Hasil Penelitian Sebut Zat Kimia BPA Dapat Bermigrasi ke Air dalam Suhu Ruangan

Jum'at, 07 Oktober 2022 - 15:56 WIB
loading...
Hasil Penelitian Sebut...
Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mengatakan ancaman bahaya zat kimia Bisphenol A (BPA) dalam kemasan plastik semakin nyata. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pernyataan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono terkait ancaman bahaya zat kimia Bisphenol A (BPA) semakin nyata. Pasalnya, ada banyak bukti ilmiah zat BPA yang dipakai industri plastik untuk wadah minuman dan makanan sangat berbahaya bagi kesehatan.

"Keselamatan publik itu prioritas kita semua. Jejak Bisphenol A atau BPA, bahan kimia yang digunakan dalam produk plastik, banyak terdeteksi di tubuh dan di lingkungan kita,” katanya, Jumat (7/10/2022).

Pernyataan Pandu Riono didukung oleh penelitian paling mutakhir yang dipublikasikan pada 23 September 2022. Dalam sebuah jurnal berjudul "Effects Of Temperature and Storage Time On Bidphenol A Migration from Polycarbonate Bottles Into Water: Analisilys using Visible Spectrophotometric Method”. Penelitian milik Benue State University, dengan judul Pengaruh Suhu dan waktu penyimpanan terhadap migrasi BPA dari kemasan plastik PC ke air. Hasilnya adalah BPA bermigrasi dari kemasan plastik PC ke air walau hanya pada suhu ruangan.



Begitu juga Environmental Engineering Laboratory, Departement d' Enginyeria Quimica, Universitat Rovira I Virgil, Av Paisos Catalan 26, 43007, Tarragona Catalonia, Spain yang melakukan studi mengenai BPA Toxcokinetik terhadap jenis kelamin pada anak – anak dengan judul, "Unravelling Sex-specipic in Children Using Pediatric PBPK Model".

Dari studi tersebut dapat diambil kesimpulan, anak-anak memiliki peluang risiko lebih tinggi dari orang dewasa terhadap paparan BPA terhadap organ dalam.



Sedangkan, Institute of Medical Molecular Biotechnology, Faculty of Medicine Universiti Teknologi MARA (UiTM), Cawangan Selangor, Malaysia yang melakukan penelitian berjudul “The Current Findings on the Impact of Prenatal BPA Exposure on Metabolic Parameters: In Vivo and Epidemiological Evidence”.

Hasilnya, ditemukan pengaruh dari paparan BPA pada ibu hamil yang dapat menyebabkan perubahan parameter metabolisme di masa kanak kanak dan meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti obesitas dan DMT2 di masa dewasa.

Kelompok lingkungan dan kesehatan masyarakat Amerika Serikat mendesak US Food and Drug Administration agar memperketat kandungan Bisphenol A pada plastik yang bersentuhan dengan makanan. Dalam petisi yang dilancarkan pada 27 Januari 2022 menyatakan BPA dapat berbahaya kendati masyarakat terpapar dalam jumlah jauh di bawah batas toleransi.

Sementara, European Food Safety Authority (EFSA) terus memperketat Tolerable Daily Intake (TDI) BPA. Pada 2015, TDI BPA sebesar 4 mikrogram/Kg berat badan manusia per hari. Maksudnya, batas toleransi yang diizinkan senyawa BPA masuk ke dalam tubuh berdasarkan berat badan manusia adalah 4 mikrogram tiap kilogram berat badan manusia.

Akan tetapi TDI BPA pada 2021 menjadi sangat ketat yaitu hanya 0,00004 mikrogram / kg berat badan manusia/ hari. Artinya hanya dalam kurun waktu 6 tahun telah terjadi pengetatan sebesar 100 ribu kali lipat lebih ketat.

Karena sudah ada temuan oleh BPOM di enam kota besar di Indonesia yakni, Medan, Manado, Bandung, Jakarta, Banda Aceh dan Aceh Tenggara bahwa kandungan BPA telah melampaui ambang batas yang ditentukan berdasarkan riset yang dilakukan sepanjang 2021 - 2022. Maka BPOM akan segera melabeli galon guna ulang berbahan PC demi melindungi kesehatan masyarakat.
(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2244 seconds (0.1#10.140)