Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan Jadi Perhatian Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengungkapkan bahwa penggunaan gas air mata dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mahfud MD menepis isu bahwa Jokowi tidak memperhatikan penggunaan gas air mata pada tragedi Kanjuruhan.
"Ketika presiden melihat lapangan, lalu melihat 'oh ini kuncinya, ini terlalu curam, pintunya dikunci' itu saja. Itu sebagai tambahan saja," ujar Mahfud MD di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Jumat (7/10/2022).
"Tapi substansi pandangan presiden itu sudah dipidatokan hari Minggu dan Senin, bahwa itu masalah gas air mata, masalah regulasi, kedisiplinan, dan perintah mengambil tindakan itu kan perhatian presiden," sambungnya.
Bahkan, Mahfud MD menuturkan bahwa Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) terbentuk karena Presiden Jokowi salah satunya memperhatikan soal penggunaan gas air mata, serta faktor lain seperti kultur PSSI, dan ketidakprofesionalan kehendak Polri.
"Presiden justru bicara yang lebih komprehensif. Sebelum melihat bangunan itu, beliau sudah membentuk tim dan sudah bicara mengenai gas air mata, bicara tentang unprofessional kehendak dari polisi, sudah bicara tentang regulasi, tentang kultur PSSI, maka dibentuk TGIPF," sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meninjau kondisi Stadion Kanjuruhan pascatragedi sepak bola yang terjadi pada Sabtu 1 Oktober 2022. Peninjauan dilakukan untuk mengetahui secara persis peristiwa yang terjadi saat itu.
Seusai meninjau stadion, Jokowi memandang tragedi Kanjuruhan disebabkan oleh banyak faktor. "Sebagai gambaran, tadi saya melihat bahwa problemnya ada di pintu yang terkunci dan juga tangga yang terlalu tajam ditambah kepanikan yang ada, tapi itu saya hanya melihat lapangannya,” kata Presiden Jokowi, Rabu (5/10/2022).
Jokowi kembali menegaskan tata kelola persepakbolaan Indonesia perlu diperbaiki secara keseluruhan, baik dalam hal tata kelola pertandingan, stadion, penonton, hingga pengamanan. Jokowi juga menambahkan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menyatakan kesiapannya untuk membantu memperbaiki tata kelola tersebut.
"Saya kira kita memang perlu evaluasi total semuanya, baik manajemen pertandingan, manajemen stadion, manajemen penonton, manajemen waktu, manajemen pengamanan. Semuanya harus dievaluasi total agar peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan ini tidak terjadi lagi, jelas semuanya,” katanya.
Jokowi pun menjelaskan pemerintah telah membentuk TGIPF yang diketuai Mahfud MD. Tim tersebut dibentuk untuk mencari tahu secara detail penyebab utama atas terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan.
"Ketika presiden melihat lapangan, lalu melihat 'oh ini kuncinya, ini terlalu curam, pintunya dikunci' itu saja. Itu sebagai tambahan saja," ujar Mahfud MD di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jakarta, Jumat (7/10/2022).
"Tapi substansi pandangan presiden itu sudah dipidatokan hari Minggu dan Senin, bahwa itu masalah gas air mata, masalah regulasi, kedisiplinan, dan perintah mengambil tindakan itu kan perhatian presiden," sambungnya.
Bahkan, Mahfud MD menuturkan bahwa Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) terbentuk karena Presiden Jokowi salah satunya memperhatikan soal penggunaan gas air mata, serta faktor lain seperti kultur PSSI, dan ketidakprofesionalan kehendak Polri.
"Presiden justru bicara yang lebih komprehensif. Sebelum melihat bangunan itu, beliau sudah membentuk tim dan sudah bicara mengenai gas air mata, bicara tentang unprofessional kehendak dari polisi, sudah bicara tentang regulasi, tentang kultur PSSI, maka dibentuk TGIPF," sambungnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meninjau kondisi Stadion Kanjuruhan pascatragedi sepak bola yang terjadi pada Sabtu 1 Oktober 2022. Peninjauan dilakukan untuk mengetahui secara persis peristiwa yang terjadi saat itu.
Seusai meninjau stadion, Jokowi memandang tragedi Kanjuruhan disebabkan oleh banyak faktor. "Sebagai gambaran, tadi saya melihat bahwa problemnya ada di pintu yang terkunci dan juga tangga yang terlalu tajam ditambah kepanikan yang ada, tapi itu saya hanya melihat lapangannya,” kata Presiden Jokowi, Rabu (5/10/2022).
Jokowi kembali menegaskan tata kelola persepakbolaan Indonesia perlu diperbaiki secara keseluruhan, baik dalam hal tata kelola pertandingan, stadion, penonton, hingga pengamanan. Jokowi juga menambahkan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menyatakan kesiapannya untuk membantu memperbaiki tata kelola tersebut.
"Saya kira kita memang perlu evaluasi total semuanya, baik manajemen pertandingan, manajemen stadion, manajemen penonton, manajemen waktu, manajemen pengamanan. Semuanya harus dievaluasi total agar peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan ini tidak terjadi lagi, jelas semuanya,” katanya.
Jokowi pun menjelaskan pemerintah telah membentuk TGIPF yang diketuai Mahfud MD. Tim tersebut dibentuk untuk mencari tahu secara detail penyebab utama atas terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan.
(rca)