Podcast Aksi Nyata: Hadapi Bonus Demografi, Pemuda Perindo Sarankan Kemendikbudristek Membuat Kurikulum Khusus

Senin, 24 Oktober 2022 - 10:56 WIB
loading...
Podcast Aksi Nyata: Hadapi Bonus Demografi, Pemuda Perindo Sarankan Kemendikbudristek Membuat Kurikulum Khusus
Direktur Eksekutif DPP Pemuda Perindo Iqnal Shalat Sukma Wibowo dalam Podcas Aksi Nyata. Foto/Tangkapan layar
A A A
JAKARTA - Tahun 2030 Indonesia akan mengalami bonus demografi. Untuk menghadapi tantangan itu, Pemuda Perindo sebagai sayap organisasi kepemudaan Partai Perindo menyarankan kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk membuat kurikulum khusus.

"Harus dibuatkan kayak kurikulum khusus. Kalau menurut saya sih semacam pelatihan gitu, latihan kurikulum khusus atau kayak bahasa Indonesia, bahasa Inggris kalau sudah ada ya," kata Direktur Eksekutif DPP Pemuda Perindo Iqnal Shalat Sukma Wibowo dalam Podcas Aksi Nyata bertema "Digitalisasi Bekal Generasi Muda Hadapi Bonus Demografi", Minggu (23/10/2022).

Menurut Iqnal, perlu juga ada pelajaran untuk digitalisasi dan juga pengarahan dari pakar dan praktisi agar penduduk usia produktif itu bisa menjadi pengusaha. Sehingga, mereka bisa mengedukasi kepada teman-teman dan terjadi regenerasi.

"Pelajaran untuk digitalisasi, jadi nanti pengarahannya adalah selain yang menjadi pengusaha ya, kan dia juga bisa menjadi apa edukasi ke teman-temannya juga ada regenerasinya," katanya.

Namun, kata Iqnal, kita tidak bisa hanya berharap kepada pemerintah. Karena itu, perlu juga dukungan dari masyarakat. "Kita enggak bisa juga berharap banyak pemerintah harus campaign terus tanpa dukungan masyarakat," ujarnya.

Iqnal kembali menegaskan, yang terpenting adalah program dan kurikulum sekolah harus diubah, karena algoritma dan cara pandang hari ini sudah mulai berubah ke digitalisasi. Kalau pendidikan masih mengajarkan hal sama, bangsa Indonesia akan tertinggal.

"Kalau dari segi pendidikan juga tidak berubah ya yang rugi kita, adik-adik kita nih jadinya enggak terurus secara mental dan fisik gitu kan. Dia enggak tahu nih kalau seandainya main game terlalu lama apa dampaknya, seperti apa dampak fisiknya. Jadi seperti itulah yang PR-nya bagi kurikulum itu penting banget," jelasnya.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1321 seconds (0.1#10.140)