Korban Gempa Cianjur Banyak Anak Sekolah, Ini Penyebabnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di antara ratusan korban yang meninggal dunia dalam gempa Cianjur , Jawa Barat, Senin (21/11/2022), banyak di antaranya anak-anak yang masih berada di sekolah. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR, Selasa (22/11/2022).
"Kebanyakan korban yang terdampak Cianjur ini adalah mereka yang keruntuhan bangunan. Pada hari kemarin kita mendapat laporan banyak sekali anak-anak yang ada di sekolah yang menjadi korban," kata Henri di Ruang Rapat Komisi V DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Baca juga: Dampak Gempa Cianjur, 22.198 Rumah Rusak
Henri menjelaskan, anak-anak tersebut masih berada di dalam kelas saat gempa terjadi. Terlebih, titik gempa itu berada di bawah permukiman warga sehingga dampaknya menjadi besar.
"Seperti apa yang dijelaskan pihak BMKG tadi, episentrumnya persis di bawah permukiman dengan 5,6 (magnitudo) ini kita tidak perlu lagi menyangsikan dampak kerusakannya," terangnya.
Menurutnya, sampai kemarin bantuan dari berbagai wilayah seperti Bandung, Jakarta, Cirebon dan Cilacap dikerahkan ke lokasi. Namun, yang menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh tim adalah belum terjangkaunya kampung kecil di luar perkotaan.
"Dan juga banyaknya kampung-kampung atau daerah yang terpencil yang belum bisa kita tangani segera," ungkapnya.
Selain itu, kata Henri, Basarnas juga mengatakan pihaknya kesulitan melakukan evakuasi warga dari reruntuhan, karena kekurangan alat seperti untuk membelah beton, memotong baja dan pengungkit. Sehingga solusinya, tim dari beberapa daerah turut membawa alat-alat yang dibutuhkan.
"Ini (alat) bisa kita hitung, dari banyaknya bangunan yang runtuh. kita merasa sangat kekurangan, dan solusinya kita memberangkatkan bantuan dari Solo, Semarang, Jogja, Cilacap untuk bawa peralatan ini ke Cianjur sehingga pelayan untuk menolong di dalam reruntuhan bisa dipenuhi," papar Henri.
"Kebanyakan korban yang terdampak Cianjur ini adalah mereka yang keruntuhan bangunan. Pada hari kemarin kita mendapat laporan banyak sekali anak-anak yang ada di sekolah yang menjadi korban," kata Henri di Ruang Rapat Komisi V DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Baca juga: Dampak Gempa Cianjur, 22.198 Rumah Rusak
Henri menjelaskan, anak-anak tersebut masih berada di dalam kelas saat gempa terjadi. Terlebih, titik gempa itu berada di bawah permukiman warga sehingga dampaknya menjadi besar.
"Seperti apa yang dijelaskan pihak BMKG tadi, episentrumnya persis di bawah permukiman dengan 5,6 (magnitudo) ini kita tidak perlu lagi menyangsikan dampak kerusakannya," terangnya.
Menurutnya, sampai kemarin bantuan dari berbagai wilayah seperti Bandung, Jakarta, Cirebon dan Cilacap dikerahkan ke lokasi. Namun, yang menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh tim adalah belum terjangkaunya kampung kecil di luar perkotaan.
"Dan juga banyaknya kampung-kampung atau daerah yang terpencil yang belum bisa kita tangani segera," ungkapnya.
Selain itu, kata Henri, Basarnas juga mengatakan pihaknya kesulitan melakukan evakuasi warga dari reruntuhan, karena kekurangan alat seperti untuk membelah beton, memotong baja dan pengungkit. Sehingga solusinya, tim dari beberapa daerah turut membawa alat-alat yang dibutuhkan.
"Ini (alat) bisa kita hitung, dari banyaknya bangunan yang runtuh. kita merasa sangat kekurangan, dan solusinya kita memberangkatkan bantuan dari Solo, Semarang, Jogja, Cilacap untuk bawa peralatan ini ke Cianjur sehingga pelayan untuk menolong di dalam reruntuhan bisa dipenuhi," papar Henri.
(maf)