Erdogan Tinggalkan Bali di Tengah Guyuran Hujan Deras
loading...
A
A
A
DENPASAR - Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan meninggalkan Bali setelah selesai mengikuti rangkaian acara G20 di hari pertama. Dia memilih absen di hari kedua besok, Rabu (16/11/2022) hari ini.
Erdogan meninggalkan Bali menggunakan pesawat Turkiye Cumhuriyeti dari Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Pesawatnya secara resmi lepas landas pada pukul 16.05 Wita untuk kembali ke Ankara, Turki.
Sediannya, di hari kedua hari ini ada kegiatan penanaman bibit mangrove bersama hingga working session III yang membahas mengenai transformasi digital.
Alih-alih menghadiri working session, Erdogan justru memilih untuk bertemu langsung dengan wartawan. Erdogan mengutuk keras serangan bom di negerinya. Dia menuding ledakan tersebut sebagai aksi terorisme yang dilakukan sebuah kelompok teror.
Tak hanya itu, Erdogan juga mengatakan dunia sedang mengalami proses yang menyakitkan. Itu semua dimulai dengan pandemi Covid-19 yang terjadi dalam 3 tahun terakhir ini, dan menjadi semakin rumit akibat adanya konflik panas dan tekanan regional.
"Kami masih merasakan imbas dari langkah-langkah ketat yang kami ambil selama pandemi pada rantai pasok dan fungsi perdagangan internasional. Secara khusus, harga energi, pangan, dan bahan mentah yang luar biasa tinggi nampak mendorong semua ekonomi ke tepi jurang tanpa adanya pengecualian apapun," ujar Erdogan dalam konferensi pers di Nusa Dua, Rabu (16/11/2022).
Erdogan meninggalkan Bali menggunakan pesawat Turkiye Cumhuriyeti dari Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Pesawatnya secara resmi lepas landas pada pukul 16.05 Wita untuk kembali ke Ankara, Turki.
Sediannya, di hari kedua hari ini ada kegiatan penanaman bibit mangrove bersama hingga working session III yang membahas mengenai transformasi digital.
Alih-alih menghadiri working session, Erdogan justru memilih untuk bertemu langsung dengan wartawan. Erdogan mengutuk keras serangan bom di negerinya. Dia menuding ledakan tersebut sebagai aksi terorisme yang dilakukan sebuah kelompok teror.
Tak hanya itu, Erdogan juga mengatakan dunia sedang mengalami proses yang menyakitkan. Itu semua dimulai dengan pandemi Covid-19 yang terjadi dalam 3 tahun terakhir ini, dan menjadi semakin rumit akibat adanya konflik panas dan tekanan regional.
"Kami masih merasakan imbas dari langkah-langkah ketat yang kami ambil selama pandemi pada rantai pasok dan fungsi perdagangan internasional. Secara khusus, harga energi, pangan, dan bahan mentah yang luar biasa tinggi nampak mendorong semua ekonomi ke tepi jurang tanpa adanya pengecualian apapun," ujar Erdogan dalam konferensi pers di Nusa Dua, Rabu (16/11/2022).
(muh)