Raja Intelijen Bocorkan Calon Panglima TNI: Jenderal dari Luar Jawa

Rabu, 23 November 2022 - 05:05 WIB
loading...
A A A
Kejutan Besar
Penunjukan Jusuf sebagai Pangab sangat mengejutkan. Betapa tidak, jenderal kelahiran Kajuana, Bone, Sulawesi Selatan itu telah 13 tahun lamanya tak berseragam militer. Meski masih berstatus tentara aktif, namun dia telah masuk birokrasi sebagai menteri.

Di era Orde Baru, militer yang bertugas sipil ini dikenal dengan istilah ‘dikaryakan’. Jusuf semenjak dari Pangdam Hasanuddin XVI/Hasanuddin telah direkrut Presiden Soekarno sebagai Menteri Perindustrian Ringan (1964-1967), Menteri Perindustrian Dasar Indonesia (Februari-Juli 1966), dan berlanjut sebagai Menteri Perdagangan (1967-1968).

Ketika Soeharto mengambil alih kekuasaan, Jusuf kembali dipercaya masuk kabinet. Bangsawan Bugis itu diangkat sebagai Menteri Perindustrian (1968-1978). Baru lah setelah itu dia ditunjuk sebagai Menhankam/Pangab (1978-1983).

“Dibanding Maraden Panggabean yang digantikan, dia (Jusuf) kalah lengkap karier militernya terutama di bidang staf dan teritorial. Tetapi siapa yang berani melawan kehendak Soeharto?” kata Atmadji.

Panglima Para Prajurit
Lahir dari keluarga terpandang di Sulawesi Selatan, Jusuf saat muda merantau ke Yogyakarta untuk berniaga. Bukan hal mengherankan karena umumnya orang Bugis menekuni profesi sebagai pedagang atau pengusaha.

Tapi jalan hidup Jusuf ternyata tak menjadi saudagar. Dia lebih memilih bergabung sebagai anggota Tentara Rakyat Indonesia (cikal bakal TNI) di era kemerdekaan itu. Dia lantas masuk Corps Polisi Militer (CPM) pada 1949.

Di masa-masa awal sebagai tentara itu dia pernah menjadi ajudan Abdul Kahar Muzakkar, sosok yang sempat menjadi pengawal Bung Karno namun akhirnya ditembak mati pasukan Siliwangi akibat gerakan pemberontakannya di Sulsel. Perjalanan nasib akhirnya mengantar dia sebagai Pangdam Hasanuddin dan mencapai puncak karier militer sebagai Panglima ABRI.

Selepas pensiun dia masih dipercaya sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan. Jusuf sangat dihormati anggota TNI. Salah satu ingatan yang melekat pada banyak orang tentangnya yakni kebiasaan blusukan ke barak-barak dan menyapa prajurit.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengingat Jusuf sebagai sosok yang sangat sederhana. Jusuf, kata Prabowo, seorang jenderal yang tidak ingin menyusahkan anak buah dengan minta berbagai fasilitas.

“Dari beliau saya belajar pemimpin harus turun ke lapangan dan langsung memberikan solusi atas persoalan yang ada. Karena itu Jenderal Muhammad Jusuf sangat dihormati, bahkan dicium tangannya oleh anak buah,” tutur mantan Danjen Kopassus ini dalam buku biografinya “Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto”.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1396 seconds (0.1#10.140)