Komnas HAM Kirim Selongsong Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan ke Laboratorium

Rabu, 12 Oktober 2022 - 18:31 WIB
loading...
Komnas HAM Kirim Selongsong...
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan pihaknya telah mengirim selongsong peluru gas air mata yang dipakai saat tragedi Kanjuruhan untuk diuji ke laboratorium. Foto/ANTARA
A A A
JAKARTA - Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan pihaknya telah mengirim selongsong peluru gas air mata yang dipakai saat tragedi Kanjuruhan untuk diuji ke laboratorium. Diharapkan hasil laboratorium bisa semakin membuat terang tragedi yang menelan korban 132 Aremania tersebut.

"Terkait ini semua bagaimana terkait laporan akhir dan laboratorium yang kami gunakan sesegera mungkin memberikan hasil, karena kami tidak mempunyai kemampuan untuk meneliti, makanya kami bekerja sama dengan teman-teman di laboratoriumnya," ujar Choirul saat jumpa pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Rabu (12/10/2022).



Choirul melanjutkan para korban tewas sendiri berdesakan ke luar pintu Stadion Kanjuruhan setelah alami sesak nafas akibat ditembakkan gas air mata. Pihaknya sempat mendapatkan beberapa selongsong gas air mata yang masih panas.

Komnas HAM pun sudah mengirim selongsong tersebut kepada pihak laboratorium dikarenakan dampak korban baik yang selamat maupun yang tewas akibat gas air mata tersebut cukup mengerikan.

"Kami mendapatkan berbagai informasi terkait kondisi jenazah, baik dari korban langsung maupun penjelasan dari teman-teman kedokteran yang menangani peristiwa tersebut, misalnya banyak yang biru wajahnya, tersu ada beberapa yang mengeluarkan busa, ada yang beberapa matanya tidak hanya merah tapi sampai kecokelatan," jelas dia.

"Ada bahkan, kami Senin itu bertemu salah satu korban, misalnya dari Sabtu peristiwanya sampai Minggu, Senin ketemu kami agak sore itu baru saja matanya bisa melihat," Sambung Anam.

Dilanjutkan Choirul, dengan uji laboratorium tersebut, Komnas HAM ingin mengetahui zat kimia apa yang dikandung dan memberikan efek apa terhadap kesehatan. "Dengan menguji gas air mata, kita kepingin melihat apa yang terkandung, zat kimia yang terkandung di sana, dan bagaimana efek terhadap kesehatan," lanjut Anam.

Sebelumnya, Komnas HAM mengungkapkan detik-detik tragedi Kanjuruhan yang menimbulkan 132 korban jiwa. Kronologis itu didapat setelah lembaga itu melakukan investigasi dengan memeriksa sejumlah dokumen dan meminta keterangan para saksi.

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan kondisi di Stadion Kanjuruhan masih komdusif pasca 20 menit peluit akhir laga Arema FC melawan Persebaya ditiup. Selepas pertandingan berakhir, para pemain Arema menyampaikan permintaan maaf kepada Aremania.

"Itu kita nilai bahwa 14 sampai 20 menit pasca peluit ditiupkan itu suasananya terkendali. Memang ada suporter yang masuk ke lapangan, tetapi itu untuk memberikan semangat," tutur Anam.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2822 seconds (0.1#10.140)