Biografi Sulistina Sutomo, Istri Bung Tomo yang Sederhana dan Setia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sulistina Sutomo, sosok istri Bung Tomo ini mungkin jarang dikenal. Diketahui, istri dari pahlawan nasional ini dikenal sebagai seorang yang sederhana dan setia.
Sulistina lahir di Malang pada 25 Oktober 1925. Awal mula mengenal Sutomo atau Bung Tomo terjadi ketika dirinya bekerja sebagai tim Palang Merah Indonesia (PMI) di Malang.
Baca juga : Kisah Cinta Bung Tomo dengan Aktivis PMI Jelang Pertempuran Surabaya
Tim PMI ini khusus dibentuk untuk merawat para pejuang yang terluka dalam peristiwa bersejarah 10 November. Kharisma milik Sutomo memang membuat rakyat Indonesia terkagum padanya, tak terkecuali Sulistina.
Setelah saling mengenal antara satu sama lain, mereka pun mulai dekat dengan sering mengirim surat.
Dikutip dari jurnal bertajuk Riwayat Hidup Bung Tomo, meskipun Bung Tomo sudah memiliki kekasih, namun banyak para wanita lain yang mencoba menggoyahkan hatinya atau beberapa orang tua yang menawarkan anaknya untuk dinikahi.
Akhirnya Bung Tomo memutuskan untuk bertunangan terlebih dahulu dengan Sulistina agar aman dari godaan. Bung Tomo akhirnya melamar Sulistina pada tanggal 5 Mei 1946.
Hingga pada akhirnya mereka berdua menikah di kala Indonesia masih dalam masa perjuangan untuk merebut kemerdekaan. Kala itu pernikahan tersebut sempat mendapat sorotan publik karena Bung Tomo yang tidak konsisten pada janjinya tidak akan menikah sebelum perjuangan selesai.
Sejatinya Bung Tomo juga sempat merasa bersalah. Karenanya dia sempat meminta persetujuan dari kelompok pemuda yang dipimpinnya, Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI).
Hingga akhirnya perkawinan tersebut disetujui oleh BPRI pada 19 Juni 1947. Pernikahan ini juga sempat tersebar dalam iklan di surat kabar Harian Beroeh.
Setelah menempuh hidup bersama, pasangan suami istri ini harus dipisahkan oleh maut yang menjemput Bung Tomo terlebih dahulu.
Baca juga : Teladani Perjuangan Bung Tomo, Soekarwo Semangati Anak Muda
Bung Tomo meninggal pada 7 Oktober 1981 di Padang Arafah. Pahlawan nasional ini meninggal ketika sedang menunaikan ibadah Haji.
Setelah suaminya meninggal, istri Bung Tomo ini kerap menulis tentang kejadian apapun yang dialaminya dalam secarik surat yang tak pernah terkirim.
Saking ingatnya dengan sang suami, Lies juga pernah menulis buku bertajuk ‘Romantisme Bung Tomo, Kumpulan Surat dan Dokumen Pribadi Pejuang Revolusi Kemerdekaan’ pada tahun 2006.
Hingga pada akhirnya Istri Bung Tomo ini menghembuskan nafas terakhirnya pada 31 Agustus 2016. Lies meninggal di usianya yak ke 91 tahun karena penyakit radang paru yang telah lama dideritanya.
Sulistina lahir di Malang pada 25 Oktober 1925. Awal mula mengenal Sutomo atau Bung Tomo terjadi ketika dirinya bekerja sebagai tim Palang Merah Indonesia (PMI) di Malang.
Baca juga : Kisah Cinta Bung Tomo dengan Aktivis PMI Jelang Pertempuran Surabaya
Tim PMI ini khusus dibentuk untuk merawat para pejuang yang terluka dalam peristiwa bersejarah 10 November. Kharisma milik Sutomo memang membuat rakyat Indonesia terkagum padanya, tak terkecuali Sulistina.
Setelah saling mengenal antara satu sama lain, mereka pun mulai dekat dengan sering mengirim surat.
Dikutip dari jurnal bertajuk Riwayat Hidup Bung Tomo, meskipun Bung Tomo sudah memiliki kekasih, namun banyak para wanita lain yang mencoba menggoyahkan hatinya atau beberapa orang tua yang menawarkan anaknya untuk dinikahi.
Akhirnya Bung Tomo memutuskan untuk bertunangan terlebih dahulu dengan Sulistina agar aman dari godaan. Bung Tomo akhirnya melamar Sulistina pada tanggal 5 Mei 1946.
Hingga pada akhirnya mereka berdua menikah di kala Indonesia masih dalam masa perjuangan untuk merebut kemerdekaan. Kala itu pernikahan tersebut sempat mendapat sorotan publik karena Bung Tomo yang tidak konsisten pada janjinya tidak akan menikah sebelum perjuangan selesai.
Sejatinya Bung Tomo juga sempat merasa bersalah. Karenanya dia sempat meminta persetujuan dari kelompok pemuda yang dipimpinnya, Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI).
Hingga akhirnya perkawinan tersebut disetujui oleh BPRI pada 19 Juni 1947. Pernikahan ini juga sempat tersebar dalam iklan di surat kabar Harian Beroeh.
Setelah menempuh hidup bersama, pasangan suami istri ini harus dipisahkan oleh maut yang menjemput Bung Tomo terlebih dahulu.
Baca juga : Teladani Perjuangan Bung Tomo, Soekarwo Semangati Anak Muda
Bung Tomo meninggal pada 7 Oktober 1981 di Padang Arafah. Pahlawan nasional ini meninggal ketika sedang menunaikan ibadah Haji.
Setelah suaminya meninggal, istri Bung Tomo ini kerap menulis tentang kejadian apapun yang dialaminya dalam secarik surat yang tak pernah terkirim.
Saking ingatnya dengan sang suami, Lies juga pernah menulis buku bertajuk ‘Romantisme Bung Tomo, Kumpulan Surat dan Dokumen Pribadi Pejuang Revolusi Kemerdekaan’ pada tahun 2006.
Hingga pada akhirnya Istri Bung Tomo ini menghembuskan nafas terakhirnya pada 31 Agustus 2016. Lies meninggal di usianya yak ke 91 tahun karena penyakit radang paru yang telah lama dideritanya.
(bim)