap tumpah darah, itu esensi dari sapta marga, apa pun kita siap untuk negara,” ujar Irawan dalam keterangannya, Kamis (24/11/2022).
Ia pun dikenal sangat vokal bicara tentang bahaya narkoba sebagai ancaman asimetris kedaulatan bangsa. Sejarah mencatat prestasi gemilangnya turut mengantarkan Irawan menjadi tangan kanan dari orang nomor satu di TNI AL yaitu selaku Aspam KSAL.
Setelah itu, Irawan pun diberi tugas khusus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Sekretaris Utama Badan Keamanan Laut (Sestama Bakamla). Sebagai orang nomor dua di institusi tersebut, ia menjadi motor di balik penguatan Bakamla sebagai Indonesian Coast Guard hingga lahirnya peraturan baru terkait integrasi keamanan laut.
Di antara deretan lencana dan penghargaan yang memenuhi ruang kerjanya, menurut perwira berusia 57 tahun ini, satu di antara yang paling berkesan adalah ketika diundang langsung ke Pentagon untuk dimintai saran oleh petinggi penegak hukum di Amerika Serikat ketika itu.
Seperti kata pepatah “Old Soldiers Never Die, They Just Fade Away”, kini sang laksamana itu telah memasuki masa purna. Akan tetapi, Irawan bersumpah bahwa pengabdian untuk negara tidak akan pernah usai sampai titik darah penghabisan.
“Indonesia ini negara maritim yang sangat kaya potensi, mohon saya didoakan agar bisa terus menjaga dan berbuat untuk merah putih yang kita cintai ini,” tutupnya dengan haru dan bangga.
Lihat Juga: Perwira Tinggi Bintang 3 TNI AU Menjabat Lebih dari Setahun, Salah Satunya Kepala Basarnas
Julukan frogman, elang, dan macan laut sering disematkan terhadapnya. Bukan tanpa alasan julukan itu diterimanya. Sebab, Irawan berhasil memberantas berbagai sindikat kejahatan besar pengancam kedaulatan Republik Indonesia.
Lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1988 ini berhasil mencapai pangkat bintang dua melalui rekam jejak kesuksesan operasi dan prestasi kepemimpinan. Dia dikenal ahli dalam bidang intelijen dan pengamanan laut, tangan dinginnya terbukti sukses mengarsiteki penguatan Armada 1 Republik Indonesia, khususnya Selat Malaka sebagai salah satu perairan paling rawan di dunia.
Kariernya bermula sebagai komandan satuan elite TNI AL yaitu Detasemen Antisabotase Kopaska Armada Barat, kemudian komandan KRI Layang, Komandan Satuan Kopaska Armada Barat, Komandan Lanal Banten, Asisten Intelijen Danguspurlatim, Asintel Pangkolinlamil, dan Asintel Pangarmabar.
Tak lama setelah itu, ia menginisiasi pembentukan tim taktis penindak kejahatan di kawasan armada barat yang dinamakan western fleet quick respond sewaktu menjabat Danlantamal IV. Berkat inisatifnya bersama pimpinan TNI AL ketika itu, ia berhasil menekan tingkat kejahatan dari yang semula dijuluki ‘the most dangerous waters in the world’ menjadi zero.
Di antara kasus besar di bawah kendalinya adalah pengungkapan kejahatan narkotika jenis sabu, dengan barang bukti sejumlah satu ton yang menjadi terbesar sepanjang sejarah. Ketika itu, Panglima TNI pun turun langsung mengapresiasi.
“Tidak jarang nyawa menjadi taruhan, tapi sejak awal saya disumpah untuk melindungi NKRI dengan segenap tumpah darah, itu esensi dari sapta marga, apa pun kita siap untuk negara,” ujar Irawan dalam keterangannya, Kamis (24/11/2022).
Ia pun dikenal sangat vokal bicara tentang bahaya narkoba sebagai ancaman asimetris kedaulatan bangsa. Sejarah mencatat prestasi gemilangnya turut mengantarkan Irawan menjadi tangan kanan dari orang nomor satu di TNI AL yaitu selaku Aspam KSAL.
Setelah itu, Irawan pun diberi tugas khusus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Sekretaris Utama Badan Keamanan Laut (Sestama Bakamla). Sebagai orang nomor dua di institusi tersebut, ia menjadi motor di balik penguatan Bakamla sebagai Indonesian Coast Guard hingga lahirnya peraturan baru terkait integrasi keamanan laut.
Di antara deretan lencana dan penghargaan yang memenuhi ruang kerjanya, menurut perwira berusia 57 tahun ini, satu di antara yang paling berkesan adalah ketika diundang langsung ke Pentagon untuk dimintai saran oleh petinggi penegak hukum di Amerika Serikat ketika itu.
Seperti kata pepatah “Old Soldiers Never Die, They Just Fade Away”, kini sang laksamana itu telah memasuki masa purna. Akan tetapi, Irawan bersumpah bahwa pengabdian untuk negara tidak akan pernah usai sampai titik darah penghabisan.
Baca Juga
“Indonesia ini negara maritim yang sangat kaya potensi, mohon saya didoakan agar bisa terus menjaga dan berbuat untuk merah putih yang kita cintai ini,” tutupnya dengan haru dan bangga.
Lihat Juga: Perwira Tinggi Bintang 3 TNI AU Menjabat Lebih dari Setahun, Salah Satunya Kepala Basarnas
(kri)