Saiful Mujani: Yang di PDIP pun Bisa Pergi Kalau Puan Dipaksakan Jadi Capres
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pendiri Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saiful Mujani berpendapat Puan Maharani tidak bisa diharapkan untuk menjaga suara PDIP stabil. Pendapat ini didasarkan pada hasil studi eksperimental untuk melihat hubungan kausalitas antara empat nama tokoh yang dipersepsikan sebagai capres 2024 dengan PDIP.
Berdasarkan hasil survei pada 3-15 Agustus 2022 itu, diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan Ganjar Pranowo lebih berpengaruh pada peningkatan suara PDIP ketimbang Puan yaitu 14,7 persen. Sementara pengaruh Anies Baswedan 9,9 persen dan Prabowo 8,4 persen. Sebaliknya Puan Maharani justru memberi pengaruh negatif. Survei dilakukan pada 1.220 responden berjumlah dengan margin of error ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95%.
“Mbak Puan tidak meningkatkan elektabilitas PDIP kalau dia dicalonkan,” jelas Doktor lulusan Ohio State University, Amerika Serikat tersebut pada program ’Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ bertajuk ”Efek Calon Presiden terhadap Partai” di YouTube SMRC TV, Kamis (29/9/2022).
“Yang bisa diharapkan untuk itu (menjaga suara PDIP) adalah Prabowo, Anies, atau Ganjar. Namun jika yang dilihat adalah kader sendiri untuk menjadi presiden dan ingin memperkuat partai, maka Ganjar adalah pilihan terbaik bagi PDIP untuk tetap menjadi partai terbesar dan mendapatkan dukungan paling banyak dibanding partai lain,” kata Saiful.
Lebih jauh Saiful menyatakan bahwa suara PDIP sendiri tidak cukup menjadikan seorang calon menjadi presiden. Ganjar, menurut dia, bisa menarik suara dari gerbong politik lain. Anies dan Prabowo juga demikian. Setidak-tidaknya, menurut Saiful, mereka tidak mengancam suara PDIP jika PDIP mencalonkan mereka. Berbeda dengan Puan Maharani yang justru cenderung mengancam suara PDIP.
“Orang yang ada di PDIP pun bisa pergi jika Puan dipaksakan menjadi calon presiden,” pungkasnya.
Berdasarkan hasil survei pada 3-15 Agustus 2022 itu, diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan Ganjar Pranowo lebih berpengaruh pada peningkatan suara PDIP ketimbang Puan yaitu 14,7 persen. Sementara pengaruh Anies Baswedan 9,9 persen dan Prabowo 8,4 persen. Sebaliknya Puan Maharani justru memberi pengaruh negatif. Survei dilakukan pada 1.220 responden berjumlah dengan margin of error ± 3,1% pada tingkat kepercayaan 95%.
“Mbak Puan tidak meningkatkan elektabilitas PDIP kalau dia dicalonkan,” jelas Doktor lulusan Ohio State University, Amerika Serikat tersebut pada program ’Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ bertajuk ”Efek Calon Presiden terhadap Partai” di YouTube SMRC TV, Kamis (29/9/2022).
“Yang bisa diharapkan untuk itu (menjaga suara PDIP) adalah Prabowo, Anies, atau Ganjar. Namun jika yang dilihat adalah kader sendiri untuk menjadi presiden dan ingin memperkuat partai, maka Ganjar adalah pilihan terbaik bagi PDIP untuk tetap menjadi partai terbesar dan mendapatkan dukungan paling banyak dibanding partai lain,” kata Saiful.
Lebih jauh Saiful menyatakan bahwa suara PDIP sendiri tidak cukup menjadikan seorang calon menjadi presiden. Ganjar, menurut dia, bisa menarik suara dari gerbong politik lain. Anies dan Prabowo juga demikian. Setidak-tidaknya, menurut Saiful, mereka tidak mengancam suara PDIP jika PDIP mencalonkan mereka. Berbeda dengan Puan Maharani yang justru cenderung mengancam suara PDIP.
“Orang yang ada di PDIP pun bisa pergi jika Puan dipaksakan menjadi calon presiden,” pungkasnya.
(muh)