Menteri LHK: NGO Berperan Penting Memperbaiki Pengelolaan Lingkungan

Senin, 17 Oktober 2022 - 00:06 WIB
loading...
Menteri LHK: NGO Berperan...
Siti Nurbaya saat menghadiri acara puncak 42 tahun WALHI sekaligus peluncuran Akademi Ekologi WALHI yang digelar di Training Center WALHI, di Caringin, Kabupaten Bogor. Foto: SINDOnews/Dok
A A A
BOGOR - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menilai kehadiran civil society atau NGO cukup berperan dan memberi pengaruh positif, baik sebagai sumber informasi, maupun advokasi kebijakan publik.

Begitu juga dalam upaya bersama mengawal perbaikan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya hutan secara berkeadilan. Hal itu disampaikan Siti Nurbaya saat menghadiri acara puncak 42 tahun WALHI sekaligus peluncuran Akademi Ekologi WALHI yang digelar di Training Center WALHI, di Caringin, Kabupaten Bogor, akhir pekan ini.

Situ Nubaya menyebutkan, WALHI dan beberapa civil society telah banyak berperan dalam upaya perbaikan pengelolaan lingkungan hidup.



"WALHI sudah pada jalur strategi pembudayaan lingkungan tersebut. Sebagai sebuah NGO, menjadi luar biasa ketika peduli terhadap pentingnya keberadaan Training Center," ujar Menteri Siti, dalam keterangan, Minggu (16/10/2022).

Kehadiran NGO juga erat kaitannya dengan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Agar peran masyarakat semakin kuat, maka diperlukan pembudayaan lingkungan melalui pendidikan lingkungan atau ekologi berbasis masyarakat.

"WALHI tidak tampil sebagai NGO yang sekadar berbeda pandangan dengan pemerintah, atau bahkan menentang kebijakan pemerintah," tandasnya.

Training Center WALHI dapat menjadi contoh sebuah lembaga yang mengedepankan aspek pengetahuan, beserta keahlian/ keterampilan mengelola lingkungan.

Training Center WALHI juga berperan penting dalam mengambil peran menciptakan green jobs di berbagai sektor dan lini pembangunan.

Direktur Eksekutif Nasional WALHI Zenzi Suhadi menyampaikan, WALHI tengah menyiapkan Akademi Ekologi di 28 provinsi, yang menjadi tempat belajar dan praktikum ilmu pengetahuan alam dan pendidikan lingkungan, khususnya bagi generasi muda.

"Mereka, generasi muda kita, yang akan menjadi pemimpin di masa depan. Oleh karena itu, kita awali langkah mereka dengan perspektif ekologi," jelasnya.

Lebih lanjut Zenzi menyatakan, penyelamatan lingkungan perlu menjadi gerakan sosial dan moral. Karena lingkungan yang baik dan sehat itu, hak sekaligus kewajiban kita semua untuk mengupayakannya.

Di peringatan 42 tahun ini, WALHI mengambil tagline "Rumah Gerakan Rakyat untuk Keadilan Ekologis". WALHI menegaskan posisi sebagai wadah atau rumah yang mengkonsolidasikan dan menghimpun kekuatan gerakan rakyat dalam mewujudkan keadilan ekologis.

Ketua Dewan Nasional WALHI Raynaldo G Sembiring, mengatakan, WALHI terus bergerak dinamis dan kontekstual dengan tetap berpegang teguh pada prinsip perjuangannya.

Menurutnya, WALHI memasuki fase yang berbeda dari sebelumnya. Dengan kondisi belum sepenuhnya lepas dari pandemi dan ancaman resesi, segenap komponen WALHI dituntut harus tetap bekerja melestarikan lingkungan dengan pola-pola adaptif.

"Ada tiga cara untuk kita terus bekerja bersama untuk wilayah kelola rakyat, yaitu konsolidasi pengetahuan, kaderisasi, dan konsolidasi jaringan," tutupnya.
(thm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1892 seconds (0.1#10.140)