Peringati Maulid Nabi, PAN Ingatkan Kadernya Berakhlak Rasul
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peringati kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi. Partai Amanat Nasional (PAN) menggelar tausiyah bareng yang diikuti beberapa kadernya baik online maupun offline.
Kegiatan yang dilakukan di Kantor DPP PAN, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, itu dimanfaatkan pengurus pusat partai untuk mengajak kadernya menekuni akhlak Nabi Muhammad SAW. “Yah kita berharap lewat kegiatan ini, tercipta kader yang meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW,” kata Sekjen PAN Eddy Soeparno, Jumat (14/10/2022).
PAN, lanjut Eddy, menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai tolak ukur sehingga menjadi contoh bagi kadernya. Proses menjadi insan politik menjadi lebih berintegritas. “Selain itu, untuk melahirkan pemimpin. Salah satu kriteria pemimpin yang kita inginkan adalah mereka mereka yang mampu paling tidak mencoba teladani Nabi Muhammad SAW,” tambahnya.
Dalam kegiatan yang mengambil tema “Meneladani Akhlak Nabi” itu, Eddy melihat beberapa sikap tauladan yang bisa diambil. “Pertama, Nabi Muhammad SAW yang kerap berjuangan dan dilakukan penuh pengorbanan,” lanjutnya.
Tak hanya itu saat meninggalpun, kata Eddy, Nabi tak ingin diperlakukan sebagai raja yang harus dihormati. Bahkan, sepengetahunnya saat meninggal nabi tidak meninggalkan apa pun. “Dan yang terpenting, Nabi mengajarkan kita segala sesuatunya itu sifatnya sementara sambil berlalu di dunia,” jelasnya.
Selain melakukan sholawatan dan pujian terhadap Nabi. Acara juga di isi tausiyah dari Ustad Usman Syaha. Dalam tausiyahnya, Ustad Usman meminta agar ajaran Nabi Muhammad menjadi suri tauladan. “Jadikan Rosul sebagai suri tauladan kalian semua,” pesannya dalam tausiyah itu.
Kegiatan yang dilakukan di Kantor DPP PAN, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, itu dimanfaatkan pengurus pusat partai untuk mengajak kadernya menekuni akhlak Nabi Muhammad SAW. “Yah kita berharap lewat kegiatan ini, tercipta kader yang meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW,” kata Sekjen PAN Eddy Soeparno, Jumat (14/10/2022).
PAN, lanjut Eddy, menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai tolak ukur sehingga menjadi contoh bagi kadernya. Proses menjadi insan politik menjadi lebih berintegritas. “Selain itu, untuk melahirkan pemimpin. Salah satu kriteria pemimpin yang kita inginkan adalah mereka mereka yang mampu paling tidak mencoba teladani Nabi Muhammad SAW,” tambahnya.
Dalam kegiatan yang mengambil tema “Meneladani Akhlak Nabi” itu, Eddy melihat beberapa sikap tauladan yang bisa diambil. “Pertama, Nabi Muhammad SAW yang kerap berjuangan dan dilakukan penuh pengorbanan,” lanjutnya.
Tak hanya itu saat meninggalpun, kata Eddy, Nabi tak ingin diperlakukan sebagai raja yang harus dihormati. Bahkan, sepengetahunnya saat meninggal nabi tidak meninggalkan apa pun. “Dan yang terpenting, Nabi mengajarkan kita segala sesuatunya itu sifatnya sementara sambil berlalu di dunia,” jelasnya.
Selain melakukan sholawatan dan pujian terhadap Nabi. Acara juga di isi tausiyah dari Ustad Usman Syaha. Dalam tausiyahnya, Ustad Usman meminta agar ajaran Nabi Muhammad menjadi suri tauladan. “Jadikan Rosul sebagai suri tauladan kalian semua,” pesannya dalam tausiyah itu.
(cip)