Peringati HUT ke-77, Pengamat: Dukung TNI AL Membangun Kejayaan Maritim NKRI
loading...
A
A
A
JAKARTA - TNI Angkatan Laut (AL) genap berusia 77 tahun pada Sabtu 10 September 2022. Di usianya yang semakin matang tersebut, TNI AL bertanggung jawab dalam pertahanan negara di bidang laut.
"Dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, tugas TNI AL di antaranya membangun kekuatan dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional," jelas pengamat maritim yang juga Pendiri Ahli Keselamatan dan Keamanan Maritim Indonesia (AKKMI) Marcellus Hakeng Jayawibawa, Minggu (11/9/2022).
Selain itu, TNI AL juga bertugas melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut untuk mendukung kebijakan politik luar negeri pemerintah. Semboyan Jalesveva Jayamahe yang bermakna "Justru di Lautan Kita Menang” atau “Kejayaan Kita Ada di Laut” hingga kini terus melekat di pundak para prajurit TNI AL.
Pada peringatan kali ini, TNI AL mengusung tema “Membangun Kejayaan Maritim untuk Pulih Lebih cepat, Bangkit Lebih Kuat, Laut Bersih, Rakyat Sejahtera”. Tema tersebut dinilai sangat tepat dengan kondisi bangsa saat ini.
"Tema membangun kejayaan maritim untuk pulih lebih cepat menurut saya sangatlah tepat. Mengingat sejak dahulu Indonesia adalah negara maritim. Negara kita tercinta ini secara geografis terletak antara simpangan dua samudera dan dua benua. Kita juga memiliki 17.504 pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Rote,” katanya.
Dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta kilometer persegi. Dari total luas wilayah tersebut, sekitar 5,8 juta kilometre persegi adalah wilayah perairan. Hanya 2,01 juta kilometer persegi yang berupa daratan.
"Kita sudah dikenal sebagai bangsa yang menghasilkan pelaut-pelaut andal. Oleh karena luasnya lautan yang dimiliki Indonesia serta letaknya yang sangat strategis di jalur perdagangan dan perlintasan kapal-kapal dunia, maka sudah seharusnya Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia," imbuhnya.
Sebagai seorang pelaut, Hakeng juga salut terhadap TNI AL yang sangat peduli dengan kebersihan laut untuk kesejahteraan rakyat. Persoalan laut bersih dari sampah sangatlah tepat. Karena laut bukanlah lokasi pembuangan sampah raksasa. Langkah personel TNI AL dalam HUT yang melakukan kerja bersih-bersih area laut dan pantai harus didukung oleh seluruh elemen masyarakat baik yang berada di pesisir pantai ataupun yang berada jauh dari pantai.
"Potensi laut Indonesia itu menyimpan kekayaan sangat besar untuk menghasilkan devisa bagi negara. Selain itu, laut juga merupakan sumber pangan bagi rakyat indonesia, Karena itu, jangan jadikan laut sebagai tujuan dari pembuangan sampah rumah tangga ataupun kapal-kapal serta pabrik. Ingat ada potensi Rp1.700 triliun bisa kita maksimalkan jika kita dapat mengelola lautan kita dengan tepat," katanya.
Hakeng menambahkan, pengelolaan sampah harus dilakukan secara terintegrasi dari hulu ke hilir. Solusi inovatif diperlukan pula demi mengurangi masuknya sampah sungai ke laut. “Paling penting adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah bukan pada tempatnya. Karena, laut bukan tempat sampah, laut adalah masa depan Bangsa Indonesia sebagai Bangsa Maritim," katanya.
"Dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, tugas TNI AL di antaranya membangun kekuatan dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional," jelas pengamat maritim yang juga Pendiri Ahli Keselamatan dan Keamanan Maritim Indonesia (AKKMI) Marcellus Hakeng Jayawibawa, Minggu (11/9/2022).
Selain itu, TNI AL juga bertugas melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut untuk mendukung kebijakan politik luar negeri pemerintah. Semboyan Jalesveva Jayamahe yang bermakna "Justru di Lautan Kita Menang” atau “Kejayaan Kita Ada di Laut” hingga kini terus melekat di pundak para prajurit TNI AL.
Pada peringatan kali ini, TNI AL mengusung tema “Membangun Kejayaan Maritim untuk Pulih Lebih cepat, Bangkit Lebih Kuat, Laut Bersih, Rakyat Sejahtera”. Tema tersebut dinilai sangat tepat dengan kondisi bangsa saat ini.
"Tema membangun kejayaan maritim untuk pulih lebih cepat menurut saya sangatlah tepat. Mengingat sejak dahulu Indonesia adalah negara maritim. Negara kita tercinta ini secara geografis terletak antara simpangan dua samudera dan dua benua. Kita juga memiliki 17.504 pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai Rote,” katanya.
Dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta kilometer persegi. Dari total luas wilayah tersebut, sekitar 5,8 juta kilometre persegi adalah wilayah perairan. Hanya 2,01 juta kilometer persegi yang berupa daratan.
"Kita sudah dikenal sebagai bangsa yang menghasilkan pelaut-pelaut andal. Oleh karena luasnya lautan yang dimiliki Indonesia serta letaknya yang sangat strategis di jalur perdagangan dan perlintasan kapal-kapal dunia, maka sudah seharusnya Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia," imbuhnya.
Sebagai seorang pelaut, Hakeng juga salut terhadap TNI AL yang sangat peduli dengan kebersihan laut untuk kesejahteraan rakyat. Persoalan laut bersih dari sampah sangatlah tepat. Karena laut bukanlah lokasi pembuangan sampah raksasa. Langkah personel TNI AL dalam HUT yang melakukan kerja bersih-bersih area laut dan pantai harus didukung oleh seluruh elemen masyarakat baik yang berada di pesisir pantai ataupun yang berada jauh dari pantai.
"Potensi laut Indonesia itu menyimpan kekayaan sangat besar untuk menghasilkan devisa bagi negara. Selain itu, laut juga merupakan sumber pangan bagi rakyat indonesia, Karena itu, jangan jadikan laut sebagai tujuan dari pembuangan sampah rumah tangga ataupun kapal-kapal serta pabrik. Ingat ada potensi Rp1.700 triliun bisa kita maksimalkan jika kita dapat mengelola lautan kita dengan tepat," katanya.
Hakeng menambahkan, pengelolaan sampah harus dilakukan secara terintegrasi dari hulu ke hilir. Solusi inovatif diperlukan pula demi mengurangi masuknya sampah sungai ke laut. “Paling penting adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah bukan pada tempatnya. Karena, laut bukan tempat sampah, laut adalah masa depan Bangsa Indonesia sebagai Bangsa Maritim," katanya.
(cip)